amdal pak anam

24
DASAR-DASAR PENYUSUNAN AMDAL DAN STUDI KASUSNYA 1. Proses Penyusunan AMDAL AMDAL wajib disusun oleh pemrakarsa dan biasanya dalam penyusunan AMDAL, pemrakarsa dibantu oleh konsultan penyusun AMDAL. Karena konsultan ini bersifat membantu, segala tanggung jawab tetap dipikul oleh pemrakarsa. Peranan terpenting pemrakarsa adalah penjabaran diskripsi kegiatan yang sejelas- jelasnya dan sejujur-jujurnya. Tanpa diskripsi kegiatan yang jelas, AMDAL tidak dapat disusun dengan balk dan benar. Kerangka acuan AMDAL disusun berdasarkan deskripsi kegiatan. Dengan demikian dapat diidentifikasi hal-hal yang penting, dievaluasi isu-isu utama, dan selanjutnya dilakukan pemusatan isu-isu utama. Hal ini penting untuk memberikan arahan AMDAL. Berdasarkan KA dan Rona Lingkungan Awal ditentukan batas- batas wilayah studi, komponen lingkungan yang ditelaah dan komponen kegiatan yang ditelaah. Kemudian dilakukan identifikasi dampak dengan metode yang sesuai. Berdasarkan identi ikasi dampak dilakukan prakiraan dan evaluasi dampak menggunakan metode yang sesuai. Hasil evaluasi dampak berupa arahan RKL dan RPL yang selanjutnya dipakai sebagai dasar penyusunan RKL dan RPL. Ada pun tahap pengerjaan AMDAL tesebut 1 | _ Tugas Amdal _ OLeh : AHMAD FAHRURROZI ZS

Upload: ahmad-fahrurozi

Post on 24-Jul-2015

214 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

DASAR-DASAR PENYUSUNAN

AMDAL DAN STUDI KASUSNYA

1. Proses Penyusunan AMDAL

AMDAL wajib disusun oleh pemrakarsa dan biasanya dalam

penyusunan AMDAL, pemrakarsa dibantu oleh konsultan penyusun

AMDAL. Karena konsultan ini bersifat membantu, segala tanggung jawab

tetap dipikul oleh pemrakarsa. Peranan terpenting pemrakarsa adalah

penjabaran diskripsi kegiatan yang sejelas- jelasnya dan sejujur-jujurnya.

Tanpa diskripsi kegiatan yang jelas, AMDAL tidak dapat disusun dengan

balk dan benar.

Kerangka acuan AMDAL disusun berdasarkan deskripsi kegiatan.

Dengan demikian dapat diidentifikasi hal-hal yang penting, dievaluasi isu-

isu utama, dan selanjutnya dilakukan pemusatan isu-isu utama. Hal ini

penting untuk memberikan arahan AMDAL. Berdasarkan KA dan Rona

Lingkungan Awal ditentukan batas- batas wilayah studi, komponen

lingkungan yang ditelaah dan komponen kegiatan yang ditelaah.

Kemudian dilakukan identifikasi dampak dengan metode yang

sesuai.

Berdasarkan identi ikasi dampak dilakukan prakiraan dan evaluasi

dampak menggunakan metode yang sesuai. Hasil evaluasi dampak

berupa arahan RKL dan RPL yang selanjutnya dipakai sebagai dasar

penyusunan RKL dan RPL.

Ada pun tahap pengerjaan AMDAL tesebut diuraikan dalam prosedur

AMDAL yang terdiri dari:

a) Proses penapisan (screening) wajib AMDAL

b) Proses pengumuman

c) Proses pelingkupan (scoping)

d) Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL

e) Kesepakatan KA-ANDAL

f) Penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL

g) Persetujuan Kelayakan Lingkungan

1 | _T u g a s A m d a l _ O L e h : A H M A D F A H R U R R O Z I Z S

a) Proses Penapisan

Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib

AMDAL adalah proses untuk menentukan apakah suatu rencana

kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak. Di Indonesia, proses

penapisan dilakukan dengan sistem penapisan satu langkah.

