47020526 atonia uteri

32
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.................................................. .................. i HALAMAN PENGESAHAN............................................. ......... ii DAFTAR ISI.................................................... ............................. iii BAB I PENDAHULUAN............................................ ................. 1 BAB II LANDASAN TEORI.................................................. ..... 2 A. Pengertian atonia uteri............................................. ......... 2 B. Penyebab Atonia uteri............................................. .......... 3 C. Penatalaksanaan................................... ............................ 5 1

Upload: wagigtn

Post on 21-Jan-2016

41 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

atonia

TRANSCRIPT

Page 1: 47020526 Atonia Uteri

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN...................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................. 1

BAB II LANDASAN TEORI....................................................... 2

A. Pengertian atonia uteri...................................................... 2

B. Penyebab Atonia uteri....................................................... 3

C. Penatalaksanaan............................................................... 5

BAB III TINJAUAN KASUS....................................................... 16

- Identitas pasien................................................................. 16

- Anamnesis......................................................................... 16

- Pemeriksaan fisik.............................................................. 19

- Diagnosa kerja................................................................... 20

- Penatalaksanaan............................................................... 22

BAB IV PEMBAHASAN.............................................................. 30

BAB V PENUTUP......................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA....................................................................

1

Page 2: 47020526 Atonia Uteri

LEMBAR PENGESAHAN

Disah kan pada

Hari/tanggal

Mengetahui

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Lahan

( Cahaya indah lestari, Amd Keb ) ( Ni Made Sri Wardani,Amd.keb)

2

Page 3: 47020526 Atonia Uteri

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkankehadirat Tuhan Yang Maha Esa hingga tugas

yang berjudul ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”M” DENGAN ATONIA

UTERI DI POLINDES GELOGOR PADA TANGGAL 30 DESEMBER 2010

Dapat selesai pada waktunya.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen asuhan kebidanan II ini

yang telah membimbing saya sehingga tugas ini dapat terselesaikan.Dan

semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari

kesempurnaan,untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik serta saran

yang bersifat membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih semoga laporan ini

bermanfaat bagi penyusun khususnya serta pembaca pada umumnya. Dan

semoga kebaikan semua pihak yang telah membantu penyusunan tugas ini

mendapatkan imbalan yang setimpal dari tuhan yang maha esa.

Mataram, 30 Desember 2010

Penyusun

3

Page 4: 47020526 Atonia Uteri

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

. ATONIA UTERI

2.1.1 Deskripsi

Atonia uteri adalah kegagalan otot-otot rahim untuk berkontraksi dan

beretraksi dengan baik setelah plasenta lahir.

Pada kondisi dimana terjadi atonia uteri, maka lumen pembuluh–pembuluh

darah pada tempat melekatnya plasenta akan tetap terbuka, hingga terjadi

perdarahan postpartum yang banyaknya lebih dari 500 ml.

Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar

hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar hemoglobin normal akan dapat

menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada yang

anemia.

Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam

dan kondisi ini tidak dapat di kenali sampai terjadi syok.Penilaian resiko pada saat

antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya perdarahan

pascapersalinan.di lakukan pada semua wanita yang bersalin karena hal ini dapat

menurunkan insidens perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri.

4

Page 5: 47020526 Atonia Uteri

BAB II

LANDASAN TEORI

PEMBAHASASAN ATONIA UTERI DAN KOMPRESI BIMANUAL

Pengertian Atonia Uteri:

Atonia uteri adalah kegagalan otot-otot rahim untuk berkontraksi dan

beretraksi dengan baik setelah plasenta lahir.

Pada sat plasenta masih melwekat di dinding rahim , maka jumlah aliran darah

pada tempat melekatnya plasenta treswebut di perkirakan mencapai 500 hingga

800 ml per menit. Setelah plasenta lepas , akan terjadi perdarahan karena sinus–

sinus maternalis di tempat insersi plasenta pada dinding rahim terbuka.Biasnya

perdarahan ini tidak berlangsung lama, sebab kontraksi dan retraksi otot–otot

rahim menekan pembukuh–pembuluh darah yang terbuka di situ hingga lumennya

tertutup.Kemudian pembuluh darah akan tersumbat oleh bekuan darah. Karena,

umumnya perdarahan yang terjadi tidak lebih dari 500 ml.

Pada kondisi dimana terjadi atonia uteri, maka lumen pembuluh–pembuluh

darah pada tempat melekatnya plasenta akan tetap terbuka, hingga terjadi

perdarahan postpartum yang banyaknya lebih dari 500 ml.

