149906539 hasil pemeriksaan cholinesterase respoden 2 6

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iklim tropis di Indonesia menyebabkan Indonesia memiliki tanah yang subur dan cocok untuk ditanami berbagai macam jenis tanaman. Dalam upaya meningkatkan mutu dan produktivitas hasil pertanian, penggunaan pestisida untuk membasmi hama tanaman sering tak terhindarkan. Pestisida yang digunakan diharapkan dapat membantu petani dalam mendapatkan keuntungan yang maksimal. Penggunaan pestisida secara berlebihan dan tidak terkendali seringkali memberikan risiko keracunan pestisida bagi petani. Risiko keracunan pestisida ini terjadi karena penggunaan pestisida pada lahan pertanian khususnya sayuran. Penggunaan pestisida dengan dosis besar dan dilakukan secara terus menerus akan menimbulkan beberapa kerugian, antara lain residu pestisida akan terakumulasi pada produk-produk pertanian, pencemaran pada lingkungan pertanian, penurunan produktivitas, keracunan pada hewan, keracunan pada manusia yang berdampak buruk terhadap kesehatan. Manusia akan mengalami keracunan baik akut maupun kronis yang berdampak pada kematian. Menurut data yang ada golongan pestisida yang banyak

Upload: bernadette-soubiraus

Post on 20-Jan-2016

55 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: 149906539 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 6

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Iklim tropis di Indonesia menyebabkan Indonesia memiliki tanah yang subur

dan cocok untuk ditanami berbagai macam jenis tanaman. Dalam upaya

meningkatkan mutu dan produktivitas hasil pertanian, penggunaan pestisida

untuk membasmi hama tanaman sering tak terhindarkan. Pestisida yang

digunakan diharapkan dapat membantu petani dalam mendapatkan keuntungan

yang maksimal. Penggunaan pestisida secara berlebihan dan tidak terkendali

seringkali memberikan risiko keracunan pestisida bagi petani. Risiko keracunan

pestisida ini terjadi karena penggunaan pestisida pada lahan pertanian khususnya

sayuran.

Penggunaan pestisida dengan dosis besar dan dilakukan secara terus menerus

akan menimbulkan beberapa kerugian, antara lain residu pestisida akan

terakumulasi pada produk-produk pertanian, pencemaran pada lingkungan

pertanian, penurunan produktivitas, keracunan pada hewan, keracunan pada

manusia yang berdampak buruk terhadap kesehatan. Manusia akan mengalami

keracunan baik akut maupun kronis yang berdampak pada kematian.

Menurut data yang ada golongan pestisida yang banyak digunakan pertanian

Indonesia adalah golongan organofosfat dan karbamat, suatu golongan pestisida

yang dikenal sebagai inhibitor untuk enzim cholinesterase. Beberapa zat yang

terkandung dalam pestisida (seperti golongan organofosfat dan karbamat) mampu

mengurangi kamampuan enzim cholinesterase untuk menghidrolisa asetilcholin,

sehingga laju penyampaian rangsangan pada impuls saraf terhambat dan pada

akhirnya akan menyebabkan kelainan fungsi sistem saraf (Rasyid, 1995).

Jika terjadi keracunan pestisida golongan organofosfat dan karbamat akan

menurunkan aktivitas enzim cholinesterase pada tingkat tertentu sesuai dengan

tingkat keracunannya. Sebetulnya selain dengan melihat aktivitas enzim

cholinesterase, keracunan pestisida dapat diketahui dengan cara melihat gejala-

gejala yang ditimbulkannya atau keluhan subjektif.

