analisa pengawasan mutu airdi pt. djago semarangrepository.unika.ac.id/14542/1/14.i1.0020 jessica...

45
ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANG KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan Oleh : Jessica Christianti Purwadi NIM : 14.I1.0020 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2017

Upload: others

Post on 24-Oct-2019

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO

SEMARANG

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Teknologi Pangan

Oleh :

Jessica Christianti Purwadi

NIM : 14.I1.0020

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

2017

Page 2: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

i

Page 3: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,

karunia, dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang

berjudul “Analisa Pengawasan Mutu Airdi PT. Djago Semarang”Penulisan laporan ini

dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Katolik

Soegijapranata Semarang.

Selama Kerja Praktek danpenulisan laporan Kerja Praktek ini, penulis memperoleh

banyak pengetahuan, wawasan, pengalaman, serta keterampilan, terutama

mengenaipengawasan mutu air dan bahan baku non simplisia di PT. Djago

Semarang.Terselesaikannya laporan ini juga tidak terlepas dari pengarahan, bimbingan,

dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis

mengucapkan syukur dan rasa terima kasih kepada:

1. Ibu Dr.V. Kristina Ananingsih, ST, MSc. selaku Dekan Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang dan dosen pembimbing

akademik yang telah meluangkan waktunya untukmembimbing penulis.

2. Bapak Albertus Adrian Sutanto, ST., MT., MSc. selaku mantan Koordinator Kerja

Praktek Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

yang telah membantu mulai dari pembuatan proposalhingga berlangsungnya Kerja

Praktek ini.

3. Ibu Meiliana, S. Gz, M. S. selaku Koordinator Kerja Praktek Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yangtelah membantuproses

penyusunan laporan dan pelaksanaan ujian Kerja Praktek.

4. Ibu Dra. Eva Retnowulan Soewito, Apt. selaku manager pemastian mutu PT. Djago

Semarang dan pembimbing lapangan I Kerja Praktek yang telah mengizinkan

penulis melakukan Kerja Praktek di PT. Djago Semarang.

5. Ibu Dra. Sulistyowati,Apt. selaku manager Lit-Bang yang telah memberikan penulis

bimbingan dan meluangkan waktu selama penulis melaksanakan Kerja Praktek.

Page 4: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

iii

6. Bapak Yehuda Rahmanu, S.Farm, Apt selaku manager produksi serta pembimbing

lapangan II yang telah memberikan penulis bimbingan dan meluangkan waktu

selama penulis melaksanakan Kerja Praktek.

7. Ibu B.C. Dewi, S. Farm, Apt. selaku manager pengawasan mutu yang telah

memberikan penulis bimbingan selama penulis melaksanakan Kerja Praktek.

8. Ibu Mur, Mas Adi, Mas Agus, Mas Sophian, dan Mbak Dika yang telah

memberikan informasi mengenai alat-alat laboratorium dan metode analisis.

9. Staff Tata Usaha Fakultas Teknologi Pertanian yang telah membantu dalam bidang

administrasi dari awal Kerja Praktek hingga terselesaikannya laporan Kerja Praktek

ini.

10. Kedua orang tua dan kakak penulis yang telah memberikan dukungan dan motivasi

kepada penulis selama pelaksanaan Kerja Praktek hingga terselesaikannya laporan

Kerja Praktek ini.

11. Jeanny Citranandadan Sally Dwi Purnamasariselaku teman seperjuangan dalam suka

dan duka yang telah memberikan semangat serta kerja sama yang baik selama Kerja

Praktek berlangsung.

12. Seluruh sahabat dan teman-teman Fakultas Teknologi Pertanian yang turut

mendukung selama Kerja Praktek berlangsung hingga penulisan laporan.

13. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik doa maupun dukungan yang

tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan laporan Kerja Praktek ini masih

jauh dari sempurna karena keterbatasan Penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

membangun dari para pembaca dan semua pihak sangat Penulis harapkan.Akhir kata,

Penulis berharap semoga laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

dan pihak-pihak yang membutuhkan.

Semarang, 27 Februari 2017

Penulis

Page 5: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ i

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... vii

1. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ..................................................................... 1

1.1. Sejarah Perusahaan ............................................................................................ 1

1.2. Visi dan Misi Perusahaan ................................................................................... 2

1.3. Lokasi ................................................................................................................. 3

1.4. Struktur Organisasi ............................................................................................ 3

1.5. Ketenagakerjaan ................................................................................................. 3

1.5.1. Sistem Perekrutan Tenaga Kerja ................................................................ 3

1.5.2. Pelaksanaan Kerja ....................................................................................... 4

1.5.3. Kesejahteraan Karyawan ............................................................................ 4

2. SPESIFIKASI PRODUK PT. DJAGO ..................................................................... 5

3. PROSES PRODUKSI ............................................................................................... 7

3.1. Bahan Baku ........................................................................................................ 7

3.2. Proses Produksi .................................................................................................. 9

3.3. Proses Pengemasan .......................................................................................... 10

3.4. Mesin dan Peralatan ......................................................................................... 11

3.5. Penggudangan dan Penyimpanan .................................................................... 12

3.6. Sanitasi ............................................................................................................. 13

3.7. Pengolahan Limbah ......................................................................................... 14

4. PENGAWASAN MUTU ........................................................................................ 16

4.1. Pengawasan Mutu Bahan Baku ....................................................................... 16

4.2. Pengawasan Mutu Proses Produksi ................................................................. 16

4.3. Pengawasan Mutu Produk Jadi ........................................................................ 17

5. TUGAS KHUSUS: PENGAWASAN AIR & BAHAN NON SIMPLISIA ........... 18

5.1. Pengawasan Mutu Air ...................................................................................... 18

5.2. Pengawasan Mutu Bahan Non-Simplisia ......................................................... 21

Page 6: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

v

6. PEMBAHASAN ..................................................................................................... 24

6.1. Pengawasan Mutu Air ...................................................................................... 24

6.1.1. Sampling Air ............................................................................................. 24

6.1.2. Uji Mikrobiologi ....................................................................................... 25

6.1.3. Metode SpreadPlate ................................................................................. 26

6.1.4. Metode Pour Plate.................................................................................... 29

6.1.5. Hasil Uji Mikrobiologi ............................................................................. 30

6.2. Pengawasan Mutu Bahan Baku Non Simplisia ............................................... 31

7. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 34

7.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 34

7.2. Saran ................................................................................................................ 34

8. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 35

9. LAMPIRAN ............................................................................................................ 37

9.1. Contoh Spesifikasi Bahan Baku Non Simplisia ............................................... 37

Page 7: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo PT. Djago ............................................................................................ 2

Gambar 2. Diagram Alir Proses Penanganan Bahan Baku ........................................... 9

Gambar 3. Diagram Alir Produksi ................................................................................. 9

Gambar 4. Media BPA .................................................................................................. 18

Gambar 5. Media PCA ................................................................................................. 19

Gambar 6. Media XLDA ............................................................................................... 19

Gambar 7. Media EMBA............................................................................................... 20

Gambar 8. Label Karantina ........................................................................................... 21

Gambar 9. Label Diloloskan .......................................................................................... 22

Gambar 10. Label Ditolak ............................................................................................. 23

Gambar 11. Laboratorium PT. Djago ............................................................................ 24

Page 8: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Varian Produk PT. Djago .................................................................................. 5

Tabel 2. Mesin Produksi Buyung Upik ..........................................................................11

Page 9: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

1

1. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

1.1. Sejarah Perusahaan

PT. Djago merupakan salah satu pabrik jamu di wilayah Indonesia yang didirikan pada

tahun 1918 di wilayah Wonogiri. Tokoh yang menjadi pelopor berdirinya PT. Djago

adalah T.K. Suprana. Sejak muda beliau mengamati cara pembuatan jamu dari ibunya

sendiri. Berbekalpengetahuan tersebut, beliau mengabdikan diri mengembangkan bakat

dan minatnya untuk bereksperimen dalam pembuatan jamu. Usaha tersebut berawal dari

bisnis warungan yang dikelola oleh T.K. Suprana dalam bidang keuangan dibantu oleh

istrinya dalam bidang produksi.Konsep bisnis yang cerdas serta ide kreatif untuk

menciptakan jamu dalam bentuk serbuk yang dikemas dalam sachettelah menjadikan

PT.Djago bintang di eranya. Promosi kreatif, pengenalan jamu sebagai obat tradisional

yang bermanfaat, serta kompetisi yang sehat dengan perusahaan lain menjadi konsep

landasan bisnis di perusahaan ini (Djago, 2009).

Bapak T.K. Suprana mengusahakan agar pasar jamu di eks Karisedanan Surakarta dan

sekitarnya dapat dikuasai. Pada tahun 1937 Keraton Surakarta Hadiningrat menetapkan

Djago sebagai jamu resmi keraton. Di tahun 1938, T.K. Suprana meninggal, lalu

perusahaan ini menjadi perusahaan keluarga yang diwariskan ke putra-putranya. Tanpa

terduga perkembangan perusahaan ini malah semakin pesat dengan dirancangnya logo

serta penggunaan mesin-mesin yang tergolong modern pada masa itu.

Pada tahun 1949, Djago dipindahkan ke Semarang karena pertimbangan letak Kota

Semarang yang strategis baik untuk pemesanan bahan baku serta adanya peluang lebih

besar dalam hal pemasaran. Pabrik pertama didirikan di Mataram dengan peralatan yang

tergolong canggih. Setelah itu, didirikan pula pabrik di Ki Mangunsarkoro 106

Semarang untuk menangani urusan kantor seperti dalam hal administratif. Lambat laun,

status hukum Djago menjadi Perseroan Terbatas (PT).