Penyebab Atonia Uteri:

Plasenta yang baru lepas sebagian.

Tertinggalnya sisa plasenta, kotiledon, atau selaput ketuban.

Persalinan yang terlalu cepat (partus presipitatus).

Persalinan lama sehingga terjadi inersia uteri.

Polihidramnion atau kehamilan kembar sehingga terjadi peregangan yang

berlebihan pada otot uterus.

Plasenta previa.

Solusio plasenta.

Pemberian anastesi umum.

Penatalaksana yang salah pada persalinan kala tiga.

5

Page 6: 47020526 Atonia Uteri

Kandung kemih yang penuh.

Penyebab lain yang tidak diketahui.

1. Plasenta yang baru lepas sebagian

Bila seluruh bagian plasenta masih melekat, maka biasanya tidak terjadi

perdarahan. Tetapi,bila sebagian plasenta sudah terlepas, maka akan terjadi

robekan pada sinus–sinus maternalais, sedangkan sebagian plasenta yang

masih melekat akan menghambat kontraksi dan retraksi dari otot –otot

uterus. Karena itu kondisi ini akan menyebabkan perdarahan.

2. Tertinggalnya selaput ketuban,kotiledon , atau selaput ketuban

Akan mengganggu aktivitas otot–otot uterus untuk dapat berkontraksi dan

beretraksi secara efisien sehingga perdarahan terus terjadi.

3. P ersalinan yang trelalu cepat (partus presipitatus)

Bila uterus sudah berkontraksi terlalu kuat dan terus –menerus selama kala

satu dan kala dua persalinan (kontraksi yang hipertonik) , maka otot –otot

uterus akan kekurangan kemamouannya untuk beretraksi setelah bayi

lahir.

4. Persalinan Lama

Dapat menyebabkan terjadinya inersia uteri karena kelelahan pada otot –

otot uterus.

5. Polihidramnion atau kehamilan kembar

Pada kondisi ini miometrium teregang dengan hebat sehingga kontraksi

setelah kelahiran bayi akan menjadi tidak efisien.

6. Plasenta previa

Pada lapisan plasenta previa, maka sebagian tempat melekatnya plasenta

adalah segmen bawah uterus, di man lapisan ototnya amat tipis dan hanya

mengandung sedikit serat otot oblik.

7. Solusio plasenta

Bila terjadi solusio plasenta , maka darah di dalam rongga uterus dapat

meresap di antara serat – serat otot uterus dan mengakibatkan kontraksi

uterus menjadi tidak efektif .Solusio plasenta yang berat dapat

mengakibatkan uterus couvelaire.

6

Page 7: 47020526 Atonia Uteri

8. Anastesi umum

Beberapa otot anastesi merupakan relaksan otot yang amat kuat , misalnya

halotan dan siklopropan.

9. Penanganan yang salah pada kala tiga

Merupakan salah satu faktor yang menyebabkan perdarahan pospartum. K

ebiasaan melakukan rangsangan yang berlebihan pada daerah fundus atua

manipulasi pada uterus, dapat menimbulkan terjadiny kontraksi yang tidak

teratur (aritmik) sehingga hanya sebagian saja plasenta yang terlepas dan

hilangnya kemampuan uterus untuk beretraksi.

10. Kandung kemih yang penuh

Bila kandung kemih penuh , maka letaknya yang berdekatan dengan

rongga abdomen pada akhir ka;a dua, akan mempengaruhi kontraksi dan

retraksi uterus.Kandung kemih yang penuh juga dapat menyebabkan

kesalahan dalam menatalaksana persalinan kala tiga karena kesulitan

menilai uterus.

11. Penyebab lain yang belum diketehui

Pada kasus atonia uteri mungkin saja tidak didapatkan kondisi –kondisi

seperti di atas sehingga faktor penyebabnya tidak di ketahui.

7

Page 8: 47020526 Atonia Uteri

Penatalaksanan atonia uteri

8

Rangsangan taktil (pemijatan) fundus uteri segera lahirnya plasenta (maksimal 15 detik)

Bersihkanlah bekuan darah atau selaput ketuban dari vagina dan lubang serviks Pastikan bahwa kandung kemih telah kosong. Jika penuh atau dapat dipalpasi, katerisasi kandung kemih menggunakan teknik aseptik.Lakukan kompresi bimanual internal (KBI) selama 5 menit.