Page 2: 149906539 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 6

Derajat pengaruh racun pada tubuh seseorang dipengaruhi oleh beberapa

factor, antara lain umur; jenis kelamin; derajad kesehatan tubuh; daya tahan;

nutrisi; tingkat kelemahan tubuh; faktor genetik; kondisi sinergi bahan kimia; dan

status endocrine. Faktor-faktor tersebut dapat menjadi faktor yang memperberat

atau mempercepat timbulnya keracunan atau justru sebagai barier sehingga kasus

keracunan tidak sampai terjadi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka permasalahan yang

diambil adalah :

1. Apa yang dimaksud cholinesterase dan bagaimana cara pengujiannya?

2. Apakah pengaruh pestisida sintetis terhadap kinerja Enzim

Cholinesterase pada tubuh?

3. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi terjadinya keracunan

pestisida pada petani di desa Cibening?

4. Apa dampak dari keracunan pestisida?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN

2. Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi keracunan

3. Untuk mengetahui tingkat keracunan pestisida.

1.4 Manfaat

Praktek uji Cholinesterase ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pihak-pihak yang terkait di dalamnya antara lain :

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil pengujian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan kesehatan

Page 3: 149906539 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 6

masyarakat tentang penggunaan pestisida organofosfat dan karbamat serta

dampak yang akan terjadi akibat penggunaannya.

2. Bagi Dinas Terkait

Hasil uji cholinesterase ini diharapkan dapat membantu Dinas Terkait untuk

memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik lagi dan tepat sasaran sehingga

dampak negatif dari penggunaan pestisida organofosfat dan karbamat dapat

diminimalisir.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat melatih peneliti untuk menghasilkan karya

ilmiah yang lebih baik serta menambah pengetahuan tentang pestisida

organofosfat dan karbamat.

4. Bagi Masyarakat

Hasil pengujian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat

tentang bahayanya penggunaan pestisida organofosfat dan karbamat jika tidak

dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Page 4: 149906539 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 6

BAB II LANDASAN TEORITIS

2.1 Cholinesterase

Pemeriksaan cholinesterase (CHE) merupakan pengukuran kadar CHE dalam

darah. CHE adalah enzim esterase non spesifik yang disintesis oleh hati. Enzim

cholinesterase adalah suatu zat berupa cairan yang ada didalam darah yang

fungsinya untuk meneruskan pesan dari otak ke seluruh anggota tubuh

Jika enzim cholinesterase dalam darah dihambat oleh pestisida maka akan

menyebabkan kelumpuhan atau kematian. Pemeriksaan ini dilakukan untuk

mengevaluasi enzim fungsi hati.

2.2 Pestisida

Secara harfiah, pestisida berarti pembunuh hama (pest: hama dan cide:

membunuh). Dalam bidang pertanian banyak digunakan senyawa kimia, antara

lain sebagai pupuk tanaman dan pestisida. Berdasarkan SK Menteri Pertanian RI

No.434.1/Kpts/TP.270/7/2001, tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran

Pestisida, yang dimaksud dengan pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain

serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk beberapa tujuan berikut :

1. Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman,

bagian tanaman, atau hasil-hasil pertanian.

2. Memberantas rerumputan.

3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.

4. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian

tanaman (tetapi tidak termasuk golongan pupuk).

Sementara itu, The United States Environmental Control Act mendefinisikan

pestisida sebagai berikut :

1. Pestisida merupakan semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan

untuk mengendalikan, mencegah atau menangkis gangguan serangga, binatang

pengerat, nematoda, gulma, virus, bakteri, serta jasad renik yang dianggap hama;

kecuali virus, bakteri, atau jasad renik lain yang terdapat pada hewan dan

manusia.

Page 5: 149906539 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 6

2. Pestisida merupakan semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk

mengatur pertumbuhan atau mengeringkan tanaman. Mengingat peranannya yang

sangat besar, perdagangan pestisida dewasa ini semakin ramai. Berdasarkan data

pencatatan dari Badan Proteksi Lingkungan Amerika Serikat, saat ini lebih dari

2.600 bahan aktif pestisida yang telah beredar di pasaran. Sebanyak bahan aktif

tersebut, 575 berupa herbisida, 610 berupa insektisida, 670 berupa fungisida dan

nematisida, 125 berupa rodentisida dan 600 berupa disinfektan. Lebih dari 35 ribu

formulasi telah dipasarkan di dunia. Di Indonesia, untuk keperluan perlindungan

tanaman khususnya untuk pertanian dan kehutanan pada tahun

1986 tercatat 371 formulasi yang telah terdaftar dan diizinkan penggunaannya,

dan 38 formulasi yang baru mengalami proses pendaftaran ulang. Sedangkan ada

215 bahan aktif yang telah terdaftar dan beredar di pasaran.

