abses spasia maxilla

6
Spasia Maksila Primer a. Spasia Kanina Secara anatomis, spasia kanina terletak antara m. levator anguli oris dan m. levator labii superioris. Spasia kanina terbentuk akibat dari infeksi yang terjadi pada gigi kaninus rahang atas. Gigi kaninus merupakan satu-satunya gigi dengan akar yang cukup panjang untuk menyebabkan pengikisan sepanjang tulang alveolar superior hingga otot. Infeksi ini mengikis bagian superior hingga ke dasar M. levator anguli oris dan menembus dasar M. levator labii superior. Infeksi daerah ini disebabkan periapikal abses dari gigi kaninus maksila. Penderita yang mengalami infeksi pada spasia kaninus mengeluh pembengkakan daerah akar dan sembab (swelling) di bawah mata. Kulit dapat memperlihatkan daerah kemerahan dan edema sehingga lipatan nasolabial menghilang, nyeri tekan dapat dirasakan di sekitar kaninus. Komplikasi yang memungkinkan dari infeksi fossa canine yakni thrombosis vena angularis. Diagnosis dasar meliputi pemeriksaan klinis (100%), antibiogram (77,1%) dan radiografi (97,1%), pemeriksaan sonography membantu dalam diagnosis thrombosis vena angularis. Palpasi yang terasa sakit pada sudut sudut medial mata merupakan diagnosis utama yang penting. Pengobatan menggunakan antibiotic, jangan menggunakan heparin untuk mengobati

Upload: carabella-hutajulu

Post on 24-Nov-2015

431 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Abses spasia primer maksila

TRANSCRIPT

Spasia Maksila Primera. Spasia KaninaSecara anatomis, spasia kanina terletak antara m. levator anguli oris dan m. levator labii superioris. Spasia kanina terbentuk akibat dari infeksi yang terjadi pada gigi kaninus rahang atas. Gigi kaninus merupakan satu-satunya gigi dengan akar yang cukup panjang untuk menyebabkan pengikisan sepanjang tulang alveolar superior hingga otot. Infeksi ini mengikis bagian superior hingga ke dasar M. levator anguli oris dan menembus dasar M. levator labii superior. Infeksi daerah ini disebabkan periapikal abses dari gigi kaninus maksila.Penderita yang mengalami infeksi pada spasia kaninus mengeluh pembengkakan daerah akar dan sembab (swelling) di bawah mata. Kulit dapat memperlihatkan daerah kemerahan dan edema sehingga lipatan nasolabial menghilang, nyeri tekan dapat dirasakan di sekitar kaninus. Komplikasi yang memungkinkan dari infeksi fossa canine yakni thrombosis vena angularis. Diagnosis dasar meliputi pemeriksaan klinis (100%), antibiogram (77,1%) dan radiografi (97,1%), pemeriksaan sonography membantu dalam diagnosis thrombosis vena angularis. Palpasi yang terasa sakit pada sudut sudut medial mata merupakan diagnosis utama yang penting. Pengobatan menggunakan antibiotic, jangan menggunakan heparin untuk mengobati thrombosis vena angularis karena akan menyebabkan komplikasi perdarahan dan thrombocytopenia

b. Spasia Bukal

Spasia bukal berada diantara M. masseter, M. patrigoidus interna dan M. bucinator. Spasia ini terikat pada permukaan kulit muka pada aspek lateral dan M. buccinators pada aspek medial dan berisi kelenjar parotis dan n. facialis.Spasia dapat terinfeksi akibat perpanjangan infeksi dari gigi maxilla dan mandibula. Penyebab utama infeksi spasia bukal adalah gigi-gigi posterior, terutama molar maksila yang ujung akarnya berada di atas perlekatan m. buccinators pada maksila atau berada di bawah perlekatan m. buccinators pada mandibula. Infeksi pada molar rahang atas sering menembus tulang dan pada bagian superior otot buccinator yang akan menimbulkan infeksi spasia bukal. Walaupun infeksi spasia bukal kebanyakan merupakan akibat dari infeksi gigi rahang atas, infeksi pada molar mandibula pun dapat menjadi penyebab spasia bukal. Gejala infeksi yaitu edema pipi dan trismus ringan. Spasia bukal menjadi berhubungan dengan gigi ketika infeksi telah mengikis hingga menembus tulang superior hingga perlekatan M. buccinators.Keterlibatan spasia bukal dapat menyebabkan pembengkakan di bawah lengkung zygomatic dan daerah di atas batas dari mandibula. Sehingga baik lengkung zygomatic dan batas inferior mandibula nampak jelas pada infeksi spasia bukal.Gejala klinis abses spasia bukal terbentuk di bawah mukosa bukal dan menonjol ke arah rongga mulut, pada perabaan tidak jelas ada proses supuratif, fluktuasi, negative dan gigi penyebab kadang-kadang tidak jelas. Masa infeksi/pus dapat turun ke spasia submaksila atau meluas ke arah spasia infra temporal, menyebar masuk ke spasia terdekat lainnya pada pemeriksaan ekstraoral tampak pembengkakan difus, tidak jelas pada perabaan.

c. Spasia Infratemporalis

Spasia di mana abses ini berkembang adalah ekstensi superior dari spasia pterygomandibular. Secara lateral, spasia ini dibatasi oleh ramus mandibula dan otot temporalis, sementara secara medial dibatasi oleh m. pterygoideus lateral dan medial. Struktur anatomi yang penting, seperti saraf mandibular, saraf mylohyoid, saraf lingual, saraf bukal, chorda tympani saraf, dan arteri maksilaris, ditemukan di spasia ini. Bagian dari pleksus vena pterygoideus juga ditemukan di dalam spasia ini.Infeksi pada ruang infratemporal dapat disebabkan oleh saluran akar gigi posterior rahang atas dan rahang bawah yang terinfeksi, melalui spasia pterygomandibular, dan mungkin juga hasil dari posterior superior alveolar nerve block dan inferior alveolar nerve block.Trismus dan nyeri saat pembukaan mulut dengan deviasi lateral yang menuju sisi yang terkena, edema pada daerah anterior ke telinga yang meluas hingga di atas arcus zygomatic, serta edema pada kelopak mata.Perluasan infeksi dari spasia infratemporal ke sinus kavernosus atau orbita dapat dengan mudah terjadi, sehingga dapat menimbulkan infeksi yang sangat serius dan memerlukan penanganan dari beberapa spesialis. Thrombosis sinus kavernosus dapat terjadi pula akibat penyebaran infeksi odontogenik melalui hematogenesis. Bakteri dapat menyebar melalui pleksus pterigoideus dan vena emisariae di bagian anterior melalui vena angularis dan vena optalmikus superior. Dan bagian inferior menuju sinus kavernosus. Vena pada bagian wajah dan orbita tidak mempunyai katub sehingga darah mengalir ke segala arah dengan demikian bakteri dapat beredar di dalam sistem peredaran vena dan mencapai sinus kavernosus yang mengakibatkan timbulnya thrombosis.