1-how to franchise your bisnis

Download 1-How to Franchise Your Bisnis

If you can't read please download the document

Upload: magistra-akbar

Post on 02-Jan-2016

95 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

how to franchise

TRANSCRIPT

HOW TO FRANCHISE YOUR BUSSINES

Oleh: Muhammad Gufron Hidayat, S.E & Dedik Priyanto

KATA PENGANTAR

Sistem penjualan franchise kini tidak lagi dipandang sebelah mata. Pertumbuhannya begitu masif seiring dengan pemahaman masyarakat umum yang meningkat mengenai pola penjualan franchise. Produk yang difranchisekan pun beragam. Berbagai jenis franchise ditawarkan dengan beragam patokan harga. Dari yang ratusan juta hingga jutaan rupiah semuanya ada. Ini tentu semakin menambah semarak pasar franchise dan semakin meningkatkan pertumbuhannya di bumi nusantara ini.Apakah Anda hanya akan menjadi penonton di tengah maraknya pertumbuhan franchise di Indonesia? Sejatinya hal itu merupakah sebuah kerugian bila terjadi pada diri Anda. Ada yang mengatakan jika sistem franchise merupakan jalan pintas untuk mencapai kesuksesan di dunia bisnis. Hal itu memang ada benarnya dengan alasan-alasan yang akan dikupas dalam buku ini.Buku ini membahas bagaimana memfranchisekan bisnis yang kita miliki serta hal apa saja yang diperlukan untuk melakukan usaha tersebut. Buku ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Mohon koreksi dan perbaikan seandainya hal itu terjadi.

Jakarta, November 2011

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I: MENJADI BESAR DENGAN FRANCHISEKriteria FranchiseFranchise dan Cabang, Serupa tapi Tak SamaFranchise, BO, Lisensi, dan MLMTipe-Tipe FranchiseKeunggulan FranchiseBeberapa Istilah Franchise

BAB II: MEMFRANCHISEKAN USAHAMisi Luhur FranchiseApakah Bisnis Anda Layak Difranchisekan?Menganalisa Profitabilitas, Likuiditas, dan Solvabilitas Keuangan BisnisMemprediksi Permintaan PasarAnalisa Kekuatan dan Kelemahan Pesaing di PasarAnalisa Konsep Bisnis di Pasar yang Berbeda

BAB III: LANGKAH-LANGKAH MEMFRANCHISEKAN BISNISSulitkah Memfranchisekan UsahaPersipan Memfranchisekan UsahaLangkah-langkah Memfranchisekan UsahaFranchise Development

Penyusunan Manual Sistem Teknologi InformasiPenyusunan Manual Quality ControlPenyusunan Manual PemasaranPenyusunan Manual PelatihanPerancangan Organisasi Franchise

BAB IV: FRANCHISE IMPLEMENTATIONPerjanjian FranchiseFranchise RelationshipProspektus FranchiseManual Operasi FranchiseMenentukan Franchise Fee dan Royalty FeeFranchise SupportTrainingMonitoring dan Evaluasi

BAB V: KIAT SUKSES DALAM FRANCHISECermat Memilih FranchiseMahir Mengelola FranchiseMelejitkan BrandMengelola SDMInovasi ProdukMembangun Kesetiaan PelangganMelanggengkan Hubungan Franchisor-FranchiseeMeningkatkan Profit Bisnis

SUMBER BACAANBIODATA PENULIS

BAB IMENJADI BESAR DENGAN FRANCHISE

Dalam beberapa tahun terakhir, pola usaha waralaba atau franchise makin diminati di Indonesia. Franchise makin digemari karena relatif mudah dijalankan bagi mereka yang baru memulai usaha, atau bahkan bagi mereka yang tidak memiliki pengalaman usaha sama sekali. Keberadaan franchise diyakini sebagai jalan pintas jadi pengusaha.Dengan franchise, pengusaha baru maupun yang kawakan tidak perlu repot memulai bisnis dari nol, karena menggunakan merek yang sudah memiliki reputasi di pasar. Ditambah lagi dengan wacana entrepreneurship atau kewirausahaan yang makin kencang digaungkan baik oleh pemerintah maupun swasta. Seolah menemukan ekosistem yang tepat, bisnis franchise bertumbuh kembang dengan cepat. Dampaknya, setiap tahun muncul ribuan pengusaha baru untuk menjadi franchisee atau mitra bisnis franchise.Pakar franchise dari Amerika Dr. Martin Mandelsonh mendefiniskan franchise sebagai modal izin dari seseorang (franchisor) kepada orang lain (franchisee), yang memberi hak (dan biasanya mempersyaratkan) franchisee untuk mengadakan bisnis di bawah nama dagang franchisor, meliputi seluruh elemen yang dibutuhkan untuk membuat seseorang yang sebelumnya belum terlatih dalam bisnis untuk mampu menjalankan bisnis yang dikembangkan/dibangun oleh franchisor dibawah brand miliknya (ditraining), untuk kemudian franchisee menjalankannya berdasarkan pada basis yang telah ditentukan sebelumnya dengan pendampingan yang berkelanjutan.

Kriteria FranchiseFranchise berasal dari bahasa Prancis yang berarti bebas dari perhambaan atau perbudakan. Jika dihubungkan dengan konteks pemasaran, Franchise berarti kebebasan yang diperoleh seseorang untuk melaksanakan sendiri suatu usaha tertentu di wilayah tertentu. Sedangkan pewaralabaan (franchising) adalah sebuah sistem keterkaitan usaha yang saling menguntungkan antara pewaralaba (franchisor) dan terwaralaba (franchisee).

Secara bahasa, ketiga komponen tersebut adalah komponen utama dalam waralaba. Franchise adalah yang utama, dan didasari dengan sistem. Pertama, apakah franchising itu? Dari pemaparan di atas di dapatkan bahwa, franchising adalah kegiatan untuk memberikan sistem dengan bentuk hadiah royalty. Maksudnya adalah, ada sebuah sistem ( dalam hal ini sistem jualan, penjualan) yang di berikan oleh Franchisor, kepada franchisee.Lebih jelasnya, menurut European Code of Ethics for Franchising, franchise didefinisikan sebagai:Sebuah sistem pemasaran barang, dan atau jasa dan atau teknologi, yang didasarkan pada kerjasama tertutup dan terus-menerus antara pelaku-pelaku independen (franchisor, maupun franchisee) dan terpisah baik secara (legal) hukum dan keuangan, dimana Franchisor memberikan hak kepada para individual Franchisee, dan membebankan kewajiban unutk melaksanakan bisnisnya sesuai dengan konsep dari franchisor.Istilah franchise secara konsep memiliki banyak pengertian. Masing-masing wilayah (negara) memiliki definisi sendiri mengenai franchise. Karena luasnya pengertian franchise, tidak ada definisi seragam mengenai pengertian franchise. Di Indonesia sendiri, franchise secara bahasa diartikan sebagai waralaba. Unsur utamanya antara lain, franchisor (pewaralaba) dan franchisee (terwaralaba).International Franchise Association dalam situs resminya mengartikan, franchise merupakan kesepakatan antara dua kelompok legal independen yang memberikan : Seseorang atau kelompok orang (franchisee) berhak untuk memasarkan sebuah produk atau jasa dengan menggunakan trademark atau nama dagang dari bisnis orang lain (franchisor). Franchisee mendapat hak untuk memasarkan produk atau jasa dengan menggunakan metode operasi dari franchisor.Franchisee berkewajiban membayar hak yang ia dapatkan kepada franchisor.Franchisor wajib memberikan hak dan dukungan kepada franchisee.