Di tahun 1970 didirikan pabrik di Srondol untuk menampung segala hal yang berkaitan

dengan produksi. Di lokasi tersebut pula telah tersedia berbagai peralatan dan mesin

Page 10: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

2

yang canggih serta laboratorium yang memadai sebagai sarana penelitian lebih lanjut.

Di bawah kepemimpinan Jaya Suprana, dengan usaha, jerih payah, dan tekad yang kuat

PT. Djago semakin menunjukkan kiprahnya di dunia internasional melalui penghargaan

International Asia Award dan InternationalTrophyfor Quality yang telah berhasil

diraihnya.Pada tahun 1979 diadakan Pameran Djago di Srondol. Pada pameran tersebut

diinfomasikan mengenai cara produksinya dan juga bahan bakunya. Didirikan pula

Kebun Jamu di Bandung serta Laboratorium Penelitian dan Pengembangan.

Jamu merupakan ramuan obat tradisional dari bahan alami. Jamu sekaligus merupakan

produk warisan budaya turun menurun. Bahan alami yang dijadikan sebagai bahan

bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji, akar, bunga, kulit, serta

rimpang.Tanah di wilayah Indonesia yang subur mendukung ketersediaan bahan baku

yang melimpah dan beranekaragam untuk memproduksi jamu. Hasil usaha PT. Djago

merupakan kontribusi terhadap pengembangan dan pelestarian tradisi minum jamu di

Indonesia.Logo PT. Djagodapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Logo PT.Djago (Djago, 2009)

1.2. Visi dan Misi Perusahaan

PT.Djago memiliki visi yaitu menjadi perusahaan jamu dan produk kesehatan herbal

yang paling diandalkan di Indonesia serta menjadi tempat bekerja dan berkarya yang

baik dimana kita selalu terinspirasi untuk menjadi yang terbaik bagi orang lain.Misi dari

PT. Djagoadalah terus memproduksi dan menciptakan jamu dan produk-produk

kesehatan dari bahan alam yang berkualitas tinggi untuk menunjang kehidupan yang

lebih sehat dan lebih baik, melestarikan jamu sebagai warisan budaya Indonesia

sehingga terus menjadi pilihan utama untuk menjaga kesehatan keluarga, serta

mengutamakan pelanggan dengan selalu memberikan solusi dan layanan terbaik.

Page 11: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

3

1.3. Lokasi

PT. Djago memiliki 2 lokasi perusahaan di wilayah Semarang. Lokasipertama di Jalan

Kimangunsarkoro no. 106 Semarang. Pada lokasi ini dimanfaatkan untuk mengurus

proses administrasi, pemasaran, dan urusan kantor lainya. Lokasi kedua bertempat

diJalan Perintis Kemerdekaan no 273-275 Semarang. Disinilah pabrik utama dimana

segalaproses produksi dari bahan baku sampai produk jadi. Bagi masyarakat umum

yang tertarik untuk membeli danmerasakan langsung produk jamu hasil olahan PT.

Djago dapat langsung berkunjung ke toko jamudi Jalan Kimangunsarkoro no. 106

Semarang. Toko tersebut menyediakan semua jenisproduk Djago sehingga masyarakat

dapat langsung merasakan manfaat mengkonsumsi jamu sekaligus dapat dijadikan

sarana untuk tetap mempertahankan tradisi minum jamu.

1.4. Struktur Organisasi

Pada departemen produksi di PT. Djago menggunakan sistem garis dimana individu

memerintah bawahannya dan individu tersebut pula bertanggungjawab secara langsung

pada atasannya.Struktur organisasi tertinggi adalah direktur utama yang dijabat oleh

Ivana Suprana. Jabatan direktur utama membawahi direktur marketing, direktur

manufacture, direktur keuangan, serta direktur resources.

Direkturmanufakturmembawahi beberapa manager seperti manager produksi, manager

QA, manager QC, serta manager RnD-Registrasi. Jabatan manager produksi

membawahi jabatan kepala bagian yang meliputi kabag sortasi/racik, kabag giling-ayak,

kabag pengemas, kabag pengolahan, serta kabag gudang bahan kemas, kepala gudang

bahan baku, dan kepala gudang produk jadi.

1.5. Ketenagakerjaan

1.5.1. Sistem Perekrutan Tenaga Kerja

Perekrutan tenaga kerja di PT. Djagodilakukan ketika memangdibutuhkan tenaga kerja

disuatu divisi. Biasanya pihak yang menjabat di bagian staff adalah lulusan dari

perguruan tinggi, sedangkan yang direkrut di bagian produksi dan pengemasan adalah

dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) serta beberapa orang yang memiliki

pengetahuan di bidang farmasi.Calon karyawan harus mengikuti prosedur yang

Page 12: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

4

diberikan, seperti menyerahkan berkas sesuai dengan syarat yang dibutuhkan meliputi

CV, ijazah bila ada, surat pernyataan melamar kerja, serta melakukantes psikologi.

Setelah itu, calon karyawan juga perlu melakukan wawancara sebagai tahap akhir

perekrutan tenaga kerja. Selain itu, direkrut pula tenaga ahli yang nantinya menjabat

sebagai konsultan di bidang riset maupun pajak.

1.5.2. Pelaksanaan Kerja

PT. Djago memiliki sekitar 314 tenaga kerja pada bagian produksi. Pelaksanaan kerja

pada PT. Djagoadalah dari Senin sampai Jumat. Landasan pelaksanaan kerja tersebut

berpedoman pada sistem jam kerja Non-Shift yang dimulai pada pukul 07.30-16.00 WIB

dengan waktu istirahat pada pukul 12.00-12.30 WIB.Apabila perusahaan sedang

melakukan riset untuk peluncuran produk baru atau disaat permintaan pasar akan

produk Djago sedang tinggi, maka akan diberlakukan jam kerja tambahan atau yang

sering disebut dengan lembur yang dilaksanakan setelah jam kerja normal.Hak cuti

karyawan yang diberlakukan pada perusahaan tersebut adalah cuti hari besar, cuti hamil,

dan cuti haid. Terdapat 2 macam karyawan yaitu karyawan tetap dan karyawan kontrak.

Karyawan tetap adalah karyawan bidang administrasi dan produksi yang menerima gaji

bulanan. Karyawan kontrak merupakan karyawan yang bekerja dalam kurun waktu

tertentuserta bertujuan untuk memenuhi target produksi. Dalam hal seragam yang

digunakan, karyawan diwajibkan memakai pakaian kerja, dan untuk karyawan yang

berhubungan dengan proses produksi dan pengemasan harus memakai penutup kepala,

masker, dan sarung tangan.

1.5.3. Kesejahteraan Karyawan

Sebagian besar tenaga kerja PT. Djago berada pada bagian produksi dan pengemasan

produk. PT. Djagosenantiasa berusaha meningkatkan kinerja karyawan dengan cara

memberikan tunjangan. Tunjangan itu meliputi: Tunjangan Hari Raya (THR), tunjangan

transport yang jumahnya disesuaikan dengan biaya angkutan, tunjangan beras yang

jumlahnya tergantung harga beras pada umumnya, serta Astek dan Jamsostek.

Page 13: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

5

2. SPESIFIKASI PRODUK PT.DJAGO

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta lamanya PT. Djago menekuni

produk jamu telah mendukung perusahaan ini menghasilkan beragam jenis produk yang

berkualitas.Produk jamu yang diproduksi berjumlah ± 200 produk, meliputi jamu untuk

kesehatan, jamu untuk menjaga stamina, obat penenang, serta minyak telon. Produk di

PT. Djagodapat dikonsumsi oleh segala kalangan, baik anak-anak hingga usia dewasa

dengan jenis kelamin pria maupun wanita. Masing-masing produk jamu tersebut

tentunya memiliki khasiat yang berbeda-beda. Produk jamu yang dikhususkan untuk

anak tersedia dalam kemasan yang menarik dan berwarna-warni. Sebagai contoh adalah

Buyung Upik. Produk tersebut memiliki beragam varian rasa seperti stroberi, coklat,

dan anggur. Sedangkan jamu yang dikhususkan untuk kaum dewasa dikemas dengan

lebih sederhana, tidak memiliki banyak varian rasa, dan lebih menekankan pada khasiat

yang akan diperoleh setelah mengkonsumsinya. Beberapa varian produk PT. Djago

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Varian Produk PT. Djago

Kategori Nama Produk Khasiat Gambar Produk Anak-anak Buyung Upik

Instan - Menambah nafsu makan - Memperbaiki pencernaan - Mencegah masuk angin dan susah tidur

Khusus pria Purwoceng Serbuk

- Meningkatkan keperkasaan dan stamina pria - Menambah gairah kehidupan

Khusus wanita Galian Singset - Melarutkan kelebihan lemak - Membuat tubuh awet muda

Sarirapat - Menyerap kelebihan lendir - Mencegah keputihan

Page 14: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

6

Umum Madu Jago - Menyehatkan tubuh

- Mengurangi rasa lelah, letih dan lemah

Basmingin Meredakan masuk angin dan gejala-gejalanya seperti pusing, perut kembung dan badan meriang.

