1.pengetahuan sungai reinhart
DESCRIPTION
Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengandibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan.TRANSCRIPT
1
DIKLAT PENANGGULANGAN TEBING SUNGAI
Oleh T.Reinhart P.Simandjuntak Ir,Dipl HE,MT
Widyaiswara BPSDM-Kementerian PU-PERA
PENGETAHUAN SUNGAI
2
DESKRIPSI SINGKAT
Mata Diklat ini membahas
pengetahuan sungai seperti geometri
sungai, jenis, sifat dan perilaku
sungai, serta dinamika sungai
Deskripsi
Singkat
3
TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta Diklat mampu memahami
morphologi sungai dalam kaitannya
dng kegiatan perencanaan prasara-
na sungai
Tujuan/Hasil
Pembelajaran
Indikator
Keberhasilan
Mampu menjelaskan geometri
sungai
Mampu menjelaskan jenis, sifat
dan perilaku sungai
Mampu menjelaskan dinamika
sungai
Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau
buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di
dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan
dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan.
KONDISI NATURAL
Air membentuk lansekap bumi. Air membentuk ruangnya sendiri. Air menentukan tata ruang.
Kasus Bale Endah Bandung Selatan dataran banjir K.Citarum, air mengarahkan (to direct) tata ruang.
KONDISI ARTIFICIAL / DINAMIS
Perubahan tata ruang mempengaruhi air. Tata ruang menentukan air.
Kasus Cengkareng Drain Jakarta Barat, air cerminan (reflection of) tata ruang
Peruntukan lahan (land-use) terkait hubungan antara ’land
and water’ :
1 ‘Water-dependent land use’, yaitu peruntukan lahan yg
sangat tergantung pada air. Contoh : Kasus Bandung
Selatan utk pemukiman, padahal sejak dahulu kala
daerah ini merupakan kawasan dataran banjir Sungai
Citarum.
2 Water-impacting land use’, yaitu peruntukan lahan yg
mempengaruhi air. Contoh: Kasus Cengkareng Drain;
pengembangan Parung, Ciputat, Cinere, Pondok Cabe,
Pamulang, Sawangan, Serpong, Bintaro, Cipulir, Ciledug
dll yg memicu terjadinya lonjakan debit banjir Kali Angke
dan Kali Pesanggrahan.
• Seharusm
Seharusnya : Air mengarahkan Tata Ruang
Air cerminan Tata Ruang
Sejarah telah mencatat
bahwa sungai adalah
tempat berawalnya
peradaban manusia ...
Perkembangan peradaban
manusia di Indonesia juga tdk
terlepas dari keberadaan di sekitar
sungai, seperti:
Kerajaan Singosari
Kerajaan Majapahit
(di lembah Sungai Brantas)
Kerajaan Sriwijaya
(di lembah Sungai Musi)
Kerajaan2 lain di Jawa Barat,
Kalimantan, Riau
Sejak dahulu sungai telah dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan manusia ...
Kerajaan Mesir Kuno
di lembah Sungai Nil
Kerajaan Babilonia
di lembah S. Eufrat
dan S. Tigris
Kerajaan di lembah
Sungai Brahmaputra,
Sungai Gangga dan
Sungai Yamuna
kebutuhan rumah tangga, sanitasi lingkungan, pertanian,
industri, pariwisata, olah raga, pertahanan, perikanan,
pembangkit tenaga listrik, transportasi, dll.
Demikian pula fungsinya bagi alam sebagai pendukung
utama kehidupan flora dan fauna sangat menentukan.
Kondisi ini perlu dijaga jangan sampai menurun. Oleh
karena itu sungai perlu dipelihara agar dapat menjalankan
fungsinya secara baik dan berkelanjutan.
Pengambilan air sungai harus memperhitungkan
tersedianya aliran pemeliharaan sungai sampai ke muara.
Aliran pemeliharaan sungai adalah aliran minimum yang
harus tersedia di sungai untuk melindungi ekosistem
sungai. Ini penting agar sungai dapat menjalankan fungsi
ekologinya bagi alam sama pentingnya seperti fungsi-
fungsi bagi kehidupan manusia.