Ketentuan apakah suatu rencana kegiatan perlu menyusun

dokumen AMDAL atau tidak dapat dilihat pada Peraturan Menteri

Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib dilengkapi dengan

AMDAL.

b) Proses Pengumuman

Setiap rencana kegiatan yang diwajibkan untuk membuat

AMDAL wajib mengumumkan rencana kegiatannya kepada

masyarakat sebelum pemrakarsa melakukan penyusunan AMDAL.

Pengumuman dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab dan

pemrakarsa kegiatan.

Tata cara dan bentuk pengumuman serta tata cara penyampaian

saran, pendapat dan tanggapan diatur dalam Keputusan Kepala

Bapedal Nomor 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat

dan Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL.

c) Proses Pelingkupan

Pelingkupan merupakan suatu proses awal (dini) untuk

menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak

penting (hipotesis) yang terkait dengan rencana kegiatan.

Tujuan pelingkupan adalah untuk menetapkan batas wilayah

studi, mengidentifikasi dampak penting terhadap lingkungan,

menetapkan tingkat kedalaman studi, menetapkan lingkup studi,

menelaah kegiatan lain yang terkaiti dengan rencana kegiatan

yang dikaji. Hasil akhir dari proses pelingkupan adalah dokumen

KA-ANDAL. Saran dan masukan masyarakat harus menjadi

bahan pertimbangan dalam proses pelingkupan.

2 | _T u g a s A m d a l _ O L e h : A H M A D F A H R U R R O Z I Z S

d) Proses penyusunan dan penilaian KA-ANDAL

Setelah KA-ANDAL selesai disusun, pemrakarsa dapat

mengajukan dokumen kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai.

Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal penilaian KA-

ANDAL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan penyusun

untuk memperbaiki / menyempurnakan kembali dokumennya.

Hasil penilaian KA ANDAL adalah Surat Kesepakatan KA ANDAL

yang akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan ANDAL,

RKL dan RPL.

e) Proses penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL:

Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL dilakukan dengan

mengacu pada KA-ANDAL yang telah disepakati (hasil penilaian

Komisi AMDAL). Setelah selesai disusun, pemrakarsa dapat

mengajukan dokumen kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai.

Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal penilaian ANDAL,

RKL dan RPL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan

penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali

dokumennya.

f) Persetujuan kelayakan lingkungan

1) Keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu rencana usaha

dan/atau kegiatan diterbitkan oleh:

a) Menteri, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi penilai

pusat;

b) Gubernur, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi provinsi;

dan

c) Bupati/walikota, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi

penilai kabupaten/kota.

2) Penerbitan keputusan wajib mencantumkan:

a) Dasar pertimbangan dikeluarkannya keputusan

b) Pertimbangan terhadap saran, pendapat dan tanggapan

yang diajukan oleh warga masyarakat.

3 | _T u g a s A m d a l _ O L e h : A H M A D F A H R U R R O Z I Z S

Pada dasarnya dokumen AMDAL berlaku sepanjang umur usaha atau

kegiatan. Namun demikian, dokumen AMDAL dinyatakan kadaluarsa

apabila kagiatan fisik utama suatu rencana usaha atau kegiatan tidak

dilaksanakan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak diterbitkannya

keputusan kelayakan lingkungannya.

Dalam hal dokumen AMDAL dinyatakan kadaluarsa, maka

Pemrakarsa dapat mengajukan dokumen AMDALnya kepada instansi

lingkungan yang bertanggung jawab untuk dikaji kembali, apakah harus

menysun AMDAL baru atau dapat mempergunakan kembali untuk rencana

kegiatannya.

Keputusan kelayakan lingkungan dinyatakan batal apabila terjadi

pemindahan lokasi atau perubahan desain, proses, kapasitas, bahan baku

dan bahan penolong atau terjadi perubahan lingkungan yang sangat

mendasar akibat peristiwa alam atau sebab lain sebelum usaha atau

kegiatan yang bersangkutan dilaksanakan.

Apabila Pemrakarsa kegiatan hendak melaksanakan kegiatannya

kembali maka Pemrakarsa wajib mengajukan perubahan pada Menteri/

Gubernur/ Bupati/ Walikota sesuai kewenangannya untuk diputuskan

apakah diwajibkan untuk membuat AMDAL baru atau membuat adendum

ANDAL, KL, dan RPL; atau mengajukan permohonan perubahan izin

lingkungan. Penetapan keputusan perubahan tersebut akan dibuat dalam

suatu pengaturan mengenai kriteria perubahan yang lebih rinci.