Anjurkan keluarga untuk mulai melakukan kompresi bimanual eksternal.Kelurkan tangan perlahan-lahan.berikan ergometrin 0,2 mg IM (jangan diberikan jika hipertensi).pasang infus menggunakan jarum ukuran 16 atau 18 dan berikan 500 ml ringer laktat + 20 eksitosin. Habiskan 500 ml pertama secepat mungkin. Ulangi KBI.

Rujuk segera.Dampingi ibu ke tempat rujukan ]Lanjutkan infus ringer laktat + 20 unit oksitosin dalam 500 ml larutan dengan laju 500 ml/jam hingga tiba di tempat rujukan atau hingga menghabiskan 1,5 infus. Kemudian berikan 125 ml. Jika tidak tersedia cairan yang cukup, berikan 500 ml kedua dengan perlahan dan berikan minuman untuk rehidrasi.

UterusBerkontraksi

UterusBerkontraksi

UterusBerkontraksi

Tidak

Tidak

Tidak

Evaluasi rutin. Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan terus berlangsung, periksa apakah perineum, vagina dan serviks mengalami laserasi dan jahitan atau rujuk segera (Lampiran A-5)

Teruskan KBI selama 2 menit.Keluarkan tangan perlahan-

lahan.Pantau kala empat dengan ketat

Pantau ibu dengan seksama selama kala empat persalinan Ya

Ya

Ya

Page 9: 47020526 Atonia Uteri

Lakukan pemijan/masaseuterus melalui dinding abdomen.

1. Berikan obat–obat yang dapat menimbulkan kontraksi uterus seperti oksitosin

dan atau pemberian obat–obat golongan merthergin secar intravena atau

intramuskuler.

2. Segera lakukan KBI

Pakai sarung tangan disinfektan tingkat tinggi atau steril, dengan lembut

memasukkan tangan (dengan cara menyatukan kelima ujung jari ) ke

introitus dan vagina ibu.

Periksa vagina dan servik. Jika ada selaput ketuban atua bekuan darah

pada kavum uteri mungkin uterus tidak dapat berkontraksi secara penuh .

Letakkan kepalan tangan pada forniks anterior , tekan dinding anterior

uterus, sementara telapak tangan lain pada abdomen, menekan dengan

kuat dinding belakang uterus ke arah kepalan tangan dalam.

Gambar : KBI

Tekan uterus dengan kedua tangan secara kuat . Kompresi uterus ini

memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah di dalam uterus dan

juga merangsang miometrium untuk berkontraksi.

Evaluasi keberhasilan :

i. Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang , teruskan

melakukan KBI selama dua menit , kemudian perlahn –lahan

keluarkan tangan dari dalam vagina . Pantau kondisi ibu secara ketat

selama kala empat

9

Page 10: 47020526 Atonia Uteri

ii. Jika uterus berkontraksi tapin perdarahan treus berlangsungn , periksa

perinium, vagina dan serviks apakah terjadi lasrasi di bagian tersebut.

Segera lakukan penjahitan jika ditemukan laserasi.

iii. Jika kontraksi uetrus tidak terjadi dalam waktu 5 menit,ajarkan

keluarga untuk melakukan KBE,kemudian teruskan langkah – langkah

penatalaksanaan atonia uteri selanjutnya.

Minta tolong keluarga untuk mulai menyiapkan rujukan.

Alasan : Atonia uteri sering kali bisa di atasi dengan KBI,jika KBI

tidak berhasil dalam waktu 5 menit diperlukan tindakan –tidakan lain

3. Berikan 0,2 mg ergometrin IM (jangan berikan ergometrin kepada ibu

dengan hipertensi)

Alasan : Ergometrin yang diberikan , akan mengakibatkan tekanan darah

lebih tinggi dari kondisi normal.

4. Menggunakan jarum berdiameter besar ( ukuran 16 atua 18), pasang infus

dan berikan 500 ml larutan RL yang mengandung 20 unit oksitosin.

Alasan : Jarum dengan diameter besar, memungkinkan pemberian cairan

IV secara cepat ,dan dapat langsung digunakan jika ibu memerlukan

transfusi darah. Oksitosin IV akan dengan cepat merangsang kontraksi

uterus. Rlakan membantu mengganti volume cairan yang hilang selama

perdarahan.

5. Pakai sarung tangan steril atau DTT dan ulangi KBI.

Alasan : KBI yang digunakan bersama dengan ergometrin dan oksitosin

dapat membantu membuat uterus berkontraksi.

6. Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1 sampai 2 menit , segera

lakukan rujukan. Berarti ini bukan atonia uteri sederhana.Ibu

membutuhkan perawatan gawat –darurat di fasilitas kesehatan yang dapat

melakukan tindakan bedah dan transfusi darah.

7. Dampingi ibu ke tempat rujukan. Teruskan melakukan KBI hingga ibu tiba

di tempat rujukan. Teruskan pemberian cairan Ivhingga ibu tiba di fasilitas

rujukan :

– Infus 500 ml yang pertama dan habiskan dalam waktu 10 menit.

10

Page 11: 47020526 Atonia Uteri

– Kemudian berikan 500 ml/jam hingga tiba ditempat rujukan atau

hingga jumlah cairan yang di infuskan mencapai 1,5 liter, dan

kemudian berikan 125 ml/jam.

– Jika cairan Ivtidak cukup, infuskan botol kedua berisi 500 ml cairan

dengan tetesan lambat dan berikan cairan secara oral untuk asupan

cairan tambahan.

Tekhnik Melakukan KBE:

1. Letak kan tangan pada abdomen di depan uterus, tepat di atas simfisis pubis.

2. Letakkan tangan yang lain pada dinding abdomen (dibelakang korvus uteri) ,

usahakan memegang bagian belakang uterus seluas mungkin.

3. Lakukan gerakan saling merapatkan kedua tangan untuk melakukan kompresi

pembuluh darah di dinding uterus dengan cara menekan uterus diantara kedua

tangan tersebut.Ini akan membantu uterus untuk berkontraksi dan menekan

pembuluh darah uterus.

Gambar : Kompresi bimanual eksterna

Tekhnik Melakukan Kompresi Aorta Abnominalis:

Kompresi manual pada aorta hanya dilakukan pada

perdarahan hebat. Kompresi aorta hanya boleh dilakukan

pada keadaan darurat.

1. Raba pulpasi arteri femoralis pada lipatan paha.

2. Kepalkan tangan kiri dan tekankan bagian punggung

jari telunjuk hingga kelingking pada umbilikus ke

arah kolumna vertebralis dengan arah tegak lurus.

11

Page 12: 47020526 Atonia Uteri

3. Dengan tangan yang lain ,raba pulsasi arteri femoralis untuk mengetahui

cukup tidaknya kompresi:

Jika pulsasi masih teraba , artinya tekanan kompresi masih belum cukup.

Jika kepalan mencapai aorta abdominalis , maka pulsasi arteri femoralis

akan berkurang /terhenti.

4. Jika perdarahan pervaginam berhenti , pertahankan posisi tersebut dan

pemijatan uterus (dengan bantuan asisten )hingga uterus berkontraksi dengan

baik.

5. Jika perdarhan masih berlanjut:

Lakukan ligasi arteri uterina dan utero- ovarikal

Berikan antiotika dosis tunggal.

Ampilsilin 2 g I.V;

Atau Sefazolin 1 g I.V.

Berikan cairan infus Ringer laktat atau larutan NaCl 0,9%.

Buka perut

Lakukan insisi vertikal pada linea alba dari umilikus sampai kubis.

Lakukan insisi vertikal 2-3 cm pada fasia.

Lanjutkan insisi keatas dan ke bawah dengan gunting.

Pisahkan muskulus rektus abdominis kiri dan kanan dengan tangan

atau gunting.

Buka peritoneum dekat umbilikus dengan tangan. Jaga agar jangan

melukai kandung kemih.

Pasang retraktor kandung kemih.

Tarik uterus keluar sampai terlihat ligamentum latum.

Raba dan rasakan denyut arteri uterina pada perbatasan serviks dan

segmen bawah rahim.

Pakai jarum besar dengan benang catgut kromik 0 atau (poliglikolik)

dan buat jahitan sedalam 2-3 cm pada dua tempat. Lakukan ikatan

dengan simpul kunci.

Tempatkan jahitan sedekat mungkin dengan uterus, karena ureter

hanya 1 cm lateral terhadap arteri uterina.

12

Page 13: 47020526 Atonia Uteri

Lakukan yang sama pada sisi lateral yang lain.

Jika arteri tekena, jepit dan ikat sampai perdarahan berhenti.

Lakukan pula pelikatan arteri utero ovarika, yaitu dengan melakukan

dengan peningkatan pada satu jari atau 2 cm lateral bawah tangkal

ligamentum. Suspensorium ovari kiri dan kanan agar upaya

hemostatis berlangsung efektif.