2.2.1 Penggolongan Jenis Pestisida Berdasarkan Bahan Kimia yang

Terkandung Didalamnya

Organik Kimia organic

Anorganik Kimia anorganik

Organoklor Senyawa karbon mengandung klorin

Organofosfat Senyawa karbon mengandung fosfat

Karbamat Senyawa karbon mengandung asam karbamat

Mikrobial Bahan kimia dari mikroorganisme

Botanikal Bahan kimia tanaman

2.2.2 Pengaruh pestisida sintetis terhadap kinerja Enzim Cholinesterase pada

tubuh

Pestisida merupakan bahan kimia yang bersifat bioaktif. Pada

dasarnya pestisida bersifat racun. Sistem kerja yang sifatnya sebagai racun

digunakan untuk membunuh organisme pengganggu tanaman. Sistem kerja

pestisida dengan menghambat enzim kholinesterase. Keracunan pestisida

dapat diketahui melalui dua cara, yaitu pemeriksaan laboratorium dan dengan

melihat gejala-gejala yang ditimbulkannya (keluhan subjektif). Pada dasarnya

setiap bahan aktif yang terkandung dalam pestisida menimbulkan gejala

keracunan yang berbeda-beda. Gejala keracunan (keluhan subjektif) dari

Page 6: 149906539 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 6

golongan organofosfat dan karbamat antara lain timbul gerakan otot tertentu,

penglihatan kabur, mata berair, mulut berbusa, banyak keringat, air liur

banyak keluar, mual, pusing, kejang-kejang, muntah¬-muntah, detak jantung

cepat, mencret, sesak nafas, otot tidak bisa digerakan dan akhirnya pingsan.

2.3 Faktor - faktor yang mempengaruhi terjadinya keracunan pestisida

Faktor-faktor yang mempengaruhi efek dan gejala keracunan pada manusia,

antara lain :

1. Bentuk dan cara masuk

Racun dalam bentuk larutan akan bekerja lebih cepat dibandingkan dengan yang

berbentuk padat. Sedangkan racun yang masuk ke dalam tubuh secara intravena

dan intramuskular akan memberikan efek lebih kuat dibandingkan dengan melalui

mulut.

2. Usia

Pada umumnya anak-anak dan bayi lebih mudah terpengaruh oleh efek racun

dibandingkan dengan orang dewasa. Seseorang dengan bertambah usia maka

kadar rata-rata kolinesterase dalam darah akan semakin rendah sehingga

keracunan akibat pestisida akan semakin cepat terjadi.xxi

3. Jenis Kelamin

Jenis kelamin sangat mempengaruhi aktivitas kolinesterase dalam darah. Jenis

kelamin laki-laki memiliki aktivitas kolinesterase lebih rendah dari perempuan

karena kandungan kolinesterase dalam darah lebih banyak pada perempuan.

4. Kebiasaan

Jika terbiasa kontak dengan racun dalam jumlah kecil mungkin dapat terjadi

toleransi terhadap racun yang sama dalam jumlah relatif besar tanpa menimbulkan

gejala keracunan.

5. Kondisi kesehatan atau Status Gizi

Seseorang yang sedang menderita sakit akan mudah terpengaruh oleh efek racun

dibandingkan dengan orang yang sehat. Buruknya keadaan gizi seseorang juga

akan berakibat menurunnya daya tahan tubuh dan meningkatnya kepekaan

terhadap infeksi. Kondisi gizi yang buruk menyebabkan protein yang ada dalam

Page 7: 149906539 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 6

tubuh sangat terbatas sehingga mengganggu pembentukan enzim kolinesterase.