2/26/13
10
MORPHOLOGI SUNGAI
Sungai:
Alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dibatasi di kanan dan kiri oleh garis sempadan
Morphologi Sungai:
Ilmu yang mempelajari ttg geometri (bentuk dan ukuran), jenis, sifat dan perilaku sungai dng segala aspek perubahannya dlm ruang dan waktu, serta dinamika sungai seperti hidrau- lika sungai dan angkutan sedimen sungai.
Pengertian
Morphologi
Sungai
11
12 12
JENIS, SIFAT DAN PERILAKU SUNGAI
Berdasarkan Kondisi Aliran:
- Sungai permanen, sungai yg aliran
nya tetap ada sepanjang tahun
- Sungai periodik, sungai yg aliran-
nya tidak tetap dan selalu berubah-
ubah, berair pd musim hujan dan
mengering pada musim kemarau
Berdasarkan Struktur Geologi:
- Sungai anteseden, sungai yg pola
alirannya tetap, meskipun terjadi
pengangkatan dasar sungai
- Sungai superposed, sungai yg me-
ngalir di dataran alluvial, sehingga
struktur batuannya tersingkap tan-
pa mengubah pola aliran
Jenis Sungai
13
JENIS, SIFAT DAN PERILAKU SUNGAI
Berdasarkan Kecepatan Erosi: - Sungai antisedensi, sungai yg dasar
sungainya terjadi pengangkatan o- leh tenaga endogen tapi diimbangi oleh adanya pengikisan
- Sungai epigenesi, sungai yg pada dasar sungainya terjadi pengikisan sampai mencapai batuan induk.
Berdasarkan Sumber Air: - Sungai hujan, sungai yg sumber
airnya berasal dari air hujan - Sungai gletser, sungai yg sumber
airnya dari pencairan es/salju - Sungai campuran hujan & gletser
Jenis Sungai (2)
14 14
JENIS, SIFAT DAN PERILAKU SUNGAI
Daerah Aliran Sungai:
Suatu wilayah daratan yg merupakan satu kesatuan dng sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi me- nampung, menyimpan dan menga- lirkan air yg berasal dari curah hujan ke laut secara alami
Sub DAS: Bagian dari DAS yang menerima air
hujan dan mengalirkannya melalui anak-anak sungai ke sungai utama
Daerah Aliran Sungai
(DAS)
15 15 15
JENIS, SIFAT DAN PERILAKU SUNGAI
Wilayah Sungai :
Kesatuan wilayah pengelolaan sum- ber daya air dalam 1 atau lebih DAS, dan/atau pulau-pulau kecil yg luas- nya ≤ 2000 km
2
Di Indonesia terdapat 133 WS : - 5 WS lintas negara - 27 WS lintas provinsi - 37 WS strategis nasional - 51 WS lintas kabupaten/kota - 13 WS dalam 1 kabupaten/kota (Permen PU No. 11A tahun 2006)
Wilayah Sungai
16 16 16
JENIS, SIFAT DAN PERILAKU SUNGAI
Memanjang : DAS yg induk sungai-
nya memanjang, sedangkan anak-
anak sungainya umumnya langsung
mengalir ke induk sungai
Radial : DAS yg arah sungainya seo-
lah-olah memusat pd suatu titik, se-
hingga menggambarkan bentuk radi-
al, kipas atau bentuk lingkaran
Paralel : DAS yg terbentuk oleh 2 ja-
lur DAS yg bersatu dibagian hilirnya
Kompleks : DAS yang berbentuk ga-
bungan dari beberapa bentuk DAS
diatas
Bentuk DAS
17
Bentuk Daerah Aliran Sungai
DAS Memanjang DAS Radial DAS Paralel
18
Korelasi bentuk, luas, kemiringan, dan kerapatan drainase DAS
dengan hidrograf aliran
19 19 19 19
JENIS, SIFAT DAN PERILAKU SUNGAI
DAS hulu, dicirikan oleh topografi yg
bergelombang, berbukit dan atau ber
gunung, umumnya kerapatan draina-
se relatif tinggi, merupakan sumber
air yang masuk ke sungai utama,
dan menjadi sumber erosi
DAS tengah, didasarkan pd fungsi
pemanfaatan air sungai yg dikelola
utk dapat memberikan manfaat bagi
kepentingan sosial dan ekonomi,
DAS hilir, dicirikan oleh topografi yg
datar dan landai, umumnya merupa-
kan daerah endapan sedimen.