Izin lingkungan adalah izin yang wajib dimiliki setiap orang yang

melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL atau UKL-UPL

dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai

prasyarat untuk memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan.

Izin Lingkungan diperoleh melalui tahapan kegiatan yang meliputi:

a. penyusunan AMDAL dan UKL-UPL;

b. penilaian AMDAL dan pemeriksaan UKL-UPL; dan

c. permohonan dan penerbitan Izin Lingkungan.

4 | _T u g a s A m d a l _ O L e h : A H M A D F A H R U R R O Z I Z S

Skema proses penyusunan AMDAL dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Skema Proses Penyusunan AMDAL

2. Identifikasi Dampak

a. Tujuan Identifikasi Dampak

Identifikasi dampak bertujuan untuk menentukan ada/tidaknya

dampak lingkungan (+) atau (-). Dalam penyusunan AMDAL, identifikasi

dampak terutama dilakukan dalam Kerangka Acuan ANDAL

didasarkanpada pelingkupan.

b. Metode Identifikasi Dampak

Macam-macam metode identifikasi dampak yang biasa dipakai,

ialah: (1) Daftar uji sementara (Simple checklist)

Produk metoda ini sangat sederhana, hanya berupa serangkaian

data tentang parameter-parameter lingkungan yang perlu mendapat

perhatian akibat adanya suatu rencana kegiatan. Daftar uji sederhana

ini sangat membantu dalam mengidentifikasi dampak potensial yang

5 | _T u g a s A m d a l _ O L e h : A H M A D F A H R U R R O Z I Z S

diduga akan timbul. Namun demikian metode ini hanya memberi sedikit

informasi tentang dampak yang timbul bila dibandingkan dengan

metode Daftar Uji Kuisioner dan Matriks.

(2) Daftar uji kuisioner (quetioner checklis)

Daftar uji jenis ini adalah daftar uji dengan kuisioner.

Daftar uji kuisioner ini akan memberi manfaat bila dalam

mengidentifikasi dampak potensial didukung dengan pengamatan

ke wilayah sekitar rencana kegiatan.

(3) Daftar uji diskriptif (descriptive checklis)

Daftar uji diskriptif menguraikan tentang hal-hal yang patut

diteliti oleh penyusun AMDAL/SEL seperti data dan informasi yang

diperlukan untuk analisis parameter yang diduga sebagai dampak

penting, sumber data dan bahkan metoda prakiraan dampak yang

direkomendasikan untuk diterapkan. Umumnya daftar uji deskriptif

ini di awali dengan parameter yang relevan untuk diteliti dan

selanjutnya diikuti dengan petunjuk pencarian data.

Kekuatan metode daftar uji terletak pada kesederhanaanya,

namun demikian apabila daftar uji ini tidak diversifikasikan dengan

kondisi lingkungan dan proyek yang diteliti, maka kemungkinan

besar butir-butir yang dipanadang relevan untuk ditelaah tidak

termuat dalam daftar, dan sebaliknya hal-hal yang tidak relevan

tercantum dalam daftar.

Mengingat dampak suatu proyek bersifat unik dan khas maka

relatif tidak ada daftar uji yang berlaku sama untuk semua jenis

proyek di semua lokasi/ruang. Dengan demikian isi atau materi

daftar uji yang relevan dengan karakteristik proyek dan kondisi

wilayah sekitar proyek harus dikembangkan sendiri oleh penyusun

AMDAL/SEL. Satu kelemahan lain dari daftar uji adalah tidak

diketahuinya secara jelas sumber penyebab dampak.

6 | _T u g a s A m d a l _ O L e h : A H M A D F A H R U R R O Z I Z S

(4) Matriks

Matrik yang digunakan untuk keperluan identifikasi dampak

merupakan matrik sederhana (simple marix). Matrik sederhana

menggambarkan interaksi antara kegiatan proyek dengan

komponen- komponen lingkungan di sekitarnya. Pada bagianlajur

tertera kegiatan pembangunan yang direncanakan , sedang pada

bagian baris tertera berbagai komponen dan parameter lingkungan.