6. Tingkat Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin kecil peluang

terjadinya keracunan pada dirinya karena pengetahuannya mengenai racun

termasuk cara penggunaan dan penanganan racun secara aman dan tepat sasaran

akan semakin tinggi sehingga kejadian keracunan pun akan dapat dihindari.

7. Dosis racun

Jumlah racun sangat berkaitan erat dengan efek yang ditimbulkannya. Pada

umumnya dosis racun yang besar akan menyebabkan kematian lebih cepat. Dosis

pemakaian pestisida yang banyak akan semakin mempercepat terjadinya

keracunan pada pengguna pestisida. Untuk dosis penyemprotan di lapangan,

khususnya pestisida golongan organofosfat dosis yang dianjurkan adalah 0,5 – 1,5

kg/Ha.

2.3.1Keracunan Pestisida

Pestisida bisa masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui 2 cara, yaitu :

1. Kontaminasi lewat kulit

Pestisida yang menempel di permukaan kulit bisa meresap masuk ke dalam

tubuh dan menimbulkan keracunan. Kejadian kontaminasi lewat kulit

merupakan kontaminasi yang paling sering terjadi, meskipun tidak

seluruhnya berakhir dengan keracunan akut. Lebih dari 90% kasus keracunan

di seluruh dunia disebabkan oleh kontaminasi lewat kulit.

2. Terhisap lewat hidung

Keracunan karena partikel pestisida atau butiran semprot yang terhisap lewat

hidung merupakan kasus terbanyak kedua setelah kontaminasi kulit. Partikel

pestisida yang masuk ke dalam paru-paru bisa menimbulkan gangguan

fungsi paru-paru. Partikel pestisida yang menempel di selaput lendir hidung

dan kerongkongan akan masuk ke dalam tubuh lewat kulit hidung dan mulut

bagian dalam dan atau menimbulkan gangguan pada selaput lendir itu sendiri

(iritasi).

2.4 Dampak Penggunaan Pestisida

Pestisida merupakan bahan kimia, campuran bahan kimia, atau bahan- bahan

Page 8: 149906539 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 6

lain yang bersifat bioaktif. Pada dasarnya, pestisida itu bersifat racun.Oleh sebab

sifatnya sebagai racun pestisida dibuat, dijual, dan digunakan untuk meracuni

organisme pengganggu tanaman (OPT). Setiap racun berpotensi mengandung

bahaya bagi makhluk hidup termasuk manusia. Oleh karena itu,

ketidakbijaksanaan dalam penggunaan pestisida pertanian bisa menimbulkan

dampak negatif. Beberapa dampak negatif dari penggunaan pestisida antara lain :

1. Dampak bagi Keselamatan Pengguna

Penggunaan pestisida bisa mengkontaminasi pengguna secara langsung sehingga

mengakibatkan keracunan. Dalam hal ini, keracunan bisa dikelompokkan menjadi

3 kelompok yaitu, keracunan akut ringan, akut berat dan kronis. Keracunan akut

ringan menimbulkan pusing, sakit kepala, iritasi kulit ringan, badan terasa sakit,

dan diare. Keracunan akut berat menimbulkan gejala mual, menggigil, kejang

perut, sulit bernafas, keluar air liur, pupil mata mengecil, dan denyut nadi

meningkat. Keracunan yang sangat berat dapat mengakibatkan pingsan, kejang-

kejang, bahkan bisa mengakibatkan kematian.

Keracunan kronis lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa dan tidak

menimbulkan gejala serta tanda yang spesifik. Namun, keracunan kronis dalam

jangka waktu lama bisa menimbulkan gangguan kesehatan. Beberapa gangguan

kesehatan yang sering dihubungkan dengan penggunaan pestisida diantaranya

iritasi mata dan kulit, kanker, cacat pada bayi, serta gangguan saraf, hati, ginjal

dan pernafasan.