Pembagian
DAS
20 20 20 20
JENIS, SIFAT DAN PERILAKU SUNGAI
Index kerapatan sungai merupakan ratio antara panjang sungai dalam
(km) terhadap luas DAS (km2), hal
ini terkait dng sifat drainase DAS
Indeks kerapatan sungai
Kerapatan
Sungai No Indeks Kerapatan Sungai (km/km2) Kriteria
1. Kurang dari 0,25 Rendah
2. 0,25 – 10 Sedang
3. 10 – 25 Tinggi
4. Diatas 25 Sangat Tinggi
21 21 21 21
JENIS, SIFAT DAN PERILAKU SUNGAI
Induk sungai/Sungai utama : tubuh
sungai yg terpanjang, mulai dari hu-
lu sungai sampai ke muara sungai
Anak sungai : cabang-cabang sung-
ai yg menyatu dng induk sungai,
Cabang anak sungai : cabang-ca-
bang anak sungai yg menyatu dng
anak sungai,
Alur mati (creek) : alur-alur dibagian
upstream yg kadang-kadang berair
saat hujan, dan kering pada waktu
tidak ada hujan
Tata Nama
Sungai
22
JENIS, SIFAT DAN PERILAKU SUNGAI
Pola dendritik, aliran sungai yg perte muan anak dan induk sungainya ti- dak teratur, tdp didataran pantai/da- taran tinggi yg batuannya homogen
Pola trellis, aliran sungai yg sungai-sungai induknya hampir sejajar dan anak-anak sungainya juga hampir se jajar, dan membentuk sudut 900 dng sungai induknya, terdapat di pegu- nungan lipatan.
Pola rectangular, aliran sungai yang anak-anak sungainya membentuk su dut siku-siku terhadap induk sungai, terdapat di pegunungan patahan
Pola Aliran Sungai
23
SIFAT DAN PERILAKU SUNGAI
Pola radial sentrifugal, aliran sungai yg menuruni lereng pegunungan dan menyebar meninggalkan pusat, ter- dapat di pegunungan yg berbentuk kerucut
Pola radial sentripetal, aliran sungai yg arahnya mengumpul menuju pu- sat, terdapat di daerah cekungan
Pola paralel, aliran sungai yg arahnya hampir sejajar antara sungai satu dng yg lain, pertemuan anak sungai dng sungai induknya lancip, terdapat di perbukitan dng lereng yg terjal.
Pola Aliran Sungai (2)
24
Pola Aliran Sungai
25 25 25 25 25
JENIS, SIFAT DAN PERILAKU SUNGAI
Bagian Atas (upstream) : Kecepatan aliran tinggi sehingga ter jadi pengikisan, jenis material yg ter- angkut bervariasi dari material halus sampai dng kasar dan batuan
Bagian Tengah (middle stream) : Aliran sungai mulai melambat, ma- terial kasar mengendap, namun ma terial halus masih terus terangkut sampai hilir, tetapi pengikisan terjadi mengimbangi sedimentasi tsb.
Bagian Bawah (downstream) Kecepatan aliran relatif kecil sehing- ga terjadi pengendapan, di bagian muara sering terjadi delta
Proses Perubahan Profil
Sungai
26
Proses Perubahan Propil Sungai
27 27 27 27 27
JENIS, SIFAT DAN PERILAKU SUNGAI
Perubahan Alur Sungai
Perubahan Arah Vertikal :
Meliputi perubahan dasar sungai be rupa degradasi (penurunan dasar su- ngai) atau agradasi (kenaikan dasar sungai)
- Degradasi terjadi pada tempat di- mana terdapat arus deras dng ga- ya tarik aliran (tractive force) yang besar
- Agradasi terjadi bila gaya tarik alir an tidak cukup besar untuk mem- bawa butiran, hingga butiran meng endap di dasar sungai.