Page 15: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

7

3. PROSES PRODUKSI

PT. Djago senantiasa memproduksi berbagai varian produk yang hingga kini masih

diminati khalayak umum. Masing-masing produk memiliki ciri khas serta khasiat yang

berbeda. Proses produksi antar produk juga membutuhkan jangka waktu yangberbeda

dan tidak mudah karena terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui.Faktor utama

penentu kualitas hasil akhir dari jamu adalah bahan bakunya. Selain itu, proses dari

produksi itu sendiri, pengemasan, mesin dan peralatan yang digunakan, penyimpanan

produk, serta pengelolaan limbah juga menjadi faktor sampingan yang perlu dikelola

guna mencapai produk akhir yang bermutu tinggi dengan tetap memperhatikan

kelestarian lingkungan. Proses produksi kali ini akan berfokus untuk membahas

minuman serbuk Buyung Upik.

3.1. Bahan Baku

Bahan baku didefinisikan sebagai bahan dasar yang nantinya diolah untuk dijadikan

produk akhir. Sebagian besar bahan baku yang digunakan PT.Djago berupa simplisia.

Simplisia adalah bahan yang masih alamidan belum mengalami proses pengolahan

apapun juga, seperti rimpang dan dedaunan (Depkes RI, 1962).Referensi mengenai

spesifikasi simplisia dapat dilihat pada FHI, Suplemen I, Suplemen II, Materia Medika

Indonesia, dan buku acuan lain. Selain itu, bahan baku lain yang juga diperlukan adalah

bahan non simplisia, seperti flavor.Bahan baku yang biasa digunakan tersebut diperoleh

dari suplier di kawasan sekitar Semarang.Dalam menjaga kualitas bahan baku

diperlukan standardisasi bahan baku untuk patokan, berupa :

a. Bahan harus tepat

Kebenaran bahan baku bertujuan untuk memastikan jenis serta varietas bahan itu

sendiri. Pengecekan fisik dilakukan secara visual melalui laboratorium Quality Control.

Dalam melakukan pengecekan tersebut disesuaikan dengan standar yang telah

ditetapkan. Jika ternyata ditemukan bahan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, maka

bahan itu akan langsung dikembalikan ke pihak suplier.

b. Kadar air bahan harus rendah

Bahan yang lebih kering akanmempunyai umur simpan yang lebih lama dibandingkan

bahan yang mengandung kadar air tinggi. Kadar air pada simplisia sebaiknya maksimal

Page 16: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

8

sebesar 10%. Hal ini juga bertujuan untuk meminimalkan pertumbuhan mikroorganisme

yang akan menyebabkan kontaminasi.

c. Bahan harus bersih

Kebersihan bahan baku dilakukan dengan menghilangkan cemaran mikroorganisme

maupun tanah sisa dari tempat dimana bahan baku dipanen. Standarisasi kebersihan

bahan baku telah ditetapkan dan dilakukan pengecekan rutin oleh pihakQuality Control.

Salah satu produkPT.Djago yang banyak diminati adalah Buyung Upik. Produk yang

dikhususkan bagi anak ini mengandung banyak khasiat kesehatan. Buyung Upik

terbuatdari berbagai macam bahan, seperti jahe, temulawak, pala, kayu manis, serta

berbagai ekstrak kunyit, kencur, temu hitam, dan bahan lainnya. Proses penanganan

bahan baku meliputi :

- Sortasi

Tahapan ini merupakan tahap paling awal untuk membebaskan kotoran, seperti tanah,

dan bagian tanaman lain yang tidak dikehendaki. Tahap sortasi ini dilakukan bagi bahan

baku berupa simplisia dalam wujud basah maupun kering.

- Pencucian

Langkah selanjutnya adalah pencucian. Pencucian dilakukan dengan merendam bahan

baku dalam wadah berisi air. Kemudian bahan tersebut diaduk-aduk dalam wadah agar

tanah dan kotoran lainnya tersisih dari bahan yang diinginkan. Pada proses ini dilakukan

pembilasan 3 sampai 4 kali.

- Pengeringan

Proses pengeringan menggunakan alat berupa oven pengering bersuhu 60O

- Penyimpanan

C.

Pengeringan juga bertujuan untuk mencegah atau menghambat terjadinya penurunan

mutu. Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan setiap 2 jam agar kadar air maksimal yang

dapat dicapai sebesar 10%. Bahan baku yang sesuai standar dimasukkan kantong

plastik, ditimbang, serta dilabeli.

Tahap akhir dari penanganan bahan baku adalah penyimpanan di gudang. Sebelum itu,

bahan baku terlebih dahulu dimasukkan dalam kantong plastik dan ditimbang. Proses

penyimpanan dalam gudang ini dimaksudkan sebagai tempat menyimpan bahan baku

Page 17: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

9

sementara sebelum bahan baku tersebut diolah. Tahapan penangangan bahan baku pada

produk Buyung Upik dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram Alir Penangan Bahan Baku

3.2. Proses Produksi

Proses produksi dari Buyung Upik dapat dilihat pada diagram dibawah ini

Penerimaan bahan baku dari pemasok

Pengeringan

Pencucian

Sortasi

Bahan baku disimpan di gudang bahan bersih

Karantina di gudang bahan baku

Penerimaan bahan baku dari gudang bahan baku

Penimbangan bahan baku

Ekstraksi bahan segar Esktraksi bahan kering

Mixing I

Page 18: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

10

Gambar 3. Diagram Alir Produksi

Mula-mula bahan baku yangsesuai standarisasi dan telahtersimpan dalam gudang bahan

baku diracik sesuai formulasi. Lalu bahan segar dan bahan kering dipisahkan dan

diekstraksi. Proses ektraksi mencakup proses maserasi dan evaporasi hingga diperoleh

sari ekstrak. Selanjutnya dilakukan 2 tahap pencampuran. Pada tahap pertama dilakukan

pencampuran ekstrak dari bahan kering dan bahan segar, kemudiandilakukan pengujian

mikrobiologi serta kadar air. Pada proses mixing II ditambahkan bahan lain dan

dilakukan pengujian homogenitas oleh pihak QualityControl.Proses selanjutnya yaitu

pengisian buyung upik sebanyak 5 gram pada setiap sachet kemasan. Kemudian

keseragaman bobot, kebocoran, kerapian, serta kandungan mikrobiologinya diuji.

Selanjutnya dilakukan pengemasan dengan uji kontrol isi (kebenaran dan jumlah) serta

kebenaran dan kelengkapan penandaaan. Sebagai tahap akhir, produk disimpan di

gudang produk jadi sebelum dipasarkan.

3.3. Proses Pengemasan

Produk Buyung Upik mempunyai sifat higroskopis sehingga kemasan yang dibutuhkan

adalah pembungkus yang memiliki ketahanan terhadap uap air yang tinggi. Kemasaan

dari Buyung Upik merupakan kemasan multilayer yangterdiri dari kemasan primer,

sekunder, dan tersier. Kemasan primer pada Buyung Upik adalah kemasan yang kontak

langsung dengan produk, yang terdiri dari plastik PP, aluminium foil, dan PE. Kemasan

sekunder Buyung Upik yang berupa karton atau plastik bertujuan untuk menambah

ketahanan kemasan dan menjadikan kemasan lebih menarik. Kemasan tersier Buyung

Upik adalah dos yang bertujuan memudahkan penyimpanan dan pengangkutan produk.

Produk disimpan dalam gudang produk jadi

Pengemasan

Pengisian

Mixing II

Page 19: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

11

Sebelum dikemas, produk perlu dilakukan pengaturan pada alat kemas agar berat setiap

sachet selama pengisian sama. Selain itu, perlu pengontrolan setiap 1 jam untuk

mencegah adanya kemasan rusak atau tidak terisi. Sachettersebut lalu dimasukkan

dalam kantong plastik dan diwadahi kemasan sekunder yang berisi 10 kantong plastik

dan dimasukkan lagi dalam kemasan tersier yang berisi 200 plastik secara manual. Pada

langkah akhir, dilakukan penandaan tanggal pengemasan, kode produksi dan expired

date. Kemudian produk disimpan dalam gudang produk jadi sebelum dipasarkan.

3.4. Mesin dan Peralatan

Pada tahapan ini berfokus pada bagaimanamenghasilkan produk dalam jumlah yang

banyak namun dalam waktu yang singkat tanpa mengurangi kualitas produk. Mesin

untuk memproduksi Buyung Upik antara lain adalah mesin pemeras simplisia segar,

mesin ekstraksi, mesin pencampur granulasi dan gula, mesin pencampur, dan mesin

pengisi.

Tabel 2. Mesin Produksi Buyung Upik

Nama Gambar

Mesin pemeras

Mesin ekstraksi

Mesin pencampur

Page 20: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

12

Mesin Pengisi

Sumber :https://anekamesinbagus.wordpress.com

Mula-mula dilakukan pencucian bahan baku secara manual tanpa menggunakan mesin.

Kemudian bahan baku dimasukkan ke mesin pemeras sehingga diperoleh simplisia

dalam bentuk cair. Laluhasil perasan itu diekstraksi sehingga diperoleh ekstraknya.

Hasil dari ekstraksi bahan segar dan bahan kering serta gula rafinasi kemudian dicampur

dengan mesin pencampur granulasi yang menghaluskan granula. Lalu dilakukan mixing

yang selanjutnya masuk ke tahap pengemasan dengan bantuan mesin pengisi.