Dalam PP No 42 tahun 2007 disebutkan bahwa waralaba harus memenuhi 6 (enam) kriteria yang harus dipenuhi, yaitu:Memiliki ciri khas usaha;

Mengacu pada kategori ini, usaha franchise berarti suatu usaha yang memiliki keunggulan atau perbedaan yang tidak mudah ditiru dibandingkan dengan usaha lain sejenis, sehingga membuat konsumen selalu mencari ciri khas dimaksud. Misalnya, sistem manajemen, cara penjualan dan pelayanan atau penataan serta cara distribusi yang merupakan karakteristik khusus dari Pemberi Waralaba (franchisor).Terbukti sudah memberikan keuntungan;

Kategori ini menunjuk pada pengalaman Pemberi Waralaba (franchisor) yang telah menjalankan bisnisnya kurang lebih 5 (lima) tahun dan telah mempunyai kiat-kiat bisnis untuk mengatasi berbagai macam kendala dalam perjalanan usahanya. Hal ini dapat dilihat dengan masih bertahan dan berkembangnya usaha tersebut dengan menguntungkan (proven).Memiliki standar atas pelayanan dan barang dan/atau jasa yang ditawarkan dan dibuat secara tertulis;

Yang dimaksud dengan standar atas pelayanan dan barang dan/atau jasa yang ditawarkan yang dibuat secara tertulis adalah standar secara tertulis supaya Penerima Waralaba (franchisee) dapat melaksanakan usaha dalam kerangka kerja yang jelas dan sama (Standard Operational Procedure/SOP).Mudah diajarkan dan diaplikasikan;

Yang dimaksud dengan mudah diajarkan dan diaplikasikan adalah mudah dilaksanakan sehingga Penerima Waralaba yang belum memiliki pengalaman atau pengetahuan mengenai usaha sejenis, dapat melaksanakannya dengan baik sesuai dengan bimbingan operasional dan manajemen yang berkesinambungan yang diberikan oleh Pemberi Waralaba.Adanya dukungan yang berkesinambungan;

Dukungan yang berkesinambungan adalah dukungan dari Pemberi Waralaba kepada Penerima Waralaba secara terus menerus seperti bimbingan operasional, pelatihan, dan promosi.Hak Kekayaan Intelektual yang telah terdaftar;

Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang terkait dengan usaha seperti merek, hak cipta, paten, dan rahasia dagang, sudah didaftarkan dan mempunyai sertifikat atau sedang dalam proses pendaftaran di instansi yang berwenang.

Franchise dan Cabang, Serupa Tapi Tak SamaBanyak pengusaha memimpikan pengembangan bisnisnya dapat menjangkau wilayah yang luas hingga mancanegara. Dengan begitu, hasil usahanya dapat lebih dikenal dan dinikmati lebih banyak orang. Dari sisi bisnis pun jelas sangat menggiurkan. Di Indonesia sendiri, tidak sedikit merek asing yang meramaikan dunia usaha bahkan mendominasinya. Merek-merek ini bisa ditemukan hampir ditiap kota besar Indonesia bahkan menjadikannya sebagai market leader di kategori bisnisnya masing-masing.

Pola pengembangan bisnis konvensional biasanya dengan membuka cabang. Bisa dibayangkan berapa kekuatan modal dan waktu yang diperlukan untuk melakukan ekspansi. Dibanding dengan pola konvensional (branch), franchise memiliki banyak keunggulan. Bahkan, kesempatan untuk tumbuh jadi besar secara cepat sangat terbuka. Franchising is the most successful marketing concept ever created, jika ingin melaju di jalan tol bisnis, ambillah sistem franchise guna mempercepat pertumbuhan gerai. Pasalnya, franchsie diakui juga sebagai the engine of growth yang memungkinkan imperium bisnis Anda akan cepat tumbuh dan besar, tidak hanya skala lokal namun juga global.Menumbuhkan bisnis tentu butuh effort yang tidak kecil. Bila dalam bisnis konvensional, semua mengacu pada sumber daya perusahaan atau pusat, maka di bisnis franchise semua unsurnya dapat di-share dengan franchisee. Hubungan antara franchisor dengan franshisee ibarat mitra, saling menghormati dan posisinya sejajar. Tidak seperti perusahaan, serba tersentralisasi, dan cenderung birokratis.

FranchiseCabangUnit usaha dikelola oleh Mitra/FranchiseeManajemennya desentralisasiHigh speed ekspansi dengan modal franchiseeModal usaha ditanggung franchisee/ terwaralabaSDM milik masing-masing franchiseeMembayar sejumlah franchise feeOpen managementResiko bisnis ditanggung franchiseeFranchisee memiliki passion yang tinggi dalam menyukseskan bisnisnyaUnit usaha dikelola oleh kepala cabang/managerManajemennya sentralisasiKecepatan ekspansi tergantung modal pemilikModal usaha ditanggung pemilikSDM milik pusatTidak membayar sejumlah feeClosed managementResiko bisnis ditanggung pusatKaryawan kurang memiliki passion yang tinggi dalam menyukseskan bisnisnya

Franchise, BO, Lisensi, dan MLMPola kerja sama franchise yang tengah tumbuh pesat mampu mempesona calon investor maupun pebisnis. Tidak sedikit pelaku usaha yang mengklaim usaha miliknya sebagai peluang usaha franchise. Padahal, bisa jadi usahanya belum masuk kategori franchise. Hal itu yang membuat perlunya pembedaan yang tegas antara franchise dengan peluang investasi lain. Meski banyak bisnis franchise yang lahir dari Business Opportinity atau yang sering disebut BO, namun franchise tidak sama dengan BO.

Berikut ini penjelasan yang membedakan antara franchise, Business Opportunity (BO), Lisensi dan Multi Level Marketing (MLM):Waralaba (franchise) adalah hak khusus yang dimiliki orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba.Business Opportunity (BO) merupakan cikal bakal atau embrio usaha untuk menjadi franchiseable. Pada umumnya, BO berusia di bawah 3 tahun, tetapi mempunyai peluang menjanjikan bagi para pemilik modal yang berinvestasi di dalamnya.Lisensi dalam UU Nomor 15 tahun 2001 tentang merek, adalah izin yang diberikan oleh pemilik merek terdaftar kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan) untuk menggunakan merek tersebut, baik untuk seluruh atau sebagian jenis barang dan/atau jasa yang didaftarkan dalam jangka waktu dan syarat tertentu. Multi Level Marketing (MLM) menurut Wikipedia, adalah sistem penjualan yang memanfaatkan konsumen sebagai tenaga penyalur secara langsung. Harga barang yang ditawarkan di tingkat konsumen adalah harga produksi ditambah komisi yang menjadi hak konsumen karena secara tidak langsung telah membantu kelancaran distribusi.

Dari empat pengertian diatas, jelas terlihat perbedaan antara keempat peluang usaha tersebut. Yang paling mendekati kemiripan adalah franchise dan BO. Tipe yang paling umum dari BO adalah seperti bisnis-bisnis biasa pada umumnya yang menjual produk dan jasa, namun bisnis tersebut memberikan peluang bagi orang lain untuk mengembangkannya. Walaupun sebagian sistem franchise memiliki unsur-unsur demikian, perbedaan antara BO dan franchise terletak pada kadar hubungannya. Terdapat beberapa kriteria usaha franchise yang belum atau tidak dimiliki oleh BO.Namun demikian, bukan berarti BO tidak menarik untuk digeluti sebagai sebuah peluang bisnis dalam berinvestasi. Baik BO maupun franchise sama-sama baik jika digeluti dengan baik dan serius. Memang, franchise relatif lebih jelas dan mudah dijalankan, karena segala sesuatunya sudah dipersiapkan dengan matang oleh franchisor. Namun untuk membayar sistem dan konsep bisnis franchise tidak murah. Karena franchisee harus membayar franchise fee untuk meduplikasi hak kekayaan intelektual franchisor, karena karya itu dibuat oleh franchisor dengan masa yang panjang dan tidak asal.Franchising (pewaralabaan) pada hakekatnya adalah sebuah konsep pemasaran dalam rangka memperluas jaringan usaha secara cepat. Sistem franchise dianggap memiliki banyak kelebihan terutama menyangkut pendanaan, SDM dan manajemen. Franchising juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif untuk mendekatkan produk kepada konsumennya melalui tangan-tangan franchisee.Secara lebih spesifik, perbedaan antara franchise dan Bussines Opportunity (BO) diuraikan sebagai beriukut:Branding dan Operating System (SOP)

Dalam bisnis franchise seluruh unit outlet atau gerai yang ada menggunakan nama merek dan sistem operasi prosedur yang sama, semua memiliki keseragaman. Sementara, dalam BO mitra bisnis tidak diharuskan menggunakan merek dan sistem operasi yang sama, mitra diberikan kebebasan untuk berubah bisnis sesuai yang dikehendaki.Pay Ongoing Royalties (Pembayaran Royalti)Franchise juga menghendaki adanya pembayaran royalti bagi franchisee (mitra bisnis). Umumnya royalti dibayarkan setiap bulan dan berkelanjutan sepanjang kerjasama antara keduanya berlangsung. Sementara dalam business opportunity (BO) tidak dipungut royalti atau tidak mengenail istilah royalti, karena pada hakikatnya ia jual beli putus bisnis.Ongoing Support (Dukungan berkelanjutan)

Franchise atau waralaba dalam kontrak perjanjiannya menghendaki adanya dukungan berkelanjutan, seperti, marketing, training, kontrol dan monitor. Sementara dalam business opportunity (BO) mungkin saja ada dukungan atau bantuan berkelanjutan namun itu bukanlah satu hal yang mesti dilakukan, karena tidak ada dalam kontrak penjualan.Legal Disclosure (Informasi Akurat)Franchisor atau pemilik bisnis franchise mesti membuka informasi sejelas-jelasnya dan sebenar-benarnya kepada franchisee atau calon franchiseenya. Keterangan itu meliputi nama perusahaan lengkap dengan data perusahaan, pemilik hingga laporan keuangan perusahaan tiga tahun terakhir. Dalam business opportunity (BO) hal tersebut diharuskan, namun demikian mereka tetap harus memberikan data semacam disclosure.Research (Riset)Dalam franchise semua data franchisee yang sudah ada tercatat dan tertulis dengan lengkap dalam dokumen disclosure, mulai dari nama franchisee, kedai hingga alamat lengkap dan kontaknya. Maka calon franchisee mungkin untuk melakukan riset guna memastikan suatu bisnis itu baik dan sehat dari unit bisnis yang telah berjalan. Sementara dalam business opportunity (BO) sulit untuk melakukan identifikasi karena setiap unitnya berdiri atas nama merek yang berbeda-beda.