28
JENIS, SIFAT DAN PERILAKU SUNGAI
Perubahan Alur Sungai (2)
Perubahan Arah Horizontal : Meliputi mundurnya tebing sungai ka
rena longsoran atau majunya tebing sungai karena sedimentasi
Jenis-jenis longsoran tebing sungai : - Runtuhan tanah - Jungkiran tanah - Rotasi tanah - Translasi tanah - Penyebaran lateral - Aliran tanah
29
JENIS, SIFAT DAN PERILAKU SUNGAI
Regim sungai : Kondisi stabil sungai alami dipengaruhi oleh : Kedalaman Sungai :
Dipengaruhi jumlah air yg tertampung pada alur sungai, diukur dari dasar pa lung sungai ke permukaan air.
Base Level Sungai :
Batas terendah dasar sungai yg dapat tererosi
Kemiringan Sungai
Penampang longitudinal sungai, mem perlihatkan kenampakan yg tidak ter- atur, kemudian menjadi teratur dan datar pada bagian hilir
Regim Sungai
30 30
JENIS, SIFAT DAN PERILAKU SUNGAI
Debit Sungai :
Jumlah air yang melalui suatu titik ter tentu dng interval waktu tertentu. Bi- asanya diukur dlm satuan meter kubik per detik.
Kecepatan Aliran Kecepatan aliran tidak sama sepan- jang sungai, tergantung dari bentuk, kekasaran dasar sungai dan pola ali- ran sungai.
Temperatur Air :
Dipengaruhi ketinggian tempat (eleva si), di daerah hulu air relatif dingin, sedangkan di bagian tengah dan hilir temperaturnya relatif panas
Regim Sungai (2)
31 31 31
JENIS, SIFAT DAN PERILAKU SUNGAI
Pencemaran Air Sungai :
Perubahan kualitas perairan akibat ke giatan manusia, yg dapat menggang gu kehidupan manusia ataupun makh luk hidup lainnya
Bentuk sumber pencemar - Point sources - Non-point sources
Kegiatan yg menjadi sumber pence- mar sungai : - Kegiatan domestik - Kegiatan industri - Kegiatan pertanian - Pemukiman masyarakat di sepan-
jang sungai
Regim Sungai (3)
32 32
JENIS, SIFAT DAN PERILAKU SUNGAI
Salinitas :
Salinitas sungai di hilir, disebabkan pengaruh pasang surut air laut, se- dangkan air sungai dihulu dan tengah umumnya tidak dipengaruhi salinitas
Muatan Sedimen :
Air sungai yang mengalir secara alam iah membawa material sedimen menuju ke laut, sedimen terangkut dalam tiga cara , yaitu: - Material yg terlarut dalam aliran - Partikel halus terbawa dlm suspensi
- Partikel kasar terbawa melalui traksi seperti mengelinding, bergeser dan meloncat
Regim Sungai (4)
33
Pergerakan Muatan Sedimen Di Dalam Sungai
34
GEOMETRI SUNGAI
Geometri Sungai: Bentuk dan ukuran sungai pada arah
memanjang dan melintang sungai, terdiri atas dasar sungai, tebing sung ai, alur sungai, serta bantaran sungai
Geometri sungai akan selalu menga- lami perubahan karena adanya pro- ses erosi, transportasi sedimen, dan pengendapan.