2. Dampak bagi Konsumen

Dampak pestisida bagi konsumen umumnya berbentuk keracunan kronis yang

tidak segera terasa. Namun, dalam jangka waktu lama mungkin bisa menimbulkan

gangguan kesehatan. Meskipun sangat jarang, pestisida dapat pula menyebabkan

keracunan akut, misalnya dalam hal konsumen mengkonsumsi produk pertanian

yang mengandung residu dalam jumlah

besar.

3. Dampak bagi Kelestarian Lingkungan

Dampak penggunaan pestisida bagi lingkungan terbagi menjadi 2 kategori, yaitu :

a. Bagi Lingkungan Umum

1) Pencemaran lingkungan (air, tanah, dan udara)

Page 9: 149906539 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 6

2) Terbunuhnya organisme non-target karena terpapar secara langsung.

3) Terbunuhnya organisme non-target karena pestisida memasuki rantai makanan.

4) Menumpuknya pestisida dalam jaringan tubuh organisme melalui rantai

makanan (bioakumulasi).

5) Pada kasus pestisida yang persisten (bertahan lama), konsentrasi pestisida

dalam tingkat trofik rantai makanan semakin ke atas akan semakin tinggi

(biomagnifikasi).

6) Menimbulkan efek negatif terhadap manusia secara tidak langsung melalui

rantai makanan.

b. Bagi Lingkungan Pertanian

1) OPT menjadi kebal terhadap suatu pestisida (timbul resistensi).

2) Meningkatnya populasi hama setelah penggunaan pestisida.

3) Terbunuhnya musuh alami hama.

4) Fitotoksik (meracuni tanaman).

4. Dampak Sosial Ekonomi

a. Penggunaan pestisida yang tidak terkendali menyebabkan biaya produksi

menjadi tinggi.

b. Timbulnya hambatan perdagangan karena residu pestisida pada bahan ekspor

menjadi tinggi.

c. Timbulnya biaya sosial yaitu biaya pengobatan dan hilangnya hari kerja akibat

keracunan pestisida.

Penderita keracunan pestisida dapat dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu :

1. Penderita yang karena pekerjaannya selalu berhubungan dengan pestisida,

seperti para pekerja dalam proses pembuatan, penyimpanan dan penggunaan

pestisida.

2. Penderita keracunan pestisida karena tidak sengaja, seperti makan buahbuahan

atau sayuran yang masih tercemar pestisida, tidak sengaja memasuki daerah yang

sedang disemprot dengan pestisida, dan sebagai akibat penyimpanan pestisida

yang kurang baik.

Page 10: 149906539 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 6

BAB III ALAT , BAHAN dan PROSEDUR KERJA

3.1 Alat

TINTOMETER KIT

-- Pipet otomatis

- Kuvet

- Tabung 15 ml

- Tabung volumetric

- Autoclic

- Test tube

CHOLINESTERASE KIT

- Autoclic

- Botol tempat indikator

- Botol tempat substrat

- Botol tempat aquades

- Gelas kimia

- Gelas ukur

- Kertas pembanding

- Lampu spirtus

- komparator

2.2 Bahan

- Aquades bebas CO2

- Aquades

- Larutan indikator (BTB 0,112 gram)

- Larutan substrat (ACP 25 gram)

- Sampel darah

2.3 Prosedur Kerja

1. Reagent Test

Page 11: 149906539 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 6

Digunakan untuk menguji larutan apakah masih memenuhi persyaratan atau

kadaluarsa

Mengambil tabung test lengkap dengan penutupnya menempatkan pada rak

yang tersedia

Dengan menggunakan pipet pada botol yang berlabel “indicator”

menambahkan 0.5 mL indicator solution kedalam tabung test (tutup

secepatnya)