Pembersihan mesin rutin dilakukan setelah proses produksi selesai serta setiap

pergantian bahan yang akan diolah. Pembersihkan mesin yang menggunakan bahan cair

dibantu dengan air bersih, sedangkan untuk bahan padat digunakan tekanan alat

penghisapsehingga dapat terhembus keluar dari bagian-bagian mesin. Perawatan mesin

secara berkala juga dilakukan agar mesin tetap beroperasi optimal serta mencegah

cemaran atau kontaminasi pada proses selanjutnya.

3.5. Penggudangan dan Penyimpanan

Terdapat beberapa gudang di PT. Djago, yaitu gudang bahan non simplisia, gudang

hasil ayak, gudang bahan baku simplisia, gudang bahan kemas, dan gudang produk jadi.

Sistem pergudangan yang diterapkan adalah FIFO, yang berarti bahan yang pertama kali

datang akan pertama kali diolah. Hal ini berfungsi mencegah penyimpanan bahan yang

terlalu lama yang memungkinkan bahan mengalami kerusakan.

Mula-mula bahan simplisia mengalami pemrosesan awal berupa pencucian, sortasi,

pengeringan, dan pengujian. Setelah itu, bahan baku akan disimpan dalam gudang.

Page 21: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

13

Padabahan non simplisia dilakukan pengujian mutu terlebih dahulu, setelah itu baru

disimpan dalam gudang. Bahan baku disimpan maksimal 3 bulan dalam gudang untuk

menjaga kualitas dari produk jadi.

Pada produk jadi yang siap dipasarkan disimpan dalam gudang produk jadi. Produk ini

dikemas dengan kemasan primer berupa plastik dan kemasan sekunder yang berupa

karton, kemudian dimasukkan dalam dus sebagai kemasan tersier. Tiap barang ditandai

kode produksi agar memudahkan pengambilan sistem FIFO.

3.6. Sanitasi

Sanitasi juga merupakan faktor penting yang harus dijaga guna memproduksi produk

yang tidak hanya berkualitas tinggi namun juga terjamin kehigienisannya. Bagunan dari

PT.Djago terdiri dari gedung persiapan bahan baku, gedung pengolahan, laboratorium,

WC, serta beberapa gudang. Tata letak toilet dibangun di luar area produksi sehingga

mencegah kontaminasi. Setiap bagian dalam pabrik diberi sekat. Lantai bangunan

menggunakan lantai yang mudah dibersihkan. Terlebih lagi, tersedia pula penerangan

yang cukup, ventilasi, serta exhaust fan untuk memperlancar pertukaran udara dalam

gedung.

Terdapat4 gudang yaitu gudang bahan baku simplisia, gudang bahan baku non

simplisia, gudang barang jadi, gudang bahan kemas. Setiap gudang dipisahkan agar

tidak terjadi kontaminasi silang antar bahan. Gudang juga telah dilengkapi dengan

pallet-pallet sehingga barang yangbersentuhan dengan lantai tidak mengalami

kerusakan. Tersedia pulaperangkap tikus sebagai pest control untuk meminimalkan

hewan pengerat yang dapat merusak bahan. Tak lupa bahan dari gudang yang akan

digunakan juga dilakukan pencucian terlebih dahulu untuk menjamin kebersihannya.

Dari sisi personal karyawan, karyawan PT Djago sudah menggunakan baju kerja

khusus, sarung tangan, penutup rambut, dan masker. Hal itu bertujuan untuk

menghindari kontaminasi produk dari karyawan. Dari sisi kebersihan alat-alat yang

digunakan, mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi mendapat

perlakuan pengecekan dan pembersihan setiapnya harinya ketika selesai produksi baik

Page 22: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

14

dengan pencucian ataupun blower. Sisa-sisa kotoran dari hasil permbersihan tersebut

dikumpulkan dan dibuang sesuai prosedur pengolahan limbah.

3.7. Pengolahan Limbah

Suatu industri dipastikan akan menghasilkan limbah. Berdasarkan wujudnya terdapat 3

jenis limbah yaitu limbah padat, cair, serta gas. Pengolahan limbah bermaksudagar

limbahtidak mencemari lingkungan saat dibuang. Dari proses pencucian bahan baku,

mesin dan perlatan, serta sisa produksi didapatkan limbah cair. Beberapa tahapan dalam

proses pengolahan limbah cair adalah sebagai berikut :

• Filtrasi dan Pengendapan

Tahap awal ini dilakukan pada bak pertama dengan kapasitas 30 m3 dan debit 3

m3

• Aerasi Anaerob

Hal ini berguna menurunkan padatan tersuspensi. Berdasarkan adanya

perbedaan berat jenis, maka komponen dengan berat jenis lebih besar akan

tenggelam, sedangkan yang lebih ringan akan terapung.

Pada proses ini dilakukan penambahan isolat untuk mendegradasi bakteri.

Ketetapan nilai COD maksimal adalah sekitar 0,5 mg/l, sedangkan nilai BOD

paling tinggi haruslah sekitar 3 mg/l.

• Aerasi Aerob

Proses ini dilakukan pada bak terbuka. Pada tahap ini pula dilakukan

penambahan aerasi dari blower sehingga mencukupiketersediaan jumlah

oksigen. Pada tahap ini, nilai BOD dan COD diharapkan telah memenuhi

standar.

• Bak Kimia

Dalam bak ini dilakukan penambahan kaporit. Jumlah kaporit yang diberikan

sebanyak 30% dari jumlah volume. Penambahan kaporit ini digunakan untuk

mengubah kondisi asam (pH 6) menjadi sedikit basa (pH 7-8).

Selanjutnya limbah dapat dibuang ke lingkungan. Limbah tersebut dapat dipakai

kembali akan tetapi harus ada izin dari Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH)

kota Semarang.

Page 23: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

15

Limbah padat di PT.Djago terdiri dari limbah B3 dan limbah non B3. Limbah B3 akan

masuk ke TPS khusus B3. Sebelum diserahkan ke pihak ketiga, limbah terlebih dahulu

disimpandalam jangka waktu kurang lebih 6 bulan. Pihak ketiga ini bertugas untuk

mengumpulkan dan memusnahkan limbah padat dengan alat berupa insinerator pada

suhu 1200oC. Dalam penanganan limbah non B3 dapat langsung dibuang ke TPA

karena tidak membawa resiko yang membahayakan bagi lingkungan.

Pengolahan limbah gas dilakukan dengan menggunakanalat berupa cerobong genset dan

cerobong boiler. Pada cerobong boiler dilakukan pengambilan sampel pada 3 titik

dengan memasukkan alat untuk menangkap CO2, H2

S, CO. Sampel tersebut diuji dalam

laboratorium. Pembersihan cerobong dilakukan dengan menggunakan penyemprotan

blower.

Page 24: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

16

4. PENGAWASAN MUTU

Pengawasan mutu dilakukan guna memastikan barang yang dihasilkan sesuai dengan

standar yang semestinya. Terlebih lagi, pengawasan mutu bertujuan menjaga kualitas

dari produk yang dihasilkan. Pihak yang bertugas dan bertanggungjawab melaksanakan

pengawasan mutu adalah Quality Control. Pengawasan mutu dibagi menjadi 3 tahap

utama, yaitu: pengawasan mutu pada bahan baku, pengawasan mutu proses produksi,

dan pengawasan mutu produk jadi.

4.1. Pengawasan Mutu Bahan Baku

Pengawasan mutu bahan baku diawali saatbahan baku datang dari pemasok. Pada tahap

ini dilakukan 3 macam pengujian, yaitu pada bahan baku simplisia, bahan baku non

simplisia, serta bahan kemas.Hal ini dilakukan guna meminimalkan resiko adanya

produk jadi yang gagal di akhir proses produksi. Pengujian ini dilakukan dengan

pengambilan sampel secara acak yang diyakini mampu mewakili sifat dari populasinya.

Bahan tersebut terlebih dahulu disesuaikan dengan certificate of analysis dari suplier.

Pengujian yang dilakukan mencakup uji fisik, uji kimiawi, serta uji mikrobiologis.

Pengujian bahan baku secara fisik dilakukan dengan mengamati organoleptiknya

(bentuk, warna, aroma, dan rasa) serta bobot jenisnya. Pengujian kimiawi umumnya

dilakukan pada bahan simplisia dengan menguji kadar abu, kadar air, susut pengeringan,

serta kadar sarinya. Pada pengujian mikrobiologis dilakukan pula pengujian terhadap

Angka Lempeng Total, Angka Kapang Khamir, serta keberadaan bakteri patogen. Pada

bahan simplisia diamati pula penampang secara makroskopis dan mikroskopis serta pola

kromatografinya, sedangkan pada bahan non simplisia diuji pula kelarutannya terhadap

berbagai pelarut serta indeks biasnya. Barang yang setelah diuji tidak memenuhi standar

nantinya akan dikembalikan pada suplier. Jika barang yang telah lolos dari pengujian

kemudian dilabeli dan akan disimpan di gudang bahan baku terlebih dahulu.

4.2. Pengawasan Mutu Proses Produksi

Pengawasan mutu proses produksi bertujuan memantau ada atau tidaknya perubahan

yang terjadi selama proses. Bagian QC menguji dengan cara menganalisa sampel pada

Page 25: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

17

setiap tahap produksi. Jika ditemukan permasalahan pada produk, pihak Quality Control

akan berusaha mencari solusi penyelesaian untuk mengatasi masalah tersebut.

Analisa pengawasan proses produksi ini dilakukan pada tahap pencampuran pertama,

pencampuran kedua, dan pengisian. Setelah tahap pencampuran pertama dilakukan uji

mikrobiologi dan pengujian kadar air. Setelah tahap pencampuran kedua dilakukan uji

homogenitas.