Lakukan pada sisi yang lain.

Observasi perdarahan dan pembentukan hematoma.

Jahit kembali dinding perut setelah yakin tidak ada perdarahan lagi dan

tidak ada trauma pada vesika urinaria.

Pasang drain abdomen.

Tutup fasia dengan jahitan jelujur dengan benang kromik

(poliglikolik)

Gambar : Ligasi Arteri Uterina

Jika ada tanda-tanda infeksi, letakkan kain kasa pada subkutan dan

jahit dengan benang catgut 0 (poliglikolik) atau secara longgar. Kulit

dijahit setelah infeksi hilang.

Jika tidak ada tanda-tanda infeksi, tutup kulit dengan jahitan matras

vertikal memakai nilon 3-0 atau sutera. Tutup luka dengan kasa

steril.

Jika perdarahan masih terus banyak, lakukan histerektomi supravaginal.

Memisahkan adneksa dari uterus

13

Page 14: 47020526 Atonia Uteri

Angkat uterus ke luar abdomen dan secara perlahan tarik untuk

menjaga traksi.

Klem 2 kali dan potong ligamentum rotundum dengan gunting. Klem

dan potong pedikel, tetapi ikat setelah arteri uterina diamankan untuk

menghemat waktu.

Gambar : Pemisahan ligamentum rotundum

Dari ujung ptongan ligamentum rotundum, buka sisi depan. Lakukan

insisi sampai:

Satu titik tempat peritoneum kandung kemih bersatu dengan

permukaan uterus bagian bawah digaris tengah.

Peritoneum yang diinsisi pada seksio sesaria.

Gunakan dua jari untuk mendorong bagian belakang ligamentum

rotundum ke depan, di bawah tuba dan ovarium, di dekat pinggir

uterus. Buatlah lubang seukuran jari pada ligamentum rotundum

dengan menggunakan gunting. Lakukan klem 2 kali dan potong tuba,

ligamentum ovarium dan ligamentum rotundum melalui lubang pada

ligamentum rotundum.

14

Page 15: 47020526 Atonia Uteri

Gambar : Pemisahan tuba dan ligamentum ovarika

Pisahkan sisi belakang ligamentum rotundum ke arah bawah, ke arah

ligamentum sakrouterina, dengan menggunakan gunting.

Membebaskan kandung kemih

Raih ujung flap kandung kemih dengan forseps atau dengan klem

kecil. Gunakan jari atau gunting, pisahkan kandung kemih ke bawah

dengan segmen bawah uterus.

Arahkan tekanan ke bawah tetapi ke dalam menuju serviks dan

segmen bawah uterus.

Mengidentifikasi dan mengikat pembuluh darah uterus

Cari lokasi arteri dan vena uterina pada setiap sisi uterus. Rasakan

perbatasan uterus dengan serviks.

Lakukan klem 2 kali dalam pembuluh darah uterus denga sudut 900

C pada setiapsisi serviks. Potong dan lakukan pengikatan dua kali

dengan catgut kromik 0 atau poliglikolik.

Periksa dengan seksama untuk mencari adanya perdarahan. Jika uteri

uterina diikat dengan baik, perdarahan akan berhenti dan uterus

terlihat pucat.

15

Page 16: 47020526 Atonia Uteri

Gambar : Pemisahan pembuluh darah uterus

Kembali ke pedikel ligamentum rotundum dan ligamentum

tuboovarika yang di klem dan ligasi dengan catgut kromik 0.

Amputasi korpus uterus

Amputasi uterus setinggi ligasi arteri uterina dengan menggunakan

gunting.

Gambar : Garis amputasi uterus

Menutup tunggul serviks

Tutup tunggul (stamp) serviks dengan jahitan terputus dengan

menggunakan catgut kromik ukuran 2-0 atau 3-0.

Periksalah secara seksama tunggul serviks, ujung ligamentum

rotundum dan struktur lain pada dasar pelvis untuk mencari adanya

perdarahan.

16

Page 17: 47020526 Atonia Uteri

Jika terjadi perdarahan kecil atau dicurigai adanya gangguan

pembekuan, letakkan drain melalui dinding abdomen.

Pastikan tidak terdapat perdarahan, buang bekuan dengan kasa.

Pada semua kasus, periksalah adanya permukaan pada kandung

kemih. Jika terdapat permukaan pada kandung kemih, perbaiki luka

tersebut.

Tutup fasia dengan jahitan jelujur dengan catgut kromik.