Demikian sekilas perbedaan antara keduanya. Meski demikian keduanya baik bagi Anda yang tertantang untuk memulai bisnis dengan cara-cara yang jauh lebih aman.

Tipe-Tipe FranchiseSecara umum, franchise dibagi menjadi 2 jenis. Pertama adalah Product and Trademark Franchising (Waralaba Produk dan Merek Dagang), dan yang kedua adalah Business Format Franchising (Waralaba Format Bisnis).

Product and Trademark Franchising(Waralaba Produk dan Merek Dagang)

Dalam format ini, Franchisor memberikan kepada Franchisee hak untuk menjual secara luas suat produk atau brand tertentu. Dalam Product Franchise ini, Franchisor menyediakan produk jadi, sedangkan Franchisee menyediakan outlet untuk melakukan penjualan. Contoh dari waralab tipe ini adalah waralaba pom bensin.Business Format Franchising(Waralaba Format Bisnis)

Dalam bisnis franchise ini, Franchisor memberikan kepada franchisee hak untuk memasarkan suatu produk atau merek dagang tertentu serta menggunakan sistem operasional lengkap yang digunakan untuk menghasilkan produk, jasa atau teknologi tersebut. Franchisee diberikan hak untuk menggunakan paket bisnis yang telah dibuat dan ditetapkan oleh Franchisor, contohnya adalah KFC.

Kedua tipe franchise ini memang serupa, tapi tak sama. Perbedaan yang mendasar adalah bahwa dalam sistem kedua (bisnis format franchise), franchisee diberikan hak penuh untuk menggunakan paket bisnis untuk mengembangkan usaha sesuai dengan kaidah dan aturan yang telah dibuat oleh Franchisor. Franchise jenis kedua ini memiliki keunggulan karena mampu memproduksi sendiri produk, jasa atau teknologi yang telah disetujui oleh Franchisor. Dalam hal ini, keuntungan yang didapatkan tentu saja lebih besar, karena Franchisee lebih dapat memperhitungkan cash flow, serta keuangan yang didapatkan. Keunggulan lain dari metode paket bisnis ini adalah memiliki perkembangan usaha yang lebih cepat, dengan catatan bahwa Franchisee memiliki kemauan dan kemampuan dalam mengembangkan diri berdasarkan supervisi dari Franchisor. Kelemahannya, tentu saja adalah kebalikan dari keunggulan yang diberikan. Jika calon Franchisee tidak memiliki komitmen untuk berkembang bersama, dan tidak memiliki hasrat untuk mengembangkan kemajuan usaha yang tinggi, maka disarankan tidak menggunakan tipe format bisnis. Dengan bahasa singkat, tipe pertama memberikan tingkat sekuritas yang lebih tinggi dibandingkan dengan franchise model paket bisnis.

Keunggulan FranchiseSeperti telah dijelaskan sebelumnya, franchising pada dasarnya merupakan sebuah konsep untuk memperluas jaringan bisnis. Konsep franchise telah banyak mengantarkan merek lokal maupun asing menjadi besar dan mampu ekspansi lintas negara dengan puluhan juta customer. Franchise diakui sebagai sistem yang dahsyat dalam mempercepat pertumbuhan outlet, atau bisa dibilang sebagai the engine for growth.

Selain itu, Franchise juga merupakan jalur distribusi yang sangat efektif atau boleh dibilang dapat memotong jalur distribusi menyalurkan produk kepada end user melalui tangan franchisee. Sisi positif lainnya, terutama menyangkut hal Manajemen, Permodalan, dan Sumber daya manusia (SDM). Franchise merupakan strategi dan taktik yang mumpuni untuk menjadikan bisnis Anda tumbuh menjadi besar dengan speed yang kencang.Untuk lebih rinci, sedikitnya ada 7 keutamaan sistem franchise bagi franchisor, yaitu:Kecepatan ekspansi lewat modal franchisee. Dengan memakai modal pihak ketiga, faktor untuk cepat berkembang jauh lebih besar dibandingkan dengan membuka cabang sendiri.Motivasi franchisee untuk sukses jauh lebih baik dibanding dengan karyawan atau manager, sebab franchisee menyimpan modalnya di usaha tersebut sehingga passion menyukseskan gerainya jauh lebih tinggi.Franchisor memiliki buying power yang tinggi kepada suplier. Harga beli untuk bahan baku, peralatan, produk dan pembelian lainnya dengan kapasitas yang besar relatif lebih rendah.Adanya shared advertising yang dapat meningkatkan brand awareness secara cepat, dengan biaya yang dipikul bersama oleh seluruh jaringan usaha franchise.Franchisee akan membantu lewat shared experience mengenai knowledge di setiap daerah sehingga dapat dijadikan sebagai benchmark bagi outlet lainnya.Memudahkan pengelolaan sumber daya manusia. Masing-masing franchisee mempunyai tanggung jawab yang penuh terhadap setiap karyawannya masing-masing.Mendapat revenue dari franchise fee, royalti fee, biaya training, produk, dan biaya lainnya.

Bagi franchisee konsep ini juga diakui memiliki banyak keunggulan. Dalam riset yang dilakukan oleh Majalah Info Franchise & The Bridge terhadap 23 merek franchise di Indonesia dengan jumlah 387 responden franchisee, ada beberapa alasan mereka membeli usaha waralaba. Dari seluruh responden yang ditanyai soal ini, 41% menjawab alasan mereka membeli waralaba karena waralaba sama dengan membeli merek yang sudah teruji. Alasan kedua, untuk investasi dengan return yang lebih tinggi (35%), kemudian ingin menjadi pengusaha (18%), serta mendapat dukungan franchisor (2%).Sedangkan faktor mereka memilih usaha waralaba, dari 387 responden, umumnya (40%) menjawab faktor merek dan sistem serta jaringan yang luas. Yang menjawab karena faktor berminat terhadap jenis usaha hanya 31%. Sisanya menjawab karena faktor presentasi usaha yang menarik (11%), referensi keluarga atau teman (8%) dan faktor lainnya (6%).Adapun ketika ditanyakan soal pengalaman usaha, mayoritas responden memiliki pengalaman usaha. Meski begitu, ternyata mereka membutuhkan bimbingan dan pendampingan yang intensif. Ini terbukti dari pertanyaan waktu untuk beradaptasi dalam usaha, 78% responden menjawab sampai 6 bulan setelah usaha berjalan dan 12% yang membutukan pendampingan antara 6 12 bulan.Dilihat dari kacamata riset tersebut dan berbagai pengamatan menyebutkan bahwa membeli usaha waralaba memiliki banyak keunggulan antara lain:Franchisee dapat menggunakan brand franchisor selama masa perjanjian franchise yang telah disepakati bersama. Merek yang sudah tinggi ekuitasnya cenderung berpotensi lebih besar dalam memenangkan persaingan merebut customer dibanding dengan memulai bisnis sendiri.Sistem Bisnisnya sudah teruji. Membeli franchise juga identik dengan membeli sistem. Selain merek, kunci terpenting lainnya dalam bisnis adalah sistem. Sistem disini mencakup manajemen, keuangan, pemasaran, alur pasokan dan logistik (suplay chain) serta sumber daya manusia.Adanya bantuan pelatihan atau training yang dilakukan oleh franchisor kepada karyawan maupun owner baik sebelum pembukaan outlet maupun setelah pembukaan outlet.Franchisor akan memberikan bantuan pendampingan dan bimibingan bisnis terhadap franchisee baik pra-operasional maupun pasca-operasional.Franchisor akan memberikan berbagai dukungan dari Pemberi Waralaba kepada Penerima Waralaba secara terus menerus seperti bimbingan operasional, pelatihan, dan promosi.