Penyebab masalah geometri sungai: - Alur sungai dng belokan tajam - Bangunan liar di sungai - Sedimentasi di muara sungai - Penambangan di alur sungai - Kerusakan DAS bagian hulu
Pengertian
Geometri
Sungai
35
Perubahan Geometri Sungai
36 36
GEOMETRI SUNGAI
Data geometri sungai yg diperlukan untuk perencanaan sungai :
- Panjang sungai - Lebar sungai - Elevasi dasar sungai - Kemiringan dasar sungai - Sudut belokan sungai - Arah dan kedalaman aliran sungai Data-data geometri sungai didapat
dng cara :
- Pengukuran terestris
- Interpretasi foto udara
- Interpretasi foto radar
Pengukuran
Geometri
Sungai
37
GEOMETRI SUNGAI
Klasifikasi Leopold et al. - Didasarkan atas lebar sungai, ting- gi aliran, kecepatan aliran , dan de
bit sungai. - Utk lebar sungai cukup besar tapi
debit aliran kecil, maka sungai tsb disebut sungai kecil.
- Utk lebar sungai tidak terlalu besar tapi debit aliran besar. maka sungai tsb disebut sungai atau sungai be- sar, karena kedalaman maupun ke- cepatannya besar
Klasifikasi
Sungai
38
GEOMETRI SUNGAI
Klasifikasi Kern : a. Sungai Kecil: - Kali kecil dr mata air, lebar <1 m - Kali kecil, lebar 1 – 10 m b. Sungai Menengah: - Sungai kecil, lebar 10 - 20 m - Sungai sedang, lebar 20 – 40 m - Sungai menengah,lebar 40-80 m c. Sungai Besar: - Sungai besar, lebar 80-220 m - Bengawan, lebar > 220 m
Klasifikasi
Sungai (2)
39 39
GEOMETRI SUNGAI
Berdasarkan Orde Sungai: a. Sungai paling kecil di hulu pada suatu DAS disebut sungai orde 1 b. Pertemuan antar sungai orde 1 menghasilkan sungai orde 2 c. Pertemuan antar sungai orde 2 menghasilkan sungai orde 3 d. Pertemuan antar sungai dng orde yg berbeda tidak menghasilkan or de sungai berikutnya, namun te- tap sungai dng orde yg terbesar dari kedua sungai tsb
Klasifikasi
Sungai (2)
40 Urutan Nomor Orde Sungai
41
Daerah Penguasaan Sungai
Palung
Daerah
Sempadan
Tep
i S
un
ga
i
Tep
i S
un
ga
i
TMA Normal
TMA Banjir Rencana
Tinggi JagaanJalan Raya
TMA Banjir Tahunan
Ke
da
lam
an
Gambar-1.d. : Sungai Berbantaran dan Tampa Tanggul
Daerah Manfaat Sungai Daerah
Sempadan
Jalan Raya
Gambar-1.e. : Sungai Berbantaran dan Bertanggul
Daerah Penguasaan Sungai
Palung
Daerah
Sempadan
Tep
i S
un
ga
i
Tep
i S
un
ga
i
TMA Normal
TMA Banjir Rencana
Tinggi Jagaan
TMA Banjir Tahunan
Ke
da
lam
an
Daerah Manfaat Sungai Daerah
Sempadan
BantaranBantaran
TanggulTanggul
Jalan Raya
Gambar-1.f. : Sungai Berbantaran dan Berparapet
Daerah Penguasaan Sungai
Palung
Daerah
Sempadan
Tep
i S
un
ga
i
Tep
i S
un
ga
i
TMA Normal
TMA Banjir Rencana
Tinggi Jagaan
TMA Banjir Tahunan
Ke
da
lam
an
Daerah Manfaat Sungai Daerah
Sempadan
BantaranBantaran
Pa
rap
et
Pa
rap
et
BantaranBantaran
Struktur Sungai
42 42
GEOMETRI SUNGAI
Alur Sungai: Bagian muka bumi yg selalu berisi air
mengalir, yg bersumber dari aliran lim- pasan, aliran sub surface run-off, mata air, dan air bawah tanah
Palung Sungai: Alur sungai yg terendah, terbentuk krn aliran air, memiliki tebing/tepi sungai.