Apabila suatu kegiatan proyek, misal kegiatan ke-i (i : 1, 2, 3, , m),

secara potensial menimbulkan dampak pada komponen lingkungan

tertentu, misal komponen ke-j (j: 1, 2,

3, , n), maka pada interaksi ke ij diberi tanda atau noktah

seperti x. Kelebihan matrik sederhana ini dibandingkan daftar uji

adalah diketahuinya sumber penyebab timbulnya potensi dampak

lingkungan.

(5) Bagan Alir

Bagan alir merupakan suatu model yang dikonstruksikan

melalui jalingan hubungan sebab akibat antara sumber penyebab

dampak (kegiatan/proyek) dan faktor-faktor lingkungan yang terkena

dampak, balk dampak lingkungan yang bersifat primer, sekunder

maupun tersier.

Metode bagan alir ini dapat digunakan untuk mengantisipasi

dampakdampak lingkungan yang dapat timbul akibat adanya

aktivitas proyek. Metode ini tergolong komunikatif untuk

materi diskusi dan konsultasi dengan para pejabat instansi

pemerintah atau masyarakat awam yang ingin mengetahui dampak

lingkungan suatu kegiatan/proyek.

(6) Contoh identifikasi Dampak

Berikut ini disampaikan identifikasi dampak untuk kegiatan

DAS Citarum dan identifikasi dampak untuk pembangunan jalan

raga. Masing- masing menggunakan metode bagan alir dan

matriks serti yang ditunjukkan pada Gambar 3 dan Tabel 4.

7 | _T u g a s A m d a l _ O L e h : A H M A D F A H R U R R O Z I Z S

Gambar 3. jdentifikasi Dampak Kegiatan di DAS Citarum Menggunakan Metode

Bagan Alir

8 | _T u g a s A m d a l _ O L e h : A H M A D F A H R U R R O Z I Z S

label 4. Identifikasi Dampck Kegiatan Jalan Tol Arteri Semarang

Seksi A dan B Menggunakan Metode

Matriks

No.

Komponen

Kegiatan Komp. Lingkungan

PraKonstruksi

KonstruksiPasca

Konstruksi1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

FISIK-KIMIA1 lklim - - - - - - - - - x - -2 Fisiografi - - - - -3 Lalulintas - - - x - x - - x - x x4 Udara - - - x - x - - x x x x5 Kebisingan - - - x - x - - x x x x6 Hidrologi - - - -7 Geoteknik - - - - - x -

BlOTlS8 Flora - - - - -9 Fauna - - - - -

SOSEKBUDKESMAS10 Sosekbud x x x - x - - - - - x x11 Kesmas - - - - - x -12 Kecelakaan Lalin - - x xKeterangan kegiatan:

1. Penentuan lokasi dan trase2. Pembebasan tanah3. Pemindahan penduduk4. Mobilisasi material dan alat-alat besar5. Mobilisasi tenaga kerja6. Pembuatan/pengoperasian base camp, bengkel, gudang7. Penyiapan tanah dasar8. Galian dan timbunan tanah9. Pengangkutan bahan-bahan material dan peralatan proyek10. Pekerjaan lapis perkerasan11. Pengoperasian jalan dan jembatan12. Pemeliharaan jalan dan jembatan

3. Prakiraan Dampak

a.Tujuan prakiraan dampak

Prakiraan dampak bertujuan untukmemprakirakan besarnya

perubahan kualitas lingkungan semua komponen lingkungan yang telah

diidentifikasikan. Prakiraan dampak dilakukan dengan memperhatikan

dimensi ruang dan waktu.

9 | _T u g a s A m d a l _ O L e h : A H M A D F A H R U R R O Z I Z S

b. Manfaat prakiraan dampak

Prakiraan dampak sangat bermanfaat sebagai bahan evaluasi

dampak. Hasil prakiraan dampak sangat menentukan hasil evaluasi dan

selanjutnya hash evaluasi dampak akan menentukan:

- Pengambilan keputusan: apakah rencana kegiatan diterima

(dengan atau tanpa revisi) ataukah ditolak.