Sharing Experience Franchisor. Franchisor akan mentransfer pengalamannya dalam mengelola gerainya sehingga kendala-kendala yang terjadi dilapangan relatif lebih mudah diatasi.

Kenapa calon franchisee tertarik membeli hak franchise bisnis Anda? Pertanyaan tersebut tentunya harus Anda jawab. Pada bagian ini, kita akan membahas penyusunan manfaat yang akan Anda tawarkan kepada para calon franchisee.Seperti juga bisnis-bisnis lain, franchise pun tidak memiliki jaminan kesuskesan. Akan tetapi, sebuah risiko bisnis dapat diminimalisir melalui franchise. Kata-kata tersebut pastinya perlu Anda rumuskan kedalam manfaat yang akan diperoleh oleh franchisee jika bergabung dengan usaha franchise Anda.Berikut ini adalah 15 poin yang sering digunakan oleh franchisor dalam menyusun manfaat dari konsep franchise yang akan ditawarkan, sebagai berikut:Pemakaian merek yang sudah terbukti berhasilProteksi wilayah franchisePerekrutan karyawanPelatihan awal dan pelatihan lanjutanPendampingan pra-operasional hingga pembukaanPemberian sistem administrasi dan keuangan yang telah terujiSuplai produk dan perlengkapanMemiliki jaringan usaha yang luasAdanya dukungan promosi bersama secara nasional. Penelitian dan pengembangan (R&D) yang berkesinambunganAdanya komitmen bisnis untuk menyukseskan franchiseeAdanya jaminan kualitas produk yang baikDukungan manajemen bisnisMendapat bantuan dalam strategi bisnisMendapat bantuan dalam permasalahan operasional, dll.

Beberapa Istilah FranchiseFranchisor adalah pemberi waralaba/pewaralaba. Orang perseorangan atau badan usaha yang memberikan hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan waralaba yang dimilikinya kepada penerima waralaba.Franchisee adalah penerima waralaba/terwaralaba. Orang perseorangan atau badan usaha yang diberikan hak oleh pemberi waralaba untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan waralaba yang dimiliki pemberi waralaba.Pemberi waralaba lanjutan adalah penerima waralaba yang mendapat hak untuk menunjuk penerima waralaba lain. Orang perseorangan atau badan usaha yang menerima hak dari pemberi waralaba untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan waralaba yang dimiliki pemberi waralaba untuk menunjuk penerima waralaba lanjutan.Penerima waralaba lanjutan adalah orang perseorangan atau badan usaha yang menerima hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan waralaba dari pemberi waralaba lanjutan.Prospektus penawaran waralaba adalah keterangan tertulis dari pemberi waralaba yang sedikitnya menjelaskan tentang identitas, legalitas, sejarah kegiatan, struktur organisasi, keuangan, jumlah tempat usaha, daftar penerima waralaba, hak dan kewajiban pemberi dan penerima waralaba.Franchise Fee adalah biaya yang harus dibayarkan oleh franchisee karena menggunakan merek yang diwaralabakan, serta hak menggunakan pedoman operasional selama jangka waktu perjanjian franchise.Advertising fee adalah fee yang dibayarkan franchisee kepada franchisor untuk membiayai promosi, strategi pemasaran yang dihandle secara kolektif. Royalti fee adalah fee yang disisihkan dari penjualan kotor untuk mendukung keberlangsungan bisnis yang sedang dibangun.Trade Mark adalah merek dagang yang meliputi logo serta nama merek yang dilisensikan pada franchisee.

BAB IIMEMFRANCHISEKAN USAHA

Tentang pola kerja sama dengan sistem franchise serta keunggulannya, tentu kita sepakat bahwa pola franchise menjadi pilihan tepat untuk meningkatkan pertumbuhan gerai. Hanya saja, dibutuhkan persyaratan dari sebuah bisnis untuk bisa difranchisekan.Pola franchise banyak diminati pengusaha karena beberapa alasan. Selain memiliki tingkat risiko yang kecil, franchise juga mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi. Namun harus selalu diingat, usaha yang difranchisekan harus betul-betul mempunyai proven track record. Hal itu menjadi syarat mutlak sebelum usaha dapat difranchisekan. Selain itu, juga harus memiliki keunikan (differensiasi) dan memiliki prototype agar bisa direplikasi ditempat lain.Alasan lain memfranchisekan usaha bagi pengusaha, dapat membuat jalan usaha menjadi lebih cepat dalam merebut pangsa pasar. Dengan begitu, franchise dapat mengatasi persaingan. Sebab didalam persaingan, siapa yang lebih dulu menguasai jaringan akan lebih unggul.Banyak juga pengusaha memilih pola franchise karena alasan ekspansi usaha menjadi lebih ringan alias tidak membutuhkan modal banyak karena modal itu akan disiapkan oleh franchiseenya atau calon franchiseenya. Hal itu sah-sah saja karena franchise merupakan salah satu metode perluasan usaha dengan modal rendah (low capital).Keterbatasan SDM juga bisa diatasi karena dengan franchise, berarti franchisor memperoleh para talent bisnis terbaik di masing-masing teritori untuk mengembangkan bisnis. Mereka itu (franchisee atau calon franchisee) adalah pengusaha lokal sebagai peminat franchise yang Anda sebagai pengusaha tawarkan. Selain itu, Anda tidak dipusingkan dengan pengelolaan karyawan karena sepenuhnya menjadi tanggung jawab franchisee. Keterbatasan manajemen juga bukan persoalan besar. Sebab, pengelolaan outlet milik franchisee dilakukan secara independen. Pengelolaan rantai usaha menjadi unit-unit bisnis mandiri. Misi Luhur FranchiseSebagai salah satu bidang usaha, harus pula diikuti bahwa memiliki tujuan dan misi, selain tentu saja untuk mendapatkan keuntungan. Nah, sistem franchise yang menggunakan sistem waralaba ini memiliki banyak segi. Salah satunya adalah untuk membuka peluang usaha.

Menurut Tri Rahardjo dan Rofian Akbar (2008) menjelaskan dengan cukup gamblang mengenai misi luhur ini. Sebagai pengusaha, yang harus Anda ingat sebagai pengusaha, menggunakan pola franchise berarti Anda harus siap berbagi profit dengan para investor atau pembeli hak franchise (franchisee). Berbeda jika Anda buka cabang sendiri, seluruh profit akan masuk ke kantong Anda sendiri.Untuk itu, calon franchisor harus memiliki misi yang luhur ketika memfranchisekan usahanya. Jangan sampai hanya berniat mengeruk keuntungan dari jualan franchise tanpa memperhatikan franchiseenya.Misi yang harus dimiliki franchisor dalam memfranchisekan usahanya adalah, membuat franchiseenya sukses (seperti franchisor) bahkan lebih sukses dari yang didapat franchisor. Yang tidak kalah penting, untuk menjadi pengusaha franchise perlu ada kesiapan mental dan pergeseran paradigma yaitu, usahanya sekarang adalah menjual bisnis kepada mitra investor. Hal ini harus diwujudkan dengan melakukan inti kegiatan antara lain, melakukan branding development, training development, dan marketing development.Sistem franchise harus dibangun karena franchisor akan menghadapi banyak mitra kerja dari berbagai macam latar belakang. Untuk melakukan operasional kemitraanyang efektif dan dapat menumbuhkembangkan usahanya secara bersama, maka perlu dibuat sistem penerapan komprehensif yang seragam dan efektif.Lepas dari misi luhur yang dijabarkan diatas, pola franchise menjadi opsi yang tepat bagi pengusaha yang memiliki keterbatasan finansial. Kenapa? Karena modal yang dikeluarkan untuk membuka outlet baru, modal kerja dan biaya perijinan semuanya ditanggung oleh pembeli hak franchise. Malah justru franchisee menjadi sumber pendapatan baru bagi franchisor dari pembayaran franchise fee dan royalty fee.Sedangkan bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM), bisnis waralaba ini dapat membantu untuk mengambangkan salah satu jenis usaha bagi lapisan bawah. Menurut Herustiati dan victoria Simanungkalit, bahwa dengan waralaba para pengusaha meningkatkan dan mengembangkan UKM. Dengan kendala yang dimilikinya mereka dapat dan mampu memanfaatkan sistem waralaba dalam mengembangkan usahanya terutama sebagai penerima waralaba (franchisee), karena: UKM mendapat pelatihan khusus yang telah terstruktur dari pihak franchisor untuk mengatasi kendala pengetahuan yang dimiliki oleh UKM. Di samping itu, franchisee (dalam hal ini UKM) dapat memanfaatkan pengalaman, organisasi & manajemen kantor franchisor; walaupun dia tetap mandiri dalam menjalankan bisnisnya sendiri. UKM jelas akan mengeluarkan biaya yang lebih rendah dibandingkan bila UKM mencoba menjalankan bisnis sejenis secara mandiri. Hal ini dimungkinkan karena franchisor tidak lagi memperhitungkan biaya-biaya percobaan Yang telah dilakukannya.UKM mendapat keuntungan untangible dengan resiko yang lebih rendah karena produk yang dihasilkannya sudah mempunyai brand name yang mapan dalam pandangan & pikiran konsumen. Disamping itu, franchisee (UKM) mendapat keuntungan dm"i pcnggunaan paten, merk dagi.mg, hak cipta, rabasia dagang, proses, [orIllula dari pihakfi'ancllisol: d) UKM dapat memanfaatkan hasil penelitian & pengembangan franchisor dalam memperbaiki bisnis sehingga bisnis tersebut tetap kornpetitif. UKM mendapat bantuan dari franchisor dalam memilih lokasi usaha berdasarkan pengalaman franchisor. Hal tersebut menguntungkan karena salah satu faktor kunci kesuksesan bisnis waralaba adalah pemilihan lokasi yang tepat dan strategis dari sisi pasar.