Dasar dan Kemiringan Sungai: Di bgn hulu mencerminkan batuan da sar yg keras, di bgn tengah/hilir se- ring terendapkan material sedimen Kemiringan sungai mencerminkan per bedaan tinggi dasar sungai di hulu dan di hilir, atau ruas sungai jarak tertentu
Struktur Sungai
43 43
GEOMETRI SUNGAI
Bantaran Sungai: Ruang antara tepi palung sungai dng kaki tanggul sebelah dalam di kiri dan/ atau kanan palung sungai
Tebing Sungai: Bentang alam yg menghubungkan da- sar sungai dng bantaran, umumnya membentuk lereng atau sudut lereng yg terjal
Sempadan Sungai: Ruang di kiri dan kanan palung sungai
sbg batas perlindungan sungai, fungsi sbg ruang penyangga antara ekosis- tem sungai dan daratan, lebarnya ter- gsntung dari kondisi sungai
Struktur Sungai (2)
44
GEOMETRI SUNGAI
Tanggul Sungai: Merupakan struktur sungai buatan utk mengendalikan aliran sungai yg melu- ap di atas alur sungai
Daerah Manfaat Sungai: Meliputi mata air, palung sungai, ban- taran sungai dan daerah sempadan yg telah dibebaskan.
Daerah Penguasaan Sungai: Meliputi dataran banjir, daerah retensi, bantaran sungai, atau daerah sempa- dan yang tidak dibebaskan.
Struktur Sungai (3)
45 45 45
DINAMIKA SUNGAI
Kondisi Aliran Sungai:
- Aliran sungai dapat dikelompokan
pada aliran di saluran terbuka, krn
tekanan dipermukaan merupakan
tekanan bebas, sama dng tekanan
atmosfer
- Kondisi aliran dipengaruhi oleh pe-
nampang sungai, yg geometrinya antara lain terdiri atas:
- Kedalaman aliran - Lebar permukaan - Luas penampang - Keliling basah - Jari-jari hidraulik
Hidrolika Aliran
Sungai
46
DINAMIKA SUNGAI
Kedalaman Aliran: Dibedakan antara kedalaman aliran (d), dan kedalaman aliran vertikal (y).
Lebar Permukaan (B): Lebar penam- pang saluran pada permukaan bebas
Luas Penampang (A): Luas penam- pang melintang aliran dalam saluran
Keliling Basah (K) : Bagian penam- pang aliran yg bersentuhan dng da- sar dan dinding saluran
Jari-Jari Hidraulik (R): Pembagian lu- as penampang dng keliling basah
(R = A/K)
Kondisi Aliran
47 47 47 47
DINAMIKA SUNGAI
Berdasarkan Waktu :
- Aliran steady (tunak), kecepatan-
nya konstan dari waktu ke waktu
- Aliran unsteady (tidak tunak), ke-
patannya selalu berubah-ubah dari
waktu ke waktu
Berdasarkan Ruang ;
- Aliran uniform (seragam), kecepat
an dan kedalamannya tidak meng-
alami perubahan disepanjang bgn
saluran/sungai
- Aliran nonuniform (tidak seragam),
kecepatan dan kedalaman selalu
mengalami perubahan sepanjang
bgn saluran/sungai
Type Aliran
Sungai
48
DINAMIKA SUNGAI
Kombinasi Berdasarkan Waktu Dan
Ruang:
- Aliran steady-uniform, kecepatan
dan kedalamannya konstan thd
ruang dan waktu
- Aliran steady-nonuniform, kecepat-
an dan kedalamannya merupakan
fungsi dari ruang
- Aliran unsteady-uniform, kecepat-
an dan kedalamannya merupakan
fungsi dari waktu
- Aliran unsteady-nonuniform, kece-
patan dan kedalamannya merupa-
kan fungsi dari ruang dan waktu
Type Aliran
Sungai (2)
49 49 49 49 49
DINAMIKA SUNGAI
Berdasarkan jenis aliran: - Aliran laminer, aliran mengalir dng
lambat, partikel bergerak ke dalam arah paralel terhadap saluran.