4.3. Pengawasan Mutu Produk Jadi

Pengawasan produk jadi berfokus padapengemasan. Hal ini bertujuan untuk

memastikan bahwa produk jadi telah siap untuk dikemas dan dipasarkan.Beberapa hal

yang perludiperhatikan pada pengawan mutu produk jadi meliputi :

a. Kontrol isi (kebenaran dan jumlah)

Isi tiap kemasan dan jumlahnya harus sesuai dengan yang diatur di mesin dan yang

tertulis pada kemasan.

b. Penandaan yang tepat

Dicek kelengkapan penandaan yang mencakup label kemasan dan informasi yang

tertera. Hal ini juga meliputi komposisi yang terkandung serta tanggal kadaluarsanya.

c. Pengontrolan bobot

Bobot antar sachet harus disamakan dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

d. Kontrol kemasan

Kemasan dipastikan tidak mengalami kebocoran sehingga isi tidak berceceran

kemana-mana. Apabila ada kebocoran meskipun dalam jumlah sedikit, maka

kemasan harus diganti. Selain itu, kemasan juga harus rapi agar konsumen berminat

untuk membeli produk jadi tersebut.

Page 26: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

18

5. TUGAS KHUSUS:PENGAWASAN AIR & BAHAN NON SIMPLISIA

5.1. Pengawasan Mutu Air

PT. Djago merupakan suatu industri yang senantiasa melakukan pengawasan mutu guna

memastikan bahan yang digunakan sesuai dengan standar yang telah ada. Terlebih lagi,

PT. Djago juga secara rutin melakukan pengawasan terhadap mutu air disana. Kegiatan

pengawasan mutu air dilakukan dengan sampling air. Metode dalam sampling air

diawali dengan mulut kran dibersihkan dengan alkohol serta mulut erlenmeyer

dipanaskan api bunsen. Setiap sampel air dari lokasi yang berbeda lalu dimasukkan ke

dalam erlenmeyer yang berbeda. Kemudianmulut erlenmeyer dipanaskan api bunsen

serta ditutup dengan kapas

Setelah pengambilan sampel air maka dilakukan uji mikrobiologi secara aseptik untuk

memastikantidak adanya bakteri patogen pada sampel air tersebut. Menurut teori dari

Abdurahman (2008), bakteri patogen adalah bakteri parasit yang berpotensi

menimbulkan berbagai macam penyakit. Pengujian mikrobiologi pada sampel air

dilakukan dengan 2 metode, yaitu metode spread plate dan pour plate. Pada metode

spread plate,langkah awal yang perlu dilakukan adalah pembuatan media. Media

lempeng selektif utama yang dibutuhkan adalah media BPA, PCA, XLDA, dan EMBA.

Langkah dari pembuatannya adalah dengan menambahkan aquades ke serbuk media

(BPA/PCA/XLDA/EMBA), kemudian di sterilisasi.

Media BPA merupakan salah satu jenis dari media padat. Media ini berguna untuk

menguji Staphylococcus aureus. Keberadaaan bakteri tersebut terlihat dari adanya bintik

bulat hitam dengan zona keruh disekitarnya.

Gambar 4. Media BPA

Page 27: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

19

Media PCA adalah media agar berwarna putih kekuningan. Media PCA berguna untuk

menguji keberadaan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Hasil positif pengujian ini adalah

tampaknya bulatan keruh pada permukaan media.

Gambar 5. Media PCA

Media XLDA merupakan media padat yang berwarna merah. Media ini berguna

menguji bakteri Salmonella Thypi. Taylor (1965) menyatakan bahwa hasil yang positif

tampak dari adanya penampakan bulat berwarna merah dengan bulatan hitam di tengah.

Gambar 6. Media XLDA

Media EMBA merupakan media berwarna ungu untuk mengetahui keberadaan bakteri

E.coli. Hasil yang positif menunjukkan koloni bulat berwarna hijau metalik dengan

pusat kegelapan (Horvath & ROPP, 1974). Selain menggunakan media EMBA,

pendeteksian E. coli juga dapat menggunakan media MCA yang menunjukkan hasil

positif denganadanya koloni berwarna merah bata dengan bagian keruh di sekitarnya.

Page 28: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

20

Gambar 7. Media EMBA

Pada tahap selanjutnya dilakukan pembuatan media cair TSB denganmenambahkan

aquades pada serbuk TSB dan disterilisasi. Media TSB biasanya digunakan untuk

kultivasi mikroorganisme. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya kekeruhan yang

kemudian dilakukan inokulasi ke media padat untuk mengidentifikasi

jenismikroorganisme (Becton, 2003).

Pada penggunaan media XLDA, media TSB harus menuju ke media RVS terlebih

dahulu. Sedangkan pada penggunaan media MCA yang berawal dari media TSB harus

melalui media MCB terlebih dahulu. Setelah itu dilakukan inokulasi ke media MCA

untuk dilakukan identifikasi lebih lanjut. Langkah akhir adalah dilakukannya inkubasi

pada suhu 370

Hasil uji dari kesembilan kran menunjukkan hasil yang negatif terhadap keberadaan

bakteri patogen. Meski terlihat adanya beberapa bakteri yang tumbuh namun bakteri

C.

Metode lain yang dilakukan untuk sampling air adalah dengan penanaman kultur secara

pour plate. Mula-mula sampel dibuat pada pengenceran 0, 1, dan 2 dengan

menggunakan larutan NaCl. Kemudian media diinkubasi selama 24 jam dan hasilnya

diamati.

Page 29: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

21

tersebut memiliki ciri yang jauh berbeda dari standar. Tahap paling akhir dari uji

mikrobiologi sampling air yaitu melakukan destruksi di lab mikrobiologi untuk

mengantisipasi adanya kemungkinan adanya mikroorganisme yang masih hidup dan

mencemari lingkungan.

5.2. Pengawasan Mutu Bahan Non-Simplisia

Kualitas bahan baku merupakan salah satu faktor utama yang menentukan hasil akhir

dari suatu produk. Terdapat 2 jenis bahan baku, yaitu simplisia serta non simplisia.

Guna memastikan kualitas bahan baku dari supplier, maka perlu dilakukan tahap

pengawasan mutu sebelum bahan baku tersebut digunakan dalam suatu proses produksi.

Pengawasan mutu sangat penting karena menurut Sofyan (2008), pengawasan mutu

bertujuan untuk mengecek dan membandingkan dengan suatu standar agar diperoleh

suatu bahan yang memenuhi standar tersebut. Dalam pengawasan mutu tentunya tidak

lepas dari bagaimana langkah dalam pengambilan sampel bahan yang akan diuji. Mula-

mula wadah bahan baku ditempel label karantina yang menandakan bahwa bahan baku

tersebut belum diuji oleh QC.

Gambar 8. Label Karantina

Kemudian dilanjutkan dengan pengecekan kondisi wadah dan pengambilan sampel

bahan baku non simplisia. Langkah-langkah tersebut dilakukan oleh petugas QCyang

Page 30: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

22

bertugas di laboratorium. Dalam melakukan pengambilan sampel, petugas harus selalu

menerapkan prinsip aseptis dan tidak lupa untuk mengenakan masker, sarung tangan,

serta jas laboratorium. Jumlah wadah yang akan dibuka untuk pengambilan sampel

menganut sistem pola N.

Sampel yang telah diambiljuga ditandai dengan label. Pengujian sampel bahan non

simplisia yang diterapkan sesuai dengan standar dari buku FarmakopeHerbal

Indonesia(FHI) serta Certificate of Analysis (CoA) dari supplier. Umumnya pengujian

yang dilakukan meliputi bentuk, warna, bau, rasa, kelarutan, bobot jenis, dll. Bahan

baku yang sesuai dengan standar ditempeli label berwarna hijau sebagai penanda bahan

diloloskan serta akan disimpan di gudang bahan bersih.

Gambar 9. Label Diloloskan

Bahan yang tidak sesuai akan diberi label berwarna merah. Label ini digunakan sebagai

penanda bahwa bahan baku tersebut telah ditolak. Bahan yang ditolak dapat

dimusnahkan sendiri ataudinegosiasi dengan supplier untuk pengembalian bahan baku

tersebut. Guna meningkatkan keterampilan karyawan dalam pengambilan sampel, maka

PT. Djago mengadakan suatu pelatihan. Pelatihan ini dilakukan rutin dan dihadiri

karyawan pada bagian QC maupun produksi.

Page 31: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

23

Gambar 10. Label Ditolak

Page 32: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

24

6. PEMBAHASAN

6.1. Pengawasan Mutu Air

Pabrik PT. Djago merupakan salah satu industri jamu yang kiprahnya telah dikenal oleh

khalayak umum. Berbagai produk seperti Buyung Upik, Basmingin, dan Anak Jago

telah dipasarkan baik di dalam dan di luar negeri.Kesuksesan pabrik tersebut tidak lepas

dari fakta bahwa PT. Djago selalu berusaha keras untuk menghasilkan produk yang

berkualitas. Guna mencapai hal itu, pabrik ini senantiasa melakukan pengawasan mutu.

Menurut Sofyan (2008), pengawasan mutu merupakan usaha pengendalian kualitas hasil

akhir yang berawal dari bahan baku, proses produksi, hingga produk siap konsumsi.

Terlebih lagi, pada PT. Djago juga melakukan pengawasan terhadap mutu air yang ada

di setiap titik kran disana. Pengawasan mutu air ini dinilai sangat penting, mengingat air

sangat sering digunakan baik untuk pencucian berbagai peralatan, pencucian dan

pembilasan berbagai bahan baku, serta untuk mencuci tangan para pekerja.