- Langkah apa yang harus diambil untuk mengelola lingkungan.

- Langkah apa yang harus diambil untuk memantau kualitas lingkungan.

Dikarenakan oleh pentingnya prakiraan dampak, maka prakiraan

dampak harus dilakukan secara bersungguh-sungguh, dan dilakukan oleh

ahli yang sesuai dengan bidangnya. Di sini yang dibahas adalah metode

ANDAL yang dipakai dalam prakirakan dampak. Sedangkan metode untuk

mengumpulkan dan menganalisis data sehingga dihasilkan informasi yang

tentang perubahan kualitas lingkungan dilakukan menggunakan teori yang

telah dipunyai oleh masing-masing bidang keahlian (misal: ahli sosial, ahli

hidrologi, ahli biologi, ahli kimia).

c. Metode prakiraan dampak

(1) Apa saja yang diprakirakan.

Dalam prakiraan dampak semua hal yang diperlukan untuk bahan

evaluasi dampak harus dianalisis.Karena umumnya evaluasi dampak

dilakukan menggunakan 7 kriteria yang disusun dalam Keputusan

Ketua BAPEDAL No. Kep056/1994 (atau 6 kriteria menurut pasal 5 PP

No. 27 Tahun 1999), maka ketujuh (atau keenam) komponen yang

rnasuk dalam kriteria tersebut harus diprakirakan besarnya. Untuk

lebih jelasnya masing-masing dari ketujuh komponen akan dijelaskan

pada bagian (ii). Perlu diingat kembali bahwa prakiraan ini dilakukan

untuk setiap sel yang telah diidentifikasi dalam matriks identifikasi

dampak.

(2) Tujuh kriteria yang dipakai dalam evaluasi dampak

Apabila yang dipakai dalam evaluasi untuk menentukan tingkat

kepentingan dampak adalah 7 kriteria maka dalam prakiraan dampak

10 | _T u g a s A m d a l _ O L e h : A H M A D F A H R U R R O Z I Z S

ketujuh kriteria tersebut harus dianalisis.

Tujuh kriteria tersebut adalah:

- jumlah manusia yang terkena dampak

- luas wilayah persebaran dampak

- lamanya dampak berlangsung

- intensitas dampak (seberapa besar dampak lingkungan berubah)

- banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak

- sifat komulatif dampak

- berbalik atau tidak berbaliknya dampak.

(3) Dasar-dasar dalam melakukan prakiraan dampak.

Pada prinsinya prakiraan dampak dilakukan dengan memperhitungkan

ruang dan waktu. Untuk lebih jelasnya Gambar 4 menunjukkan contoh

hubungan tingkat kebisingan dengan waktu (kegiatan).

Gambar 4. Contoh Grafik Prakiraan Dampak Kebisingan Rencana

Kegiatan: Pembangunan dan Beroperasinya Sebuah Jalan Tol

Keterangan:

A : Tingkat kebisingan saat ini (to)

B : Tingkat kebisingan pada awal kegiatan (t1)

C : Tingkat kebisingan pada akhir tahap konstruksi (t2), kondisi

tanpa proyek.

11 | _T u g a s A m d a l _ O L e h : A H M A D F A H R U R R O Z I Z S

D : Tingkat kebisingan pada tahap konstruksi (t3), kondisi

tanpa proyek.

E : Tingkat kebisingan pada akhir tahap konstruksi (t2),

kondisi dengan proyek.

F : Tingkat kebisingan pada tahap konstruksi (t3), kondisi

dengan proyek.

CE : Dampak kebisingan pada akhir tahap konstruksi (t2)

DE : Dampak kebisingan pada tahap pasca konstruksi (t3)

Seperti ditunjukkan oleh Gambar 4, yang perlu

dianalisis adalah:

- Kualitas lingkungan dalam kondisi tanpa kegiatan

(ditunjukkan oleh garis ABCD),

- Kualitas lingkungan dalam kondisi dengan kegiatan

(ditunjukan oleh garis BEF),

- Perubahan kualitas lingkungan akibat adanya kegiatan

(kualitas lingkungan dengan adanya kegiatan — kualitas

Iingkungan tanpa kegiatan).