- Aliran turbulen, kecepatan aliran berbeda di bgn atas, tengah, ba- wah, depan dan belakang dalam saluran, sebagai akibat adanya perubahan friksi, yg mengakibat- kan perubahan gradien kecepatan. Kecepatan maks umumnya terjadi pada kedalaman 1/3 dari permuka an air terhadap kedalaman sungai.
Type Aliran
Sungai (2)
50
DINAMIKA SUNGAI
Kecepatan rata-rata: debit aliran di-
bagi dng luas penampang
Distribusi kecepatan: distribusi kece-
patan arah vertikal, kecepatan maks
dipermukaan, dan kecepatan minimal
pada dasar saluran/sungai
Pengukuran kecepatan dng Rumus
Manning: V = 1/n R
2/3 S
1/2
Dimana :
V = Kecepatan aliran (m/dtk)
n = Koef. Manning
R = Jari-jari hidraulis (m)
S = Garis kemiringan energi (m/m)
Kecepatan Aliran
Sungai
51 51
DINAMIKA SUNGAI
Rumus de Chezy:
V = C(RS)1/2
Dimana :
V = Kecepatan rata-rata (m/dtk)
C = Koefisien Chezy, C = 1/nR1/6
R = Jari-jari hidraulik (m)
S = Kemiringan garis energi (m/m)
Ringkasan Nilai koef. Manning (n) : (tergantung dari kondisi alur sungai)
1. Sungai kecil, L < 30 m a. Didataran rendah n : 0.025 – 0,150 b. Dipegunungan n : 0,030 – 0,070 2. Sungai besar, L ≥ 30 m n : 0,025 – 0,100
Kecepatan Aliran
Sungai (2)
52 52 52 52
DINAMIKA SUNGAI
Pengukuran kecepatan dng current meter :
- Ukur lebar sungai (b ) Sungai dibagi dlm bagian-bagian vertikal
dng batasan 10 - 20 bagian - Ukur kedalaman ( h ) dan kecepatan utk
masing-masing bagian vertikal - Kedalaman (h) > 0.6 m pengukuran dilakukan pada 0,2 h dan 0,8 h. - Kedalaman (h) < 0.6 m pengukuran dilakukan pada kedalaman 0.6 h Frekuensi pengukuran setiap 60 detik - Pakai rumus V = a N + p, dimana : V = kecepatan rata-rata, m /det N = banyaknya putaran alat per detik. a dan p = bilangan konstanta alat.
Kecepatan Aliran
Sungai (3)
53 53 53 53
DINAMIKA SUNGAI
Debit Aliran:
Banyaknya air yang mengalir dalam suatu satuan waktu (m3/det)
Perhitungan Debit : Luas penampang basah (m²) dikalikan dng
kecepatan aliran (m /det) Q = AV = n Vi Ai Dimana : Q = Besarnya debit aliran (m³/detik) V = Kecepatan aliran (m/detik) A = Luas penampang basah sungai (m²) n = Jumlah frekuensi pengukuran i = 10, bila lebar sungai B < 2,00 m i = 20, bila lebar sungai B > 10.00 m Perhitungan Debit pakai Rumus Manning: Q = 1/nAR2/3S1/2
Debit Aliran
54 54 54 54 54
DINAMIKA SUNGAI
Aliran yg mengalir di saluran/sungai memiliki energi perlu dipertimbang- kan dalam perencanaan sungai
Persamaan energi aliran seragam antara 2 lokasi A dan B:
zA+yA+V2A/2g = zB+yB +V2
B/2g + hL Dimana:
z = Elevasi dasar saluran diatas suatu bidang persamaan dasar
y = Kedalaman aliran vertikal V = Kecepatan aliran rata-rata hL= Kehilangan energi antara lokasi A – B
Energi Aliran
55
Diagram Energi Aliran di Saluran Terbuka
56 56 56
DINAMIKA SUNGAI
Pengangkutan
Sedimen
56 56
Proses Pengangkutan Sedimen:
- Meliputi proses erosi lahan, trans-
portasi, dan pengendapan, dimulai
dari jatuhnya hujan yg menghasil-
kan energi kinetic yg menjadi awal
proses erosi lahan.