Apakah Bisnis Anda Layak Difranchisekan?Beberapa kemungkinan mewaralabakan usaha ini memerlukan sebuah kajian khusus. Berangkat dari pertanyaan mendasar tersebut, ada dua kajian yang mendasari franchise-ability study. Pertama, aspek non-finansial. Kedua, aspek finansial.

Selain kedua aspek tersebut, ada 4 indikator yang menjadikan usaha Anda layak difranchisekan.Be Credible: Memiliki kredibilitas usaha, dan terpercayaBe Unique: Memiliki keunikan untuk dijual Be teachable: Mudah untuk ditransformasikan kepada franchisee, danBe Profitable: Usaha tersebut mempunyai tingkat keuntungan yang baik dan tingkat pengembalian modal yang cepat

Be Profitable Be TeachableBe UniqueBe Credible Is Your Business Franchisable?

(Sumber : Successful Franchising, Mark C. Siebert)

Pertama, aspek Non-FinansialAspek non-finansial merupakan gambaran seberapa kredibel usaha Anda untuk bisa difranchisekan. Ada beberapa kategori yang dapat dijadikan acuan dalam hal ini. Yakni: Dapat terstandarisasi

Usaha yang akan difranchisekan harus dapat distandarkan. Standarisasi ini mulai dari sistem operasional, bentuk dan identitas usaha, termasuk juga sistem monitoring dan pelaporannya. Tentu ini menjadi modal awal untuk berwirausaha franchise. Usaha tersebut memiliki keunikan/keistimewaan

Keunikan ini berarti, produk yang akan kita franchisekan memiliki keunggulan yang tidak hanya profitable, melainkan unggul untul untuk kepentingan operasional usahanya. Terutama dari segi kompetisi, tidak mudah ditiru dan menjadi nilai tambah bagi usahanya.Transparan

Ini adalah kemampuan transparan, sehingga para calon mitra atau franchisee dapat melihat dengan jeli kemampuan kinerja dan dukungan dari franchisor kepada franchiseenya.Mudah transfer pengetahuan

Perusahaan yang sukses biasanya dapat mengajarkan usahanya secara efektif dan efisien, jika knowledge transfer yang dilakukan berjalan baik, maka bisnis tersebut akan semakin sukses.Sudahkah bisnis Anda benar-benar berhasil dan telah memberikan keuntungan bagi Anda? Faktor yang paling penting untuk mewaralabakan usaha adalah proven track record, usaha tersebut telah terbukti berjalan dengan sukses dan ditangani dengan baik.

Terkait dengan poin ini, calon franchisor perlu membuat semacam pilot project untuk melihat kemungkinan sistem franchisenya berjalan baik atau tidak. Perlu juga dikaji dalam franchise-ability, apakah usaha yang akan difranchisekan tersebut memiliki peminat dan pasar yang cukup untuk dijual. Jangan sampai terjadi, setelah memfranchisekan usaha ternyata peminat dan pasarnya tidak cukup banyak.

Kedua, aspek FinansialPertanyaan yang dapat diajukan bagi diri Anda sendiri adalah, apakah secara finansial bisnis tersebut dapat difranchisekan? Ini pertanyaan yang sangat penting sebelum kita memfranchisekan usaha. Ada 3 aspek yang bisa dilihat.Menghitung kelayakan bisnis yang akan difranchisekan. Bisnis franchise akan menarik banyak peminat jika bisnis tersebut dari sisi pengembalian modal relatif cepat dan dengan modal investasi yang tidak terlalu besar.Kedua, menghitung kelayakan usaha bagi franchisee. Pada faktor ini kita memproyeksikan R/L dengan memasukan unsur franchise fee dan royalty fee. Dalam hal ini, Anda dapat memproyeksikan berapa lama tingkat pengembalian modal franchisee dan berapa jumlah nilai investasi yang dibutuhkan untuk membuka suatu outlet franchisee.Ketiga, menghitung kelayakan usaha bagi Franchisor. Dalam tahapan ini Anda akan menghitung berapa jumlah nilai investasi yang akan Anda tanamkan untuk membangun perusahaan franchise. Sebagai franchisor Anda juga akan menghitung kapan kembali modal atas investasi tersebut, dan dibutuhkan berapa franchisee untuk mencapai hal tersebut.Agar tahapan-tahapan memfranchisekan usaha bisa berjalan lancar dan mampu mendukung kegiatan franchisee dalam menjalankan usahanya dengan sukses, maka proses pewaralabaannya dibagi kedalam tiga fase. Yaitu;Fase penyusunan sistem franchise,

Langkah pertama yang dilakukan dalam rangka memfranchisekan usaha yang Anda miliki adalah melakukan penyusunan sistem franchise. Sistem franchise harus solid sebagai persiapan untuk menghadapi berbagai tantangan dan persaingan. Sistem yang solid ini diharapkan mampu mengatasi masalah yang dihadapi franchisor maupun franchisee. Masalah franchisor yang bisa diatasi dengan sistem franchise adalah kemungkinan ekspansi usaha dengan modal terbatas dan terbebas dari segala kerepotan mengenai masalah tenaga kerja. Sedangkan masalah franchisee yang bisa diatasi dengan sistem franchisee adalah kemungkinan membuka usaha dengan resiko yang lebih rendah karena sudah tersedia sistem yang proven dan adanya bantuan dari franchisor.Untuk alasan itulah sistem baku dari franchise harus dibentuk. Tujuannya untuk memudahkan franchisee menduplikasi usaha. Karena sistem merupakan pengejawantahan dari pengalaman dan sistem sukses franchisor. Setelah sistem dibangun, langkah lanjutannya adalah melakukan implementasi sistem tersebut dan terus melakukan perbaikan dan pengembangan sistem secara berkelanjutan.Bagaimanapun, usaha yang Anda franchisekan akan dilepas dan dijalankan franchisee (investor). Karenanya perlu persiapan matang. Tidak boleh terburu-buru menjual franchise ketika sistemnya belum baku. Jika itu dilakukan, akan merugikan franchisee. Jika franchisor merugikan franchiseenya, dalam jangka panjang franchisor pun akan mengalami kerugian. Apalagi jika berita buruk tentang usaha franchise tersebut tersebar luas, akibatnya bisa membuat calon franchisee potensial enggan membeli franchisenya.Yang termasuk dalam penyusunan sistem franchise adalah differensiasi (uniqeness),keseragaman (uniformity) dan merek yang kuat. Differensiasi berarti, usaha tersebut memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh usaha sejenis milik pesaing. Dengan begitu, differensiasi ini menjadi salah satu keunggulan yang menonjol serta menjadi value added bagi konsumen untuk melakukan pembelian. Sedangkan keseragaman dimaksudkan untuk menciptakan kesamaan di semua cabang atau outlet. Sehingga customer (end user) di mana pun, dalam melakukan pembelian atau mendapat pelayanan jasa, tidak merasakan adanya perbedaan. Sementara merek yang kuat menjadi keharusan karena merek mencerminkan image dan karakter dari sebuah usaha (produk/layanan jasa).