Analisis dampak dengan cara ini dilakukan tidak hanya untuk setiap

waktu (kegiatan), namun juga untuk suatu ruang (jarak) tertentu. Misalnya:

perubahan kebisisngan yang terjadi dihitung untuk koridor dengan jarak 0, 50,

100, 150 dan 200 m dari pusat kegiatan.

Data yang diperlukan untuk melakukan prakiraan dampak adalah

rencana kegiatan dan rona lingkungan awal. Keduanya diuraikan secara rind

berikut ini.

R e n ca n a Ke g i a t an

Rencana Kegiatan harus diuraikan ke dalam beberapa komponen

kegiatan yang relevan.

R o n a l i n g k u n g an a w al

Rona lingkungan awal adalah kualitas lingkungan yang diukur sebelum

kegiatan dilaksanakan. Data kualitas lingkungan untuk setiap komponen

lingkungan dikumpulkan dengan cara sesuai bidang keilmuan masing-masing.

Rona Iingkungan awal sangat penting sebagai titik awal dalam memprakirakan

dampak (merupakan kualitas lingkungan pada to pada Gambar 4.

12 | _T u g a s A m d a l _ O L e h : A H M A D F A H R U R R O Z I Z S

d. Contoh hasil prakiraan dampak

Tabel 5 menunjukkan contoh hasil prakiraan dampak.

Tabel 5. Tingkat Kebisingan di Ruas Yogyakarta — Prambanan

Tahun Tingkat Kebisingan pada Jarak Tertentu (Leg.30 meter 100 meter

1998 —2003 —2008 —2013 - 2015

77,52 - 79,1179,11 —81,21 —82,23 —

57,52 —59,11 —60,21 —60,42 —

4. Evaluasi Dampak

Evaluasi dampak dilakukan secara holistik dan digunakan sebagai:

- dasar untuk menelaah kelayakan lingkungan dari berbagai alternatif usaha atau

kegiatan,

- arah pengelolaan dampak penting yang ditimbulkan.

Yang dimaksud evaluasi dampak yang bersifat holistik adalah telaahan

secara totalitas terhadap beragam dampak penting lingkungan, dengan sumber

usaha atau kegiatan dampak. Beragam komponen lingkungan yang terkena

dampak penting tersebut (balk positif maupun negatif) ditelaah sebagai satu

kesatuan yang soling terkait dan saling pengaruh-mempengaruhi, sehingga

diketahu sejauh mana "pertimbangan" dampak peting yang bersifat positif

dengan yang bersifat negatif. Dampak-dampak penting yang dihasilkan dari

evaluasi disajikan sebagai dampak-dampak penting yang harus dikelola. Contoh

Hasil Evaluasi Dampak dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7.

5. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)

Semua dampak penting yang ditemukan pada studi ANDAL harus

dikelola dan dipantau. Cara-cara pengelolaan dan pernantauan lingkungan

masing-masing disusun dalam dokumen RKL dan RPL.

13 | _T u g a s A m d a l _ O L e h : A H M A D F A H R U R R O Z I Z S

Tabel 6. Damoak vana Terpenting oada Setiao Kegiatan

No Tahap Kegiatan Dampak Terpenting Sumber Dampak

1

2

3

Pro konstruksi

Konstruksi

Pasco konstruksi

Sosial Budaya

Persepsi Masyarakat

Sosial Budaya

Ruang, tanah dan lahan

Mobilisasi penduduk

Perekonomian masyarakat

Kualitas udara dan

Pembebasan lahan

Pembebasan lahan

Galian dan timbunan

Operasional jalan tol

Operasional jalan tol

Operasional jalan tol

Operasional kendaraan

14 | _T u g a s A m d a l _ O L e h : A H M A D F A H R U R R O Z I Z S

Tabel 7. Matriks Evaluasi Dampak Secara Holistik dengan Kep. Kepala BAPEDAL No. Kep-056/1994