- Begitu tanah menjadi partikel-parti-
kel, lalu menggelinding bersama alir
an, sebagian masuk ke dalam sun-
gai terbawa aliran sungai, dan men-
jadi angkutan sedimen.
- Bentuk, ukuran dan beratnya parti-
kel tanah tsb menentukan jumlah
dan besarnya angkutan sedimen.
57 57 57 57
DINAMIKA SUNGAI
Pengangkutan
Sedimen
57 57
Bed Load:
- Merupakan partikel kasar yg berge-
rak (bergeser, mengelinding, atau
meloncat-loncat) di dasar sungai,
tapi tidak lepas dari dasar sungai. - Umumnya berupa batu, kerikil, dan/
atau pasir kasar
- Besaran sedimen dihitung berdasar
kan keseimbangan sedimen dasar
dengan kecepatan aliran, dng me-
makai rumus, antara lain :
- Rumus Meyer- Peter dan Muller - Rumus Einstein
58 58 58 58
DINAMIKA SUNGAI
Pengangkutan
Sedimen
58 58
Suspended Load:
- Merupakan material di dalam sung-
ai (pasir halus) yg melayang-layang
di dalam aliran - Ada korelasi antara kecepatan/besar
aliran dng konsentrasi sedimen sus- pensi
- Partikel sedimen akan melayang bila
aliran tsb turbulen, tetapi pd aliran laminer, konsentrasi sedimen akan berkurang dan akhirnya mengendap.
- Untuk mengetahui konsentrasi sedi- men dipakai alat ukur sedimen: US Depth-Integrating atau US Point-Integrating Sampler.
59 59 59 59 59
DINAMIKA SUNGAI
Pengangkutan
Sedimen
59 59
Wash Load:
- Merupakan partikel halus (lempung
dan/atau debu yg terbawa aliran
- Tidak ada korelasi antara kecepat-
an/besarnya aliran dng konsentrasi
wash load
- Konsentrasi wash load umumnya uni
form, kecuali pada aliran turbulen
- Wash load hanya dapat diambil dng
alat ukur sedimen yg dapat menang kap ukuran partikel < 50 mikro me- ter, dng alat ukur sedimen, seperti US Depth-Integrating atau US Point-Integrating Sampler,
60 60
DINAMIKA SUNGAI
Meandering/ Sungai Berkelok
60 60
Meandering:
Terjadi akibat pengikisan dan pengen
dapan alur sungai secara menerus
Proses Meandering:
- Pada sungai yg berbelok, air me-
ngalir dng kecepatan yg berbeda
- Aliran yg melewati lekukan luar
(out bank) mempunyai kecepatan
lebih besar sehingga terjadi erosi
alur, sedangkan di sisi lekukan da-
lam kecepatan melambat dan ter-
di pengendapan
- Karena proses tsb terjadi terus me
nerus bentuk alur akan berbelok-
belok - meandering
61
DINAMIKA SUNGAI
Jenis Meandering
Meander Mendalam: terjadi karena
adanya erosi vertikal dan lateral
Meander Berteras: terjadi karena a
danya pengangkatan yg bertingkat
Meander Lembah: terdapat pada
lembah yg dalam stadium dewasa
Meander Bebas: jalur meandernya
tidak tertentu. terjadi pada sungai yg
sudah dlm stadium tua
62
63 63 63
DINAMIKA SUNGAI
Braiding/ Sungai Berjalin
63 63
Braiding :
- Merupakan sungai yg memiliki ba-
nyak saluran kecil yg terus mene-
rus membagi dan bergabung, dise
but sungai berjalin/berkepang.
- Sungai ini umumnya lebar tapi
dangkal, mereka terbentuk pada
lereng yang cukup curam, dimana
tepi sungai mudah terkikis.
- Dasar sungai umumnya terdiri atas
batu, kerikil dan pasir, dan bila alir
an mengecil akan terjadi pulau-
pulau di dasar sungai.
64
65
SEKIAN DAN TERIMA KASIH