Fase pemasaran franchise, dan

Fase selanjutnya setelah menyusun sistem franchise yang solid adalah fase pemasaran dari sistem tersebut. Sebuah usaha difranchisekan dengan maksud agar investor mau melakukan pembelian terhadap usaha tersebut. Agar sukses memasarkan dan menjual franchise, aktivitas marketing menjadi keharusan. Hal ini berlaku untuk kategori bisnis apapun.Sebagaimana umumnya, aktivitas marketing yang bisa dilakukan antara lain, lewat iklan di media massa (elektronik, cetak, dan sosial media/media on line), pameran/expo franchise, pemberitaan media dalam bentuk artikel (media cetak) atau talkshow (media elektronik), advertorial, brosur, flyer, poster, serta road show ke berbagai daerah untuk melakukan gathering dengan calon-calon franchisee yang potensial.Ada tiga hal yang haru diperhatikan terkait pemasaran franchise. Pertama, benefit untuk franchisee. Dalam hal ini, franchisor harus bisa meyakinkan franchisee dari ragam benefit yang diterima jika membeli usaha franchisenya. Misalnya benefit dari sisi return yang menarik, jangka waktu BEP (break event point) yang tidak terlalu lama dan sejumlah benefit lain yang bisa membuat franchisee tertarik dengan usaha franchisor.Kedua, proposal atau perjanjian kontrak waralaba (franchise agreement) yang menarik. Seringkali suatu konsep sudah bagus dan menarik tetapi tidak bisa menyajikan banyak benefit kepada franchisee. Karena itu, franchisor harus bisa menyajikan kontrak perjanjian yang mampu menarik minat calon franchisee terhadap usaha yang ditawarkan.Ketiga, strategi pemasaran yang tepat. Strategi pemasaran yang tepat akan membantu franchisor mencapai tujuannya. Franchisor harus jeli dalam menggunakan media promosi. Efektifitas dan efisiensi menjadi faktor pertimbangan utama penggunaan media promosi. Sebagai franchisor, Anda harus tahu persis apa yang Anda tawarkan kepada calon franchisee.

Fase pemeliharaan (maintenance) franchise.

Setelah bisnis franchise Anda berjalan, Anda tentu tidak bisa begitu saja melepasnya. Perlu ada pemeliharaan terhadap bisnis franchise tersebut sehingga tetap eksis dan membesar. Cara yang paling utama adalah mempertahankan sinergi kemitraan antara franchisor dengan franchisee. Komunikasi yang baik franchisee-franchisor harus dipertahankan.Dalam hubungan kerja sama ini, kesuksesan franchisee akan menjadi kesuksesan jaringan franchise yang dimiliki franchisor. Untuk itu, franchisor harus siap membantu dan memberi dukungan agar franchiseenya bisa sukses seperti yang diharapkan. Tapi jangan lupa, usaha milik franchisee adalah usaha mandiri, bukan merupakan cabang dari franchisor. Karena itu, perlu dijaga supaya dukungan dari franchisor tidak menciptakan ketergantungan franchisee kepada franchisor dalam memajukan bisnisnya.Ada tiga aktivitas yang bisa dilakukan pada fase pemeliharaan ini. Pertama, penyeleksian para franchisee. Franchisor jangan terburu-buru menyetujui calon franchisee yang berminat membeli usahanya. Franchisor harus meneliti secara jeli dan cermat terhadap calon franchiseenya. Sebab, layaknya sebuah kerja sama bisnis, kepercayaan adalah modal utama. Salah memilih franchisee bisa berakibat fatal pada bisnis yang sudah susah payah dibangun.Kedua, asistensi bagi para franchisee. Hal ini perlu dilakukan agar sistem franchise yang diterapkan bisa diduplikasi secara benar. Proses pendampingan ini begitu penting, mengingat konsep bisnis franchise ini memerlukan kebersamaan yang terus menerus dan kontinyu. Terakhir, mengatasi masalah secara bersama-sama.Lalu, kapan usaha Anda bisa difranchisekan? Seperti bisnis pada umumnya, maka produk yang dijual haruslah mampu terserap oleh pasar. Begitu halnya dengan bisnis waralaba ini. Untuk ada syaratnya, menurut Tri Raharjo dan Rofian Akbar (2008), paling tidak ada delapan syarat. Yakni;Pertama, usaha yang Anda bangun harus sukses dahulu. Ukuran sukses tidak hanya dalam hitungan bulan. Paling tidak, franchisor perlu membuktikan masa sukses usahanya dalam tiga tahun terakhir. Kurang dari itu, belum menjadi reason bagi bagi calon investor untuk membelinya. Kedua, memastikan bahwa franchisee bisa berhasil. Artinya, usaha yang dibangun oleh franchisor sangat menguntungkan dan trennya memperlihatkan kinerja penjualan yang terus meningkat. Jangan sampai niatan Anda hanya sekedar untuk mendapatkan franchise fee atau menerapkan target jangka pendek tanpa mempertimbangkan faktor franchisee.Ketiga, bisnis tersebut bisa dioperasikan oleh investor. Anda atau staf Anda harus bisa melatih calon investor untuk menjalankan usaha tersebut dalam waktu yang tidak terlalu lama.Keempat, Anda harus punya petunjuk manual untuk semua operasi usaha, baik harian, mingguan dan bulanan.. Tujuannya, agar franchisee bisa menjalankan usaha tersebut sesuai petunjuk manual secara sistimatis seperti yang Anda lakukan untuk mencapai hasil yang maksimal.Kelima, produk yang Anda jual harus punya daya tarik pasar dalam jangka waktu yang panjang. Sejumlah produk memiliki lifecircle yang sangat pendek, terutama untuk produk-produk fesyen. Anda harus memikirkan konsep produk sehingga bisa bertahan lama di pasaran. Karena itu, produk Anda harus punya differensiasi atau keunikan tersendiri.Keenam, Bisa dijalankan di berbagai tempat. Artinya, usaha tersebut bisa dijalankan di berbagai tempat sesuai dengan persyaratan usaha dan bisa dipindahkan lokasinya ke tempat lain, termasuk juga ke luar negeri.Ketujuh, usaha Anda harus punya potensi pasar yang cukup agar bisa dinikmati oleh para franchisee. Dalam hal ini, franchisee juga harus bisa meraih laba yang wajar setelah menyetorkan modal pertamanya untuk pendirian usaha. Jangan sampai margin yang ditarik franchisor terlalu tinggi sehingga merugikan franchisor.Kedelapan, Usaha tersebut sudah didaftarkan dengan nama atau mereknya. Ini harus dilakukan tidak hanya untuk melindungi usaha Anda, tetapi juga para franchisor yang menggunakan merek Anda.Sembilan, sebagai franchisor Anda harus punya SDM dan sumber dana yang memadai untuk men-supporst usaha Anda ke depannya.

Menganalisa Profitabilitas, Likuiditas, dan Solvabilitas Keuangan BisnisCara menganalisa Keuntungan

Keuntungan dalam sebuah usaha adalah sebuah keharusan. Namun dalam bisnis waralaba bukan itu yang menjadi poin utama dalam meretaskan usaha ini, bahwa proses menjadi begitu penting dalam waralaba, itu benar. Karena waralaba tidak hanya memberi keuntungan secara cepat, melainkan juga kontinyu. Untuk proses begitu penting untuk menjaga stabilitas keuntungan kita. Dalam hampir setiap presentasi atau yang tersaji dalam brosur/proposal, pemilik waralaba optimis bahwa BEP (Break Event Poit) atau titik impas akan terjadi pada periode tertentu, misalnya 6 bulan.Untuk awal, kita harus membaca data nilai Investasi Awal, biaya produksi, biaya operasional dan biaya tetap lainnya. Kesemuanya harus dihitung dengan sesama, sehingga BEP kita tidak anjlok diawal investasi. Untuk itu, perlu diperhatikan seperi ini;Misalnya, Investasi Waralaba A sebesar Rp. 10.000.000,-., biaya produksi per unit Rp. 4.000,-, harga jual produk A Rp. 10.000,-/. Seandainya pemilik Waralaba sudah menyediakan gerai seperti gerobak/etalase, kita dapat menghitung langsung dengan rumus sederhana, yaitu Rp. 10.000.000,- / (Rp. 10.000 - Rp. 4.000) = 6000. Artinya nilai investasi akan kembali bila pewaralaba sudah berhasil menjual produk snack tsb sebanyak 6000 buah. Jika rata-rata penjualan mencapai 60 unit produk/hari, diperlukan waktu 100 hari penjualan untuk mencapai BEP. Begitu pula sebaliknya, jika produk yang dijual tidak bisa memenuhi target penjualannya seperti yang dihitung di atas. Tentu proses untuk menuju BEP akan lebih lama lagi. Misalnya, penjual itu hanya mampu menjual produknya 50/hari. Tentu akan lebih lama ia akan mampu mencapai titik impas. Perhitungan di atas dapat dilakukan secara sederhana, itupun jika dalam klausul kontrak di awal antara franchisor dan franchisee terjadi kesepakan bahwa posisi franchisor sebagai penyedia utama, sedangkan franchisee menjalankan bisnis. Misalnya, semua peralatan yang digunakan, baik itu gerai/gerobak/tempat dlsb, adalah produk yang disiapkan franchisor, Apabila tidak, maka hitung-hitungannya akan berbeda. Untuk mencapai BEP seorang franchisee harus menghitung juga biaya peralatan selain biaya produksi. Untuk itu, maka biaya akan menjadi elemen biaya tetap yang menambah jumlah investasi awal dalam menggunakan bisnis franchise.