No Komponen Lingkungan 7 Kriteria Kep. BAPEDAL No. Kep-056/1994 Kepent. Dampak

PrioritasPengelolaan

SifatDampak

Catatan1 2 3 4 5 6 7

1

2

3

4

5

6

7

Pembebasan lahana. Ruang, tanah dan lahan b. Kependudukanc. Sosial budayad. Persepsi masyarakatMobilisasi alat berata. Lalulintas dan keselamatan b. Perkerasan jalan umum Pekerjaan galian dan timbunan a. Fisiografib. Biotisc. Sosial BudayaPengangkutan materiala. Lalulintas dan keselamatan b. Perkerasan jalan umum Pekerjaan perkerasan jalana. Kualitas udara dan kebisinganb. HidrologiPemagaran sepanjang jalan tol

a. Mobilisasi pendudukb. Persepsi masyarakatOperasi jalan tol a. Fisiografib. Hidrologic. Ruang, tanah dan lahan d. Mobilisasi penduduk

2222

22

222

22

22

33

2233

3333

33

223

22

32

33

2244

3335

33

333

33

33

33

5555

3333

33

334

33

43

33

2333

3335

33

333

33

43

33

3344

2233

22

232

22

22

22

2222

2252

22

225

22

22

22

2222

648648

24302700

648648

43212962160

432432

1152432

972972

64872028802880

3311

33

3

21

33

23

33

3311

----

--

---

--

--

--++

Tujuh kriteria:1. Jml2. lugs wilayah3. lama dampak4. banyaknya

komponen5. komulatif6. berbalik/tdk

Ting. kepentingan1. kurang2. cukup3. penting4. lebih penting5. sangat penting

Intensitas dampakPerub. Skala

0 1

1 22 33 44 5

15 | _T u g a s A m d a l _ O L e h : A H M A D F A H R U R R O Z I Z S

Tabel 7. Matriks Evaluasi Dampak Secara Holistik dengan Kep. Kepala BAPEDAL No. Kep-056/1994 (lanjutan)

No Komponen Lingkungan7 Kriteria Kep. BAPEDAL No. Kep-056/1994 Kepent.

DampakPrioritas

PengelolaanSifat

DampakCatatan

1 2 3 4 5 6 7

8

e. Perekonomian masyarakatf. Persepsi masyarakatOperasional kendaraan

a. Kualitas udara dan kebisingan

b. Lalulintas dan keselamatanc. Biotisd. Sosial Budayae. Kesehatan

33

2

2222

44

3

3222

55

5

5555

33

5

3333

43

4

3322

22

2

2222

22

2

2222

28802880

2400

1080720480480

11

1

2333

++

-

+---

Prioritas penanganandampak:

No Kepentingan

Prioritas Dampak

3 <10002 1000-20001 2000-3000

Total Positif 21.600Total Negatif 21.450

16 | _T u g a s A m d a l _ O L e h : A H M A D F A H R U R R O Z I Z S

6. CARA PENCEGAHAN DAMPAK

MENGEFEKTIPKAN PROGRAM PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

1. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mencegah dan mengelola dampak termasuk upaya untuk menangani dan

menanggulangi keadaan darurat;

2. Kegiatan pemantauan yang dilakukan untuk mengetahui efektifitas pengelolaan dampak dan ketaatan terhadap peraturan

di bidang lingkungan hidup;

3. Tolok ukur yang digunakan untuk mengukur efektifitas pengelolaan lingkungan hidup dan ketaatan terhadap peraturan di

bidang lingkungan hidup.

4. Untuk menghindari kegagalan pengelolaan lingkungan ini maka pemantauan haruslah dilakukan sedini mungkin, sejak awal

dari pembangunan, secara terus-menerus dengan frekuensi yang teratur, apabila diperlukan sejak pra pembangunan. Hasil

dari pemantauan kemudian digunakan untuk  memperbaiki rencana pengelolaan lingkungan kalau memang hasil pemantauan

tidak sesuai dengan pendugaan dalam AMDAL. Hasil pemantauan juga dapat digunakan untuk memperbaiki pendugaan atau

untuk melakukan pendugaan ulang. Secara skematis hubungan hasil ANDAL, pemantauan, dan pengelolaan dapat dilihat

pada gambar berikut.

17 | _T u g a s A m d a l _ O L e h : A H M A D F A H R U R R O Z I Z S

18 | _T u g a s A m d a l _ O L e h : A H M A D F A H R U R R O Z I Z S