Jika terdapat tanda-tanda infeksi, dekatkan jaringan subkutan dengan

longgar dan jahit longgar dengan catgut. Tutup kulit dengan

penutupan lambat setelah infeksi sembuh.

Jika tidak terdapat tanda-tanda infeksi, tutuplah kulit dengan jahitan

matras vertikal dengan benang nilon 3-0 dan tutup dengan pembalut

steril.

Prosedur Alternatif

Pada kondisi di mana rujukan tidak memungkinkan dan semua upaya

menghentikan perdarahan tiodak berhasil maka alternatif yang mungkin dapat

dilakukan adalah pemasangan tampon utero-vaginal.

Pemasangan tampon uterovagina

1. Vagina dibuka dengan spekulum, dinding depan dan belakang

serviks dipegang dengan ring tang, kemudian tampon dimasukkan dengan

menggunakan tampon yang melalui serviks sampai ke fundus uteri. Tampon

yang ditarik beberapa cm, dan kemudian memegang lagi tampon dan

didorong ke fundus uteri. Hal ini diulangi berkali-kali sampai tangan asisten

berada di fundus uteri.

17

Page 18: 47020526 Atonia Uteri

Gambar : Cara pemasangan tampon uterovaginalis

2. Apabila perdarahan masih terjadi setelah pemasangan tampon ini,

pemasangan tampon tidak boleh diulangi, dan segera harus dilakukan

laparotomi untuk melakukan histerektomi ataupun ligasi arteria

hipogastrika.

18

Page 19: 47020526 Atonia Uteri

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pelaksanaan proses atonia uteri, pelaksanan tindakan di lakukan

berdasarkan rencana yang telah di susun yaitu pada kala III di tangani

dengan melakukan Menajemen aktif kala III yaitu oksitosin10 IU

IM,kemudian placenta lahir, setelah placenta lahir kemudian di lakukan

masasse 15 detik atau 15 kali searah jarum jam untuk menilai kontraksi

uterus baik dan tidak terjadi perdarahan. Pastikan bahwa kontraksi uterus

baik:

- Lakukan pijatan uterus untuk mengeluarkan bekuan darah. Bekuan

darah yang terperangkap di uterus akan menghalangi kontraksi uterus

yang efektif.

- Berikan 10 IU oksitosin I.M

- Pasangkan infus cairan I.V

- Lakukan kateterisasi, dan pantau cairan keluar masuk

- Periksa kelengkapan placenta

Setelah perdarahan teratasi dengan pemasangan Tampon vagina

pemantauan perdarahan terus di lakukan sampai perdarahan

berhenti,karena perdarahan setelah bayi lahir dan dalam 24 jam pertama

persalinan dapat mengancam keselamatan ibu. Dan dari proses persalinan

serta penanganan atonia uteri yang di dapatkan di lapangan ternyata tidak

ada kesenjangan yang berarti antara konsep teori dengan kenyataan yang

ada.

19

Page 20: 47020526 Atonia Uteri

BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari pembahasan yang di uraikan dapat di simpulkan bahwa

asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan Atonia uteri di Puskesmas

Kediri tidak terdapat kesenjangan dengan teori yang ada,dan tujuan dari

asuhan telah tercapai secara keseluruhan.

B.Saran

Kami mengharapkan kepada pihak Puskesmas Kediri untuk terus

meningkatkan mutu pelayanan,khususnya pelayanan kebidanan sehingga

AKI dan AKB dapat di turunkan bahkan mencapai 0. Selain itu kami juga

berharap kepada pembimbing untuk terus mempertahankan dan

meningkatkan bimbingan kepada para mahasiswi yang melaksanakan

praktek untuk dapat menerapkan teori yang telah di peroleh dari institusi

masing-masing sehingga dapat mengasah keterampilannya dalam asuhan

kebidanan

20

Page 21: 47020526 Atonia Uteri

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Bari Saefuddin SpOG, Prof. Dr. Dr. 2002. Buku Panduan Praktis

Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Departemen Kesehatan RI. 2004. Buku Acuan Pelatihan Persalinan Normal.

Jakarta: Departemen Kesehatan.

Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 1996. Buku IV Kedaruratan Pospartum.

Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Sarwono Prawiroharjo. 2000. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Sarwono Prawiroharjo. 2002. Buku Acuan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Wiknjosastro, Hanifa DSOG Prof. dr. 2000. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta:

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

21

Page 22: 47020526 Atonia Uteri

22