Contoh analisa keunganAnalisa Keuntungan Franchise Bubble Tea dari Frezz Bubble

Paket bazar dalam mall, asumsi penjualan rata-rata 50 cup per hari.Modal awal(paket usaha tipe outlet)Jumlah Rp. 12.500.000,-

Penjualan bulanan(Asumsi penjualan rata-rata 50 cup per hari, harga jual Rp. 9.000,-; biaya bahan baku diasumsikan Rp. 4.000,- per cup)Jumlah Rp. 13.500.000,-

Biaya-biayaBiaya sewa Rp. 2.500.000,-Biaya tenaga kerja Rp. 1.800.000,-Biaya Overhead Rp. 250.000,-License Fee Rp. 138.900,-Biaya Bahan Baku*Rp. 6.000.000,-

Jumlah Rp. 10.688.900,-

Laba(Penjualan bulanan dikurangi biaya-biaya)Jumlah Rp. 2.811.100,-

Lama pengembalian modal (RoI)**(Modal awal dibagi laba per bulan)4,4 Bulan

** Jika asumsi penjualan 50 cup per hari tercapai.

Paket Outlet dalam mall, asumsi penjualan rata-rata 75 cup per hari

Modal awal(paket usaha tipe outlet)Jumlah Rp. 25.000.000,-

Penjualan bulanan(Asumsi penjualan rata-rata 75 cup per hari, harga jual Rp. 9.000,-; biaya bahan baku diasumsikan Rp. 4.000,- per cup)Jumlah Rp. 20.250.000,-

Biaya-biayaBiaya sewa Rp. 3.000.000,-Biaya tenaga kerja Rp. 1.800.000,-Biaya Overhead Rp. 300.000,-License Fee Rp. 138.900,-Biaya Bahan Baku* Rp. 9.000.000,-Jumlah Rp. 14.238.900,-

Laba(Penjualan bulanan dikurangi biaya-biaya)Jumlah Rp. 6.011.100,-

Lama pengembalian modal (RoI)**(Modal awal dibagi laba per bulan)4,2 Bulan

** Jika asumsi penjualan 75 cup per hari tercapai.

Paket Outlet dalam mall, asumsi penjualan rata-rata 50 cup per hari

Modal awal(paket usaha tipe outlet)Jumlah Rp. 25.000.000,-

Penjualan bulanan(Asumsi penjualan rata-rata 50 cup per hari, harga jual Rp. 9.000,-; biaya bahan baku diasumsikan Rp. 4.000,- per cup)Jumlah Rp. 13.500.000,-

Biaya-biayaBiaya sewa Rp. 3.000.000,-Biaya tenaga kerja Rp. 1.800.000,-Biaya Overhead Rp. 250.000,-License Fee Rp. 138.900,-Biaya Bahan Baku* Rp. 6.000.000,-Jumlah Rp. 11.188.900,-

Laba(Penjualan bulanan dikurangi biaya-biaya)Jumlah Rp. 2.311.100,-

Lama pengembalian modal (RoI)**(Modal awal dibagi laba per bulan)10,8 Bulan

** Jika asumsi penjualan 50 cup per hari tercapai.

Likuiditas Franchise

Dalam sebuah usaha, likuiditas merupakan sesuatu keharusan. Karena memenuhi kewajiban operasional suatu perusahaan merupakan masalah bisa atau tidaknya sebuah dalam perusahaan jangka pendeknya seperti pembayaran gaji, pembayaran tagihan hutang dagang serta pembayaran biaya operasional. Suatu perusahaan dikatakan likuid apabila jumlah asset lancarnya lebih besar daripada hutang lancarnya. Masalah likuiditas perlu dijaga untuk jenis bisnis tertentu dengan siklus pendek. Masalah likuiditas perlu dijaga untuk jenis bisnis tertentu dengan siklus pendek.Dalam franchise, likuiditas ini begitu penting untuk mengetahui apakah aktiva yang telah kita investasikan menjadi sesuatu yang proven atau tidak, mencapai BEP atau belum, ini sangat ditentukan oleh bagaimana usaha ini menjadi likuid. Misalnya, jika dalam manajemen keuangan franchise, selain modal itu diinvestasikan dalam aktiva lancar, dan jangan dilupakan adalah hutang perusahaan lancar dengan jangka waktu pendek (modal kerja). Dengan adanya investasi dalam aktiva tetap, diharapkan perusahaan dapat memperoleh manfaat karena investasi tersebut. Investasi ini dapat ditujukan untuk menambah kuantitas produk, meningkatkan kualitas produk, menambah lini produk, dan lain sebagainya. Jika tidak, tentu akan sangat menganggu likuiditas perusahaan. Misalnya, franchise A tidak mampu mereproduksi usaha selama setahu, sedangkan BEP masih belum sampai. Tentu ini akan perusahaan itu akan terlikuidasi. Solvabilitas Setelah kita tahu bagaimana Profitabiltas dan Likuiditas usaha franchise, maka mari untuk mengetahui bagaimana mengetahui solvabilitas (Pemecahan) dalam franchise. Yang paling utama adalah hubungan baik antara franchisor dan franchisee. Mengenai hal ini, Pemred Majalah Info Franchise melihat ada tujuh hal yang sering dilakukan untuk menjaga harmonisasi ini;

Adakan pertemuan rutin dengan franchisee Anda. Anda bisa melakukan setiap bulan, tiga bulanan atau momen momen tertentu yang telah ditentukan.Mengundang seluruh franchisee setahun sekali untuk diadakan franchisee gathering, sekaligus digunakan untuk pembahasan program 1 tahun kedepan.Membangun media komunikasi melalui telpon, website, news letter, sms blast, fax, e-mail, dll.Memperingati hari besar secara bersama (seluruh franchisee). Mis: Halal Bihalal, Buka Puasa bersama, Natal, dll.Selalu melibatkan franchisee dalam membuat program-program baru yang akan berdampak pada gerai franchisee serta melibatkan dalam program cross database untuk program marketing.Membuat hotline untuk mempermudah franchisee berkomunikasi dengan franchisor. Sebaiknya gunakan provider telepon yang sama untuk mengurangi beban biaya telepon.Selalu mengadakan kontroling dan monitoring secara berkala sesaui dengan jadwal yang sudah ditetapkan.

Tentu, hal demikian menjadi tidak penting jika tidak adanya kesungguhan dari Franchisor dan fracnhisee, bahwa untuk menjalin hubungan dengan sistem franchise, tidak hanya berbicara soal rekanan bisnis. Lebih dari itu, mereka seperti sebuah keluarga yang akan terus bersama menapaki sukses, karena sistem inilah franchise begitu unggul dibanding yang lain.

Memprediksi Permintaan PasarDalam bisnis franchise, pasar adalah elemen penting. Tidak bisa dipungkiri bahwa jikalau tidak ada pasar, tidak ada bisnis. Apapun itu bentuknya. Termasuk juga bisnis franchise, yang sangat membutuhkan pasar sebagai domain utama berbisnis. Lalu bagaimana memprediksi permintaan pasar?