Mengambil darah perifer 0.01 mL pada control person (tdk terpapar organo

phosfat) Memasukkan dalam tabung yang telah besisi larutan BTB (indicator)

dan bilas

Menambahkan 0.5 mL larutan ACP kedalam tabung test

Mengocok dengan pelan jangan sampai timbul gelembung

Memindahkan larutan dari tabung test ke cuvet 2.5 mm

Memasukkan cuvet dalam Comparator Disc di sebelah kanan

Memutar comparator sampai hasilnya cocok dengan warna standard

Membaca hasil yang diperoleh (hasil harus 12.5% atau kurang)

2. Blood Blank (Blanko darah)_

Mengambil darah 0.01 mL darah control person memasukkan dalam tabung

test yang telah berisi 1.0 mL aquadest (free CO2)

Memindahkan larutan kedalam cuvet 2.5 mm dan menempatkan pada

comparator sebelah kiri dan jangan dipindah sampai pemeriksaan darah

sample.

3. Menentukan waktu time zero dan “match”)

Mengambil darah control person 0.01 mL dan memasukkan dalam tabung test

yang sudah berisi larutan BTB 0.5 mL

Menambahkan larutan ACP 0.5 mL kedalam tabung dan secara bersamaan

start “STOP WATCH” disebut time zerro

Mengocok hingga larut dan secepatnya memasukkan dalam cuvet dan

tempatkan pada comparator sebelah kanan

Mengamati perubahan warna larutan dengan sambil memutar disc sampai

hasil sesuai dengan warna standar 100%

Mencatat waktu yang diperoleh (waktu MATCH), biasanya sekitar 20-30

Page 12: 149906539 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 6

menit tergantung dari suhu setempat

Waktu yang diperoleh digunakan untuk standar waktu pembacaan pada darah

“SAMPLE”

4. Uji sample

Mengambil darah sample 0.01 mL memasukkan dalam tabung yang telah

berisi 0.5 mL larutan indicator (BTB)