Terkontaminasinya air yang ada tentu saja akan menyebabkan kontaminasi silang

melalui pekerja, peralatan, dan bahan baku yang akhirnya berpengaruh secara tidak

langsung ke produk akhir.

Gambar 11. Laboratorium PT. Djago

6.1.1. Sampling Air

Kegiatan pengawasan mutu air di PT. Djago dilakukan dengan cara sampling air.

Sampling air dilakukan rutin setiap seminggu sekali, biasanya hari Jumat. Petugas yang

berkewajiban untuk melakukan tugas ini adalah seorang analisis mikrobiologi dibantu

oleh 2 orang laboran.Kata Sampling terbentuk dari sampel yang didefinisikan spesimen

Page 33: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

25

untuk pengujian. Sampling air adalah kegiatan mengambil beberapa volume air yang

diyakini mampu mewakili populasi badan air.Mula-mula mulut kran diberi alkohol

terlebih dahulu dengan menggunakan kapas. Hal ini bertujuan mematikan

mikroorganisme asing yang menempel pada kran. Setelah itu, mulut erlenmeyer

dipanaskan dengan menggunakan api bunsen untuk membasmi mikroorganisme pada

mulut erlenmeyer. Penyemprotan alkohol dan pemanasan dengan api bunsen merupakan

salah satu cara aseptis untuk meminimalkan mikroorganisme agar hasil pengamatan

menjadi lebih akurat. Selanjutnya, sampel air yang akan diuji dimasukkan ke dalam

erlenmeyer. Air yang dijadikan sampel sebaiknya bukanlah air yang pertama kali keluar

karena pada air tersebut akan masih terkandung berbagai mikroba serta cairan alkohol

yang masih menempel di kran. Sampling air dilakukan dengan mengambil air dari

sekitar 9 titik kran di lokasi yang berbeda. Setiap sampel dari lokasi yang berbeda

dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berbeda. Sebagai langkah akhir, mulut

erlenmeyer dipanaskan lagi pada api bunsen serta ditutup dengan kapas agar tidak

tercemar oleh serangga maupun mikroorganisme di lingkungan sekitar.

6.1.2. Uji Mikrobiologi

Setelah pengambilan sampel air maka dilanjutkan dengan uji mikrobiologi. Pada uji

mikrobiologi ini dilakukan guna mendeteksi keberadaan bakteri patogen pada sampel

air yang telah diambil. Menurut teori dari Abdurahman (2008), bakteri patogen adalah

bakteri yang bersifat parasit pada inangnya serta berpotensi menimbulkan penyakit. Uji

ini dilakukan di laboratorium mikrobiologi. Pada saat bekerja di laboratorium ini,

tindakan aseptik wajib untuk diterapkan. Menurut Hadioetomo (1993), tindakan aseptis

berguna untuk menjaga kemurnian mikroorganisme yang kita teliti, mencegah adanya

kontaminasi, serta menghindari para pekerja dari bahaya yang dapat timbul akibat

bakteri patogen. Tindakan ini dapat dilakukan dengan menggunakan jas lab,

mengenakan sepatu dan seragam khusus lab (meliputi baju dan celana), menggunakan

penutup kepala, menggunakan masker, menyemprotkan alkohol pada tangan, serta

menggunakan sarung tangan. Pengujian mikrobiologi pada sampel air dilakukan dengan

2 metode, yaitu metode spread plate dan pour plate.

Page 34: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

26

6.1.3. MetodeSpreadPlate

Metode untuk sampling air salah satunya adalah spread plate. Hal ini sesuai dengan

teori dari Fardiaz (1992) yang menyatakan bahwa spread plate merupakan metode yang

diawali dengan pembuatan media terlebih dahulu lalu sampel yang telah diencerkan

dituang kedalamnya.Langkah awal yang perlu dilakukan adalah pembuatan media.

Media adalah substrat yang mengandung unsur makanan baik alami atau sintesis, serta

garam anorganik dan senyawa organik yang berguna untuk menumbuhkan dan juga

mengembangkan mikroorganisme (Suriawiria, 2005). Berdasarkan bentuknya, media

dikelompokkan dalam 3 jenis, yaitu:

a. Media padat

Bertujuan untuk mengembangkan berbagai mikroorganisme, seperti bakteri,

jamur, serta mikroalga. Pada media jenis ini, pertumbuhan mikroorganisme akan

tampak di bagian permukaan media, sehingga sangat mudah diamati. Contohnya

adalah media NA, PCA, dan PDA.

b. Media cair

Media ini bebas dari tambahan zat pemadat. Media cair berguna untuk

menumbuhkan mikroorganisme dalam jumlah besar. Contohnya adalah TSB.

c. Media semi padat

Pada media ini ditambahkan zat pemadat dalam jumlah sedikit. Media ini

bermanfaat untuk menguji motilitas dan kemampuan fermentasi

mikroorganisme. Contohnya adalah SIM agar.

(Hadioetomo, 1993).

Media lempeng selektif utama yang dibutuhkan pada metode ini adalah media BPA,

PCA, XLDA, dan EMBA. Masing-masing media ini merupakan tempat tumbuh bagi

mikroorganisme yang berbeda. Langkah dari pembuatan keempat media tersebut adalah

serbuk media (BPA/PCA/XLDA/EMBA) ditambah dengan aquades, kemudian di

sterilisasi dan didinginkan. Menurut teori dari Irianto (2006), sterilisasi adalah proses

mematikan mikroorganisme yang tidak diinginkan pada suatu benda tanpa merusak

suatu media. Hadioetomo (1993) menambahkan bahwa sterilisasi ada 2 macam yaitu

sterilisasi kering untuk mensterilkan media padat dengan kompor atau oven serta

sterilisasi basah untuk mensterilkan media cair dengan panas serta uap air menggunakan

Page 35: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

27

autoklaf pada suhu 121ºC dalam jangka waktu 15 menit. Cara penggunaan autoklaf

adalah dengan meletakkan bahan yang akan disterilkan serta mengisi autoklaf dengan

aquades, kemudian autoklaf ditutup dan bautnya dikencangkan, lalu autoklaf

dihidupkan dan lakukan pengaturan suhu 1210

Media XLDA bertujuan menguji bakteri Salmonella Thypi. Media agar ini berwarna

merah. Berdasarkan teori dari Taylor (1965) komposisi media itu mengandung ekstrak

ragi sebagai nutrisi tumbuh, lisin yang dapat menciptakan reaksi pembeda antara

Salmonella dengan bakteri lain, fenol red, laktosa, xilosa, serta sukrosa sebagai suplai

C selama 15 menit. Setelah terdengar

bunyi desisan, katup dibuka agar tekanan turun. Tahap pendinginan setelah sterilisasi

sangat dibutuhkan karena suhu yang sangat panas dapat mematikan mikroorganisme

yang akan diuji.

Media BPA adalah media padat dengan pH sekitar 6,6- 6,8 yang berwarna kuning.

Media ini berguna untuk menguji bakteri patogen koagulan seperti Staphylococcus

aureus pada analisa sampling air. Kandungan media ini adalah kasein, ekstrak daging

sapi, ekstrak yeast untuk nutrisi, LiCl dan glisin untuk meningkatkan selektivitas media,

agar sebagai bahan pemadat, natrium piruvat untuk mencegah kerusakan sel. Selain itu,

media ini juga mengandung kuning telur sebagai pendiferensiasi mikroorganisme. Hal

ini karena kuning telur mengandung lesitin dan protein yang hanya bisa dipecah oleh

enzim dari beberapa bakteri saja. Lesitin yang pecah akan menghasilkan zona keruh

disekitar. Kemampuan Staphylococcus aureus mereduksi kalium telurit menyebabkan

timbulnya warna hitam pada hasil yang positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

keberadaaan bakteri tersebut dapat diketahui dengan adanya bintik bulat berwarna hitam

yang memiliki zona keruh disekitarnya (Baird-Parker AC, 1962).

Media PCA adalah media agar berwarna putih kekuningan dengan pH 6,8-7,2 yang

berfungsi untuk menguji keberadaan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Pada media ini

terkandung agar sebagai pemadat, kasein dan pepton sebagai nutrisi, ekstrak ragi

sebagai sumber vitamin B kompleks, serta dekstrosa sebagai sumber energi (Greenberg,

et al., 1998). Hasil positif dari pengujian ini adalah tampaknya bulatan-bulatan

berwarna keruh pada permukaan media.

Page 36: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

28

karbohidrat, agar, NaCl untuk mempertahankan keseimbangan osmotik, dan juga

natrium deoksikolat sebagai penghambat pertumbuhan bakteri gram positif. Beliau juga

menambahkan bahwa media yang memiliki pH 7,2 hingga 7,6 ini menunjukkan hasil

yang positif dari adanya penampakan bulat berwarna merah yang ditengahnya terdapat

bulatan hitam. Hal ini dikarenakan lisin yang didekarboksilasi menjadi kadverin

sehingga terjadi peningkatan pH menimbulkan warna merah serta adanya natrium

tiosulfat dan ferri ammonium sitrat sebagai sistem indikator H2

Selanjutnya dilakukan pembuatan media cair TSB. Media ini dibuat dengan cara serbuk

TSB ditambah dengan aquades, lalu disterilisasi dengan menggunakan autoklaf. Media

TSB adalah media yang umumnya digunakan untuk kultivasi beragam jenis

mikroorganisme. Komposisi dari media ini meliputi Bacto tripton dan bacto soytone

sebagai sumber asam amino, glukosa sebagai sumber energi, dipotasium hidrogen fosfat

untuk mempertahankan pH sekitar 7,3, serta NaCl sebagai penjaga keseimbangan

osmotik. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya kekeruhan di media ini. Setelah itu,

S sehingga

menghasilkan bulatan hitam di tengah.