Menambanhkan 0.5 mL larutan ACP pada tabung dan kocok hingga rata

Memindahkan secepatnya ke cuvet dan masukkan ke comparator sebelah

kanan

Membaca hasil sesuai waktu MATCH

Page 13: 149906539 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 6

BAB IV HASIL PENGAMATAN

4.1 Tabel Hasil Pemeriksaan Keseluruhan

Tabel umum

NO KRITERIA RENTANG JUML

AH

PERSENTASE

1. Umur a. < 20 tahun

b. 20 – 30 tahun

c. 30 – 40 tahun

d. 40 – 50 tahun

e. > 50 tahun

0

0

7

11

7

0

0

28 %

44 %

28 %

2. Lama jadi petani a. < 10 tahun

b. 10 – 20 tahun

c. > 20 tahun

15

4

6

60 %

16 %

24 %

3. Pendidikan a. Tidak tamat

sekolah

b. Tamat SD

c. Tamat SMP

d. Tamat SMA

1

9

7

8

4 %

36 %

28 %

32 %

4. Frekuensi penggunaan

pestisida

a. 1 x / tahun

b. 2 x / tahun

c. Tiap 2 bulan

d. Tiap 1 bulan

e. Tiap 2 minggu

f. 1 x / 1 minggu

g. Tidak tentu

3

3

3

4

2

1

9

12 %

12 %

12 %

16 %

8 %

4 %

36 %

Page 14: 149906539 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 6

Tabel Pengetahuan dan Sikap

NO KRITERIA HASIL JUMLAH PERSENTASE

Pengetahuan a. Baik

b. Cukup

c. Kurang

17

5

3

68 %

20 %

12 %

1. Sikap a. Baik

b. Cukup

c. Kurang

25

0

0

100 %

Nb : - perhitungan pengetahuan = 6,66

Baik : 23 – 30

cukup : 16 – 22

kurang : < 16

- Perhitungan sikap = 5,33

Baik : 18 - 24

cukup : 12 – 17

kurang : < 12

Tabel Lama Kontak dan Tata Cara

NO KRITERIA RENTANG JUMLAH PERSENTASE

1. Lama kontak :

a. Meracik

pestisida

b. Waktu

penyemprotan

c. Penanganan

a. 5 – 10 menit

b. 10 – 15 menit

c. > 15 menit

a. 15 – 30 menit

b. 30 – 60 menit

c. > 60 menit

a. 10 – 15 menit

b. 15 – 30 menit

14

6

5

10

9

6

17

4

56 %

24 %

20 %

40 %

36 %

24 %

70,83 %

16,66 %

Page 15: 149906539 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 6

wadah * c. > 30 menit 3 12,55 %

2. Tata cara a. Baik

b. Cukup

c. Kurang

13

11

1

52 %

44 %

4 %

Nb : *1 responden langsung dibuang

- perhitungan pengetahuan = 4

Baik : 14 – 16

cukup : 9 – 13

kurang : < 9

Tabel penggunaan APD

NO KRITERIA HASIL PERSENTASE

1. APD lengkap, selalu

menggunakan

3 12 %

2. APD lengkap,

kadang-kadang

menggunakan

3 12 %

3. APD tidak lengkap,

selalu menggunakan

7 28 %

4. APD tidak lengkap,

kadang-kadang

menggunakan

11 44 %

5. Tidak menggunakan

APD

1 4 %

Tabel hasil praktikum

Page 16: 149906539 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 6

No kuisioner Hasil pengamatan Keterangan

1. 75 N

2. 87,5 N

3. 37,5 R

4. 62,5 T

5. 75 N

6. 87,5 N

7. 75 N

8. 87,5 N

9. 75 N

10. 75 N

11. 75 N

12. 75 N

13. 75 N

14. 75 N

15. 37,5 R

16. 62,5 T

17. 75 N

18. 50 T

19. 37,5 R

20. 75 N

21. 37,5 R

22. 62,5 T

23. 37,5 R

24. 50 T

25 37,5 R

4.2 Data Kusioner Responden 2 dan Respomden 5

Page 17: 149906539 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 6

Data Responden : 2

DATA UMUM RESPONDEN

Nama : Nanang

Alamat : RT 01 RW 05 Desa Sri Mahi

Umur : 37 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Lama Menjadi Petani : 20tahun

Pendidikan : Tamat SMA

Terakhir Menggunakan Pestisida : 1 bulan yang lalu

Nama/Merek Pestisida yang Dipakai : Puradan 3G

Frekuensi Penggunaan : 2x / tahun

DATA KHUSUS RESPONDEN

A. Pengetahuan

Baik

B. Sikap

Baik

C. Lama Kontak

1. Lama meracik pestisida = 10 - 15 menit

2. Waktu untuk sekali penyemprotan = 15 - 30 menit

3. Waktu penanganan wadah pestisida = 10-15 menit

D. Tata Cara

Baik

E. Peralatan dan Perlengkapan Kerja

APD tidak lengkap, kadang-kadang menggunakan.

F. Penyuluhan Pengamanan Penggunaan Pestisida

Page 18: 149906539 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 6

1. a

2. a,b,c

3. a

4. a

5. c

6. c

HASIL PEMERIKSAAN CHOLINESTERASE : 87,5 % = Normal

Data Responden : 5

DATA UMUM RESPONDEN

Nama : Iyas A

Alamat : RT 01 RW 01 Desa Sri Mahi

Umur : 41 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Lama Menjadi Petani : 20 tahun

Pendidikan : Tamat SMA

Terakhir Menggunakan Pestisida : 1 bulan yang lalu

Nama/Merek Pestisida yang Dipakai : Tidak tentu

DATA KHUSUS RESPONDEN

G. Pengetahuan

Baik

H. Sikap

Baik

I. Lama Kontak

4. Lama meracik pestisida = 10 - 15 menit

5. Waktu untuk sekali penyemprotan = >60 menit

6. Waktu penanganan wadah pestisida = 10-15 menit

Page 19: 149906539 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 6

J. Tata Cara

Baik

K. Peralatan dan Perlengkapan Kerja

APD tidak lengkap, kadang-kadang menggunakan.

L. Penyuluhan Pengamanan Penggunaan Pestisida

1. b

HASIL PEMERIKSAAN CHOLINESTERASE : 75% = Normal

Page 20: 149906539 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 6

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Analisa Hasil Pengamatan

Berdasarkan uji cholinesterase yang dilakukan pada Responden 2 dan Responden 5

hasil pemeriksaan dari kedua responden tersebut adalah Normal.

Hasil pemeriksaan Responden 2 adalah 87,5 % dan

Hasil pemeriksaan Responden 5 adalah 75 %

Dilihat dari data kusioner yang dimiliki oleh kedua responden tersebut semua

responden memiliki pengetahuan yang baik,sikap yang baik dan tata cara penggunaan

pestisida yang baik.

Untuk Lama kontak responden 2

Lama meracik pestisida = 10 - 15 menit

Waktu untuk sekali penyemprotan = 15 - 30 menit

Waktu penanganan wadah pestisida = 10-15 menit

Untuk Lama kontak responden 5

Lama meracik pestisida = 10 - 15 menit

Waktu untuk sekali penyemprotan = >60 menit

Waktu penanganan wadah pestisida = 10-15 menit

Untuk lama kontak antara responden 2 dan 5 memiliki perbedaan pada waktu sekali

penyemprotan. Sehingga dari perbedaan tersebut juga mempengaruhi hasil pengujian

cholinesterase antara responden 2 dan 5, Hasil uji responden 2 lebih besar dari pada

responden 5

Page 21: 149906539 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 6

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari uji Cholinesterase yang dilakukan terhadap 25 Petani di Desa Cibening,Bekasi

terdapat 24 % Petani yang keracunan ,terdapat 20 % yang terpapar ringan dan 56% Petani

tidak keracunan( normal) dari pemeriksaan tersebut berarti terdapat residu pestisida yang

masuk kedalam tubuh petani dan mempengaruhi cholinesterase dalam tubuh, selain itu

memberikan dampak negatif terhadap kesehatan petani itu disebabkan adanya faktor yang

dapat mempengaruhi terjadinya keracunan seperti : penggunaan APD yang tidak lengkap,

lama kontak terhadap pestisida, kondisi kesehatan si petani, tingkat racun yng terdapat

dalam pestisida yang digunakan, tingkat pengetahuan, dan sikap dari petani itu sendiri.

6.2 Saran

Sebaiknya dari pihak Instansi yang terkait seperti Puskesmas,Dinas kesehatan ,dinas

pertanian dan instansi lainnya mengadakan penyuluhan secara barkala pada jangka waktu

tertentu kepada warga-warga khususnya petani tentang bagaimana cara menggunakan

dan pengelolaan pestisida yang baik dan benar serta dipromosikan pestisida non

kimiawi(alami) yang lebih ramah lingkungan serta tidak bahaya bagi kesehatan.

Petani juga harus dibiasakan menggunakan APD yanglengkap untuk mengurangi dan

mencegah pemaparan dari pestisida yang digunakan. Jika petani sudah mengalami

keracunan tingkat ringan maupun sedang maka petani harus diistirahatkan dirumah

kurang lebih 2 minggu dan ditindak lanjuti kepihak medis(puskesmas maupun rumah

sakit setempat)

Page 22: 149906539 Hasil Pemeriksaan Cholinesterase Respoden 2 6

DAFTAR PUSTAKA

http://www.indonesian-publichealth.com/2012/12/cholinestrase-dan-keracunan-pestisida.html /diakse

pada 19/06/2013 pukul 09:23

http://eprints.undip.ac.id/17532/1/YODENCA_ASSTI_RUNIA.pdf /diaksepada19/06/201 pukul 10:03

http:// journal.ui.ac.id/index.php/health/article/download/691/658 .pdf /diaksepada19/06/2013

pukul 11:09