Media EMBA merupakan media berwarna ungu yang dapat mengetahui keberadaan

bakteri E.coli. Media dengan pH 6,6-7,0 ini mengandung agar sebagai pemadat, laktosa

sebagai penyedia karbohidrat sehingga dapat sebagai pendiferensiasi mikroorganisme

yang memfermentasi laktosa dan tidak, eosin sebagai indikator warna, metilen biru

sebagai penghambat pertumbuhan bakteri gram positif, pepton sebagai sumber protein,

dan juga dipotasium hidrogen fosfat sebagai buffer. Hasil yang positif menunjukkan

koloni bulat berwarna hijau metalik dengan pusat yang berwarna kegelapan. Warna ini

terjadi karena bakteri gram negatif mampu memfermentasikan laktosa sehingga

terbentuk asam. Asam tersebut kemudian bereaksi dengan pewarna (Horvath & ROPP,

1974). Selain menggunakan media EMBA, pendeteksian E. coli juga dapat

menggunakan media MCA. Komposisi dari media ini mirip dengan EMBA hanya saja

media ini mengandung NaCl untuk menjaga tekanan osmotik, garam empedu yang

nantinya membentuk kristal violet sehingga mencegah tumbuhnya bakteri gram positif,

serta neutral red sebagai indikator warna. Hasil positif pada media ini ditunjukkan

dengan adanya koloni berwarna merah bata yang dikelilingi oleh zona yang keruh.

Page 37: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

29

perlu dilakukan inokulasi ke media padat untuk diidentifikasi secara spesifik

mikroorganisme apa yang terkandung di dalamnya (Becton, 2003).

Sampel air dicampur dengan media TSB dan dilakukan pengamatan mengenai adanya

kekeruhan atau tidak. Jika terdapat kekeruhan sudah dipastikan sample tersebut positif

mengandung bakteri patogen. Jika tidak terdapat kekeruhan maka tetap perlu diuji pada

media lempeng selektif (BPA, PCA, dan EMBA). Pada penggunaan media XLDA,

media TSB harus menuju ke media RVS terlebih dahulu. Media RVS adalah media

selektif berwarna biru yang diaplikasikan pada produk farmasi. Media ini mengandung

NaC, hijau malasit, MgCl2,serta dipotassium hidrogen fosfat. Hasil dari media RVS lalu

diinokulasi ke media XLDA untuk diidentifikasi. Sedangkan pada penggunaan media

MCA yang berawal dari media TSB harus melalui media MCB terlebih dahulu. Media

MCB merupakan media selektif dengan pH sekitar 7,3 dan bermanfaat memperkaya

e.coli. Media ini mengandung gelatin pepton sebagai sumber nutrisi, garam empedu

terhidrasi sebagai inhibitor bakteri gram positif, laktosa sebagai sumber karbohidrat

untuk difermentasi, sera bromocresol ungu sebagai indikatorpH. Bakteri yang

memfermentasikan laktosa akan mengubah warna bromocresol ungu menjadi kuning

akibat penurunan pH (Childs & Allen, 1953). Setelah itu dilakukan inokulasi ke media

MCA untuk dilakukan identifikasi lebih lanjut.Proses inokulasi dilakukan menggunakan

alat berupa jarum ose yang telah dipijarkan pada api bunsen terlebih dahulu, lalu

digesekkan pada media yang di cawan petri. Setelah semua proses selesai, langkah akhir

adalah dilakukan inkubasi dengan cawan yang diletakkan terbalik selama 1 hari pada

suhu 370

6.1.4. Metode Pour Plate

C. Inkubasi dilakukan guna memberi kondisi pertumbuhan yang optimal untuk

memaksimalkan pertumbuhan mikroorganisme.

Metode lain yang dilakukan untuk sampling air adalah dengan penanaman kultur secara

pour plate. Menurut Fardiaz (1992), metode pour plate merupakan metode yang diawali

dengan penuangan sampel terlebih dahulu lalu ditambah dengan penuangan media.

Mula-mula sampel dibuat pada pengenceran 0, 1, dan 2 dengan menggunakan larutan

NaCl. Pengenceran tersebut bertujuan memperkecil konsentrasi suatu larutan sehingga

menjadi lebih encer (Harjadi,1993).Langkah awal adalah sampel air diambil 0,1 ml, dan

Page 38: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

30

dituang ke cawan petri serta ditambah media TSA (pengenceran 0). Berdasarkan teori

dari Lennette, et al. (1985), media TSA adalah media yang multifungsi yang dapat

digunakan untuk kultur, isolasi, serta enumerasi. Kandungan dari media ini hampir sama

dengan media TSB, yaitu kasein pepton dan soya pepton sebagai sumber nitrogen, agar

sebagai bahan pemadat, dan NaCl untuk menjaga keseimbangan osmotik. Media TSA

dibuat dengan cara menambahkan aquades pada serbuk TSA kemudian disterilisasi

dengan kompor. Selanjutnya dari erlenmeyer sampel air diambil 1 ml, kemudian masuk

ke tabung reaksi pengenceran 1, lalu dari larutan tersebut diambil sebanyak 0,1 ml

larutan dan dimasukkan ke media (pengenceran 1). Pada pengeceran terakhir, dari

tabung pengenceran 1 diambil sebanyak 1 ml, lalu masuk ke tabung reaksi pengenceran

2, kemudian diambil 0,1 ml dan dimasukkan ke media (pengenceran 2). Kemudian

media diinkubasi pada oven khusus bakteri patogen selama 24 jam.

6.1.5. Hasil Uji Mikrobiologi

Melalui kedua metode, hasil uji dari kesembilan kran air yang dilakukan sampling air

menunjukkan hasil yang negatif terhadap keberadaan bakteri patogen. Tampak

pertumbuhan beberapa bakteri namun bakteri tersebut memiliki ciri yang jauh berbeda

dari standar. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa air yang ada dan digunakan pada

produk Djago tergolong aman. Penampakan hasil uji yang positif dari PT. Djago dapat

diperoleh dengan cara penanaman kultur mikroorganisme sebelum dilakukan sampling

air untuk dijadikan patokan. Dengan begitu, para laboran dapat mengetahui bagaimana

ciri penampakan keberadaan suatu bakteri patogen.

Setelah seluruh uji mikrobiologi selesai dilakukan, tahap paling akhir yaitu melakukan

destruksi di lab mikrobiologi. Destruksi dilakukan dengan menggunakan alat yang

disebut autoklaf. Autoklaf yang digunakan adalah autoklaf yang berukuran lebih kecil,

berbeda dengan autoklaf yang digunakan untuk sterilisasi media. Destruksi

didefinisikan sebagai suatu metode menghancurkan bakteri setelah penelitian selesai.

Destruksi memanfaatkan suhu tinggi secara langsung. Hal ini bertujuan untuk

mengantisipasi kemungkinan adanya bahan atau mikroorganisme yang masih hidup dan

menimbulkan bahaya atau mengkotaminasi lingkungan. Setelah proses destruksi selesai,

semua alat dicuci dengan air dan sabun untuk menjamin kebersihannya kembali.

Page 39: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

31

6.2. Pengawasan Mutu Bahan Baku Non Simplisia

Faktor penentu utama untuk memproduksi sebuah produk dengan kualitas yang baik

sangat bergantung pada bahan bakunya. Bahan baku dibagi menjadi 2 jenis, yaitu

simplisia dan non simplisia. Simplisia didefinisikan sebagai bahan alami untuk obat

yang belum mengalami proses pengolahan, seperti kunyit, temulawak, dan adas.Bahan

non simplisia meliputi bahan tambahan untuk obat yang dapat berupa flavor, glukosa,

dan minyak zaitun (Depkes RI, 1962). Mutu bahan baku yang terjamin akan

menentukan kualitas produk jadi yang dihasilkan. Berdasarkan teori dari Sofyan (2008),

pengawasan mutu yang didefiniskan sebagai langkah guna memastikan kesesuaian hasil

dengan standar yang telah ditetapkan haruslah diterapkan. Pengawasan mutu terbagi

menjadi 3, yaitu pada bahan baku, proses produksi, serta produk jadi.Hal ini bertujuan

mengidentifikasi kerusakan mutu secara dini, memastikan mutu dan kualitas produk

jadi, mengurangi adanya kemungkinan produk gagal, serta menjamin kualitas produk

akhir di masa yang mendatang. Langkah yang dapat ditempuh dalam mengawasi

kualitas produk adalah dengan pengambilan sampel bahan baku. Menurut Darmadi

(2011) pengambilan sampel merupakan langkah dalam proses pencarian informasi

dengan menggunakan beberapa bahan secara acak yang diharapkan dapat mewakili

populasi yang ada.

Mula-mula supplier menggunakan truk untuk mengangkut dan mengirimkan bahan non

simplisia ke pabrik. Bahan yang didatangkan supplier tergantung pada permintaan

pabrik, umumnya bahan seperti sukrosa, fruktosa, serta flavor sangat sering dipesan.

Saat bahan non simplisia datang, petugas gudang menginfokan QC untuk segera

mengambil sampel. Pertama-tama dilakukan pengecekan keadaan truk yang digunakan

untuk pengangkutan bahan non simplisia meliputi kondisi muatan, kebersihan, serta

kelayakan. Kemudian bahan non simplisia tersebut diturunkan di gudang bahan baku

untuk dikarantina. Pada tahap ini, di wadah bahan baku ditempel label karantina yang

menandakan bahwa bahan baku tersebut belum diuji oleh QC sehingga belum dapat

digunakan.

Page 40: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

32

Kemudian dilakukan pengecekan kondisi wadah bahan baku dari segi label, adanya

segel, serta ada atau tidaknya aroma asing yang tercium. Setelah itu bahan non simplisia

diambil untuk dilakukan pengujian. Dalam pengambilan sampel, untuk bahan non

simplisia berwujud padat digunakan alat berupa sendok serta wadah berupa kantong

plastik, sedangkan untuk pengambilan sampel cair digunakan alat berupa sendok

bergagang panjang serta wadah berupa botol. Karyawan yang bertanggungjawab untuk

melakukan semua hal tersebut adalah petugas QCyang bertugas di Laboratorium.

Petugas tersebut diwajibkan untuk mengenakan masker, sarung tangan, seragam, dan

penutup kepala. Tidak hanya itu, petugas juga diwajibkan untuk mencuci tangan dengan

sabun. Menurut teori Hadioetomo (1993), perlengkapan yang digunakan oleh petugas

tersebut merupakan suatu langkah tindakan aseptis agar tidak terjadi kontaminasi yang

berasal dari petugas. Jumlah wadah yang akan dibuka untuk pengambilan sampel

berdasarkan teori pola N yang diterapkan hanya jika bahan baku diperoleh dari pemasok

yang telah disetujui dan dipercaya. Rumus dari pola N tersebut adalah :

n = 1 + √ N

n = jumlah wadah yang dibuka

N = jumlah wadah yang diterima

Sampel yang telah dilakukan pengambilan sampel perlu diberi label penanda yang

menyatakan bahwa sampel telah diambil. Label yang dibutuhkan sejumlah dengan

wadah bahan non simplisia yang dibuka. Lalu sampel dibagikan oleh petugas QC ke

beberapa laboratorium untuk diuji. Pengujian sampel bahan non simplisia yang

diterapkan sesuai dengan standar dari buku FarmakopeHerbal Indonesia(FHI) serta

Certificate of Analysis (CoA) dari supplier Parameter yang diuji disesuaikan dengan

karakteristik bahan baku non simplisia tersebut. Umumnya dilakukan pengujian

terhadap bentuk, warna, bau, rasa, kelarutan, bobot jenis, dll. Bahan baku non simplisia

yang sesuai dengan standar akan diberi label berwarna hijau yang menyatakan bahwa

bahan tersebut diloloskan serta akan disimpan di gudang bahan bersih dalam jangka

waktu sesuai dengan standar yang ada. Sistem gudang menganut sistem FIFO yang

berarti bahan yang pertama datang akan lebih dulu diproses. Berdasarkan teori Roberts

& Graham (2013), sistem FIFO bermanfaat memastikan bahwa bahan tidak melampaui

kadaluarsa serta mengurangi produk buangan karena kerusakan bahan baku.

Page 41: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

33

Bahan yang tidak sesuai akan diberi label berwarna merah yang menyatakan bahwa

bahan tersebut ditolak atau tidak diloloskan. Sebagai contoh bila didatangkan 100

karung bahan non simplisia, dilakukan pengambilan sampel sebanyak 11 karung, dan

ditemukan terdapat 3 karung yang tidak sesuai, maka sudah dapat dipastikan bahan

tersebut akan ditolak. Bahan yang ditolak dapat dilakukan tindakan berupa pemusnahan

sendiri. Selain itu, dapat juga dilakukan negosiasi dengan supplier untuk pengembalian

bahan baku yang tidak sesuai dengan standar.

Bentuk sosialisasi prosedur pengambilan sampel adalah dengan mengikutsertakan

karyawan dalam pelatihan. Pelatihan yang dilakukan dapat meminta bantuan dari pihak

luar pabrik maupun dapat berupa pengajaran dari senior pekerja di pabrik tersebut

terhadap pekerja yang baru.Hal ini sangat bermanfaat agar prosedur pengambilan

sampel tidak menyimpang dari standar serta setiap pekerjanya tetap memperhatikan

kehigienisan saat pengambilan sampel agar tidak terjadi kontaminasi silang antar

sampel. Kontaminasi silang adalah kontaminasi dari satu bahan ke bahan lainnya

melalui pekerja, kontak langsung, atau udara (Saksono, 1986). Pada pelatihan tersebut

biasanya dihadiri oleh beberapa orang perwakilan dari QC serta produksi. Pelatihan dari

pihak luar umumnya dibagi menjadi sesi pre-test, materi, dan juga post-test. Pre-test

yang diadakan bertujuan mengetahui pengetahuan yang telah dimiliki peserta sebelum

pelatihan. Penyampaian materi bertujuan menjelaskan prosedur pengambilan sampel

berdasarkan CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik). Post-test dilakukan

untuk mengevaluasi seberapa jauh manfaat dari pelatihan tersebut.

Page 42: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

34

7. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

• PT. Djago merupakan industri jamu yang telah banyak memproduksi produk yang

berkualitas sehingga kiprahnya dikenal baik di dalam maupun luar negeri.

• Kualitas produk sangat bergantung pada bahan bakunya sehingga perlu dilakukan

pengawasan mutu.

• Pengawasan mutu bahan baku simplisia dimulai dari sejak bahan datang dari suplier,

dan diuji untuk dibandingkan dengan spesifikasi dari CoA, FHI, atau MMI.

• Dalam kegiatan pengawasan mutu bahan baku disediakan 3 label yaitu diloloskan,

ditolak, dan karantina.

• Bahan baku yang lolos akan disimpan ke gudang bahan baku, sedangkan yang

ditolak akan dikembalikan ke suplier atau dimusnahkan sendiri.

• Pengawasan mutu yang dilakukan di PT. Djago tidak hanya pada bahan baku, proses

produksi, dan bahan jadi, namun juga mencakup pengawasan mutu pada air.

• Sampling air dilakukan melalui metode pour plate dan spread plate.

• Uji mikrobiologis pada semua sampel air menunjukkan hasil yang negatif terhadap

adanya bakteri patogen.

7.2. Saran

• Sebaiknya PT. Djago lebih berpedoman pada CPOTB baik dari segi lokasi, penataan

barang, penggudangan, serta pencatatan dokumentasi barang yang keluar dan masuk.

Page 43: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

35

8. DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, D. (2008). Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan. Grafindo Media

Pratama. Jakarta. Baird-Parker AC. (1962). An Improved Diagnostic and Selective Medium for Isolating

Coagulase Positive Staphylococci. J of App Bacteriol. 25:12-9. Becton, Dickinson and Company (2003). BD™ Tryptic Soy Broth (TSB). Germany. Childs E. & Allen. (1953). J. Hyg: Camb. 51:468-477. Darmadi, Hamid. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Depkes RI. (1962). FarmakopeIndonesia. Edisi V. Jakarta : Depkes RI. Djago. (2009). Go Herbal With Djago Since1918. http://www. jago.co.id/Diakses pada

31 Januari 2017. Fardiaz, S. (1992). Mikrobiologi Pangan I. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Greenberg, A., L. S. Clesceri, & A. D. Eaton. (1998). Standart Methods for the

Examination of Water and Wastewater. APHA, Washington, D.C. Hadioetomo, R.S. (1993). Mikobiologi Dasar dalam Praktek, Teknik dan Prosedur

Dasar Laboratorium.PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Harjadi, W. (1993). Stikiometri Berhitung Kimia Itu Mudah. PT. Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta. Horvath & ROPP. (1974). Mechanism of Action of Eosin-Methylene Blue Agar in the

Differentiation of Escherichia coli and Enterobacter aerogenes. International Journal of Systematic Bacteriology. 24(2): 221-224.

https://anekamesinbagus.wordpress.com. Diakses pada tanggal 15 Mei 2017. Irianto, Koes. (2006). Mikrobiologi: menguak dunia mikroorganisme jilid 1. CV. Yrama

Widya. Bandung. Lennette, E.H., Ballows, A., Hausler, W.J.Jr., & Shadomy, H.J. (1985). Manual of

Clinical Microbiology. 4th ed. Washington D.C.: American Society for Microbiology.

Roberts, Tim & Graham, P. (2013). Food Storage Guidelines For Consumers.

Department of Human Nutrition, Foods and Exercise, Virginia Tech. Saksono, L. (1986). Pengantar Sanitasi Makanan. Penerbit Alumni, Bandung.

Page 44: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

36

Sofyan. (2008). Manajemen Produksi, edisi ke-4. Lembaga Penerbitan Fakultas. Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Suriawiria, H.U. (2005). Mikrobiologi Dasar. Penerbit Papas Sinar Sinanti. Jakarta. Taylor W. L. (1965). Am. J. Clin. Pathol. 44:471-475.

Page 45: ANALISA PENGAWASAN MUTU AIRDI PT. DJAGO SEMARANGrepository.unika.ac.id/14542/1/14.I1.0020 Jessica Christianti P.pdf · bakuadalah tanaman herbal yang terdiri atas daun, buah, biji,

37

9. LAMPIRAN

9.1. Contoh Spesifikasi Bahan Baku Non Simplisia