Sebagai franchisee, tentu pasar ini menjadi begitu menjanjikan. Coba Anda ingat kembali satu kunci dari bisnis franchisee. Salah satu kunci berbisnis franchise adalah ciri khas. Nah, inovasi menjadi begitu penting dalam membaca prediksi pasar. Percayalah, jika produk yang kita jual ini mempunyai ciri khas, dan tentu saja dengan branding dan marketing yang bagus, pembeli tetap mengejar kita. Di manapun kita pasar itu. Tentu saja, kita membutuhkan inovasi dan kreativitas dalam mengembangkan bisnis ini. Tapi ini bukan yang utama, jika ciri khas ini sudah melekat di pembeli. Untuk itulah, Standar Operation (SOP) begitu penting, karena di situ terjadi kelekatan dan kedekatan (Proximity) antara franchisee dengan pembeli. Itulah yang membedakan dengan yang lain.

Analisa Kekuatan dan Kelemahan Pesaing di PasarDalam berbisnis, apapun itu bisnisnya, tentu kita akan mendapatkan pesaing usaha. Tak terkecuali bisnis waralaba ini. Ada beberapa tipe pesaing bisnis;

Destruktif

Tipe ini menggunakan pasar untuk kepentingan dirinya, tanpa melihat apakah pesaing yang lain rugi atau tidak. Biasanya tipe pesaing seperti ini akan memanfaatkan cara-cara yang kadang tidak logis dalam berbisnis yang sehat, dan berusaha menancapkan pengaruhnya di lingkungan di mana ia berusaha, serta acap kali mengacaukan pasar yang telah ada.Misalnya, dalam sebuah usaha, di situ terdapat dua jenis restoran. Sebut saja A dan B. Pesaing yang destruktif membanting harga makanannya jauh di bawah standar. Ini tentu akan mengacauakan pasar yang telah disepakati.Lalu, bagaimana menghadapi tipe pesaing seperti ini?Jika sama-sama franchising, sedangkan kita orang baru, lebih baik jangan dulu mengikuti alur yang dibuat pesaing tipe ini. Selalu inovasi dengna branding, tentu akan membuat produk kita akan semakin terkenal di antara calon pembeli. Percayalah pada kekuatan produk kita. Dengan jaringan waralaba, tentu kita akan lebih mudah mendapatkan pangsa pasar, karena penelitian sebelum membaca akan begitu berpengaruh pada jalur nanti. Konstruktif

Tipe pesaing jenis ini kerap membuat inovasi dalam persaingan menghadapi pasar. Inilah yang akan membuat iklim pasar dengan inovasi-inovasi baru. Misalnya, bisnis A menambah restoran mereka dengan mendatangkan pagelaran musik setiap minggu, maka anda bisa menarik dengan mengambil ambassador pemusik atau siap sebagai penarik. Nah, inilah yang disebut kreativitas dan inovasi. Untuk berhadapan dengan tipe pesaing ini, tentu kita akan banyak belajar dan membaca, serta riset untuk bisa mengalahkan saingan kita itu.Jika anda tidak sanggup melakukan hal yang pertama karena masalah dana atau kemampuan. Gunakan cara ini yaitu cari sesuatu yang berbeda? Maksudnya walaupun dalam bisnis yang sama anda tidak perlu membuat kemampuan yang sama. Jika pesaing anda dapat membuat mobil yang bisa terbang, anda bisa mencari alternatif lain yaitu membuat mobil yang bisa menyelam ke air.Nah, dalam berbisnis waralaba, kita jangan menyerah adi dalam bisnis jangan menyerah dahulu. Walaupun mungkin saingan kita saat ini lebih kuat. Tapi ada solusi untuk tetap menarik pelanggan ke dalam usaha yang sedang kita jalani.

Analisa Konsep Bisnis di Pasar yang BerbedaSalah satu konsep bisnis franchise adalah metode jaringan. Namun jaringan ini jangan diartikan seperti metode jaringan dalam bisnis Mulit level Marketing (MLM), karena yang dijual dalam Franchise adalah proses usaha, bukan hanya produk (MLM). Nah, di situ Anda dapat mengambil secercah kesimpulan sementara bahwa dalam franchise metode jaringan begitu penting dalam membaca pasar.

Banyak sekali contoh, misalnya kita lihat jejaring bisnis Mc Donald, yang awalnya hanya ada di Amerika saja, mampu kita lihat di pojok-pojok tempat di sekitar kita. Harus diakui, bisnis waralaba memang memiliki keistimewaan, tidak hanya karena reputasi merek dan sistem bisnisnya yang memang sudah mapan. Dalam pasar yang berbeda pun, tidak ada monopoli bisnis. Bahkan juga didukung oleh pemerintah sebagai salah satu anjuran wirausaha. Sehingga, tidak berlebihan kiranya, jika franchise menurut Anang Sukandar, ketua Asosiasi Franchise Indonesia dianggap sebagai lokomotif entrepreneur baru di Indonesia. Karena melalui franchise, jalur menjadi pengusaha atau wiraswasta relatife cepat dan singkat tanpa resiko yang besar. Sehingga dengan demikian bisa memangkas waktu, tenaga, dan proses trial and error yang panjang. Cukup dengan mengambil paket pengalaman bisnis franchise yang sudah lengkap dalam panduan bisnis, sang franchisee bisa leluasa dan mudah menjalankan bisnisnya tanpa harus memulai dari nol. Di manapun pasar itu ada, karena di mana masih ada pembeli, maka di situ bisnis franchise akan tetap berjalan, tentu dengan pengamatan yagn cermat dan tepat sebelum memutuskan untuk terjun ke bisnis franchise.

BAB IIICARA MEMBACA UNSUR-UNSUR KEUANGAN

Secara garis besar, cara untuk membaca laporan keuangan telah dipaparkan oleh James O. Gill sebagai berikut:Mulai dari belakang

Setiap laporan keuangan tercantum di belakangnya siapa dan pihak mana yang mengaudit. Bagian ini sangat penting untuk diketahui agar laporan keuangan tersebut bisa dikatakan sah secara hukum. Biasanya laporan yang dibuat oleh auditor independen dimuat di bagian belakang laporan tahunan. Adapun kategori umum dalam laporan keuangan memuat hal-hal sebagai berikut:Surat CEOLaporan keuangan yang terdiri dari:

NeracaLaporan laba rugiLaporan aliran kasLaporan perubahan posisi keuanganLaporan modal pemegang saham

Catatan kakiPenjelasan dan analisisLaporan oleh audit independen

Catatan kaki

Catatan kaki merupakan poin selanjutnya yang harus diperhatikan. Catatan kaki harus diperiksa untuk melihat apakah perusahaan telah mengubah prinsip atau metode akuntansinya. Jika memang perusahaan sedang merubah akuntansinya, pastikan kita mencari tahu alasan perubahan tersebut dengan mengajukan beberapa pertanyaan berikut:Apakah periode penyusutan lebih dari seharusnya, atau karena aktiva yang tidak dipakai sehingga memiliki umur pakai yang lebih lama?Jika penjualan tidak berkembang sebagaimana yang ditargetkan, perlu dijelaskan juga di catatan kaki.Pendapatan meningkat karena adanya keberuntungan dan manajemen ingin menyimpan sebagai hasil untuk masa-masa di mana penjualan sedang menurun atau melonggarkan pembayaran pajak.Apakah penjualan menurun karena adanya perubahan dalam akuntansi dan bukan karena penjualan?

Laporan keuangan

Dalam membandingkan rasio dari seluruh tahun yang dilaporkan, berikan perhatian khusus untuk piutang dan sediaan. Jika laporan tidak menyebutkan rasionya, Anda harus melakukannya sendiri.Pertanyaan yang harus diajukan adalah sebagai berikut:Periksa apakah utang dan sediaan meningkat secara lebih cepat dibandingkan penjualan atau sebaliknya.Periksa apakah ini berarti perusahaan sedang berusaha meningkatkan atau menjaga penjualan dengan kebijakan kredit yang kurang baik.Periksa apakah perusahaan tetap mengoprasikan pabrik pada tingkat tinggi tanpa adanya penjualan.Apakah produksi tersebut dimaksudkan untuk sediaan di saat penjualan sedang tinggi?Periksa rasio lancar dan lihat apakah perusahaan membayar tepat waktu dan memiliki kebijakan penagihan piutang yang baik.Periksa apakah utang jangka panjang meluas. Hal ini berarti umumnya baik, namun jika penjualan menurun, hal tersebut mungkin tidak terlalu baik.Lihat nilai aktiva kemudian bandingkan dengan perusahaan sejenis apakah perusahaan menaksir terlalu tinggi, apakah ada penjelasan, menaksir terlalu tinggi tidak terlalu berarti tidak ada pembelian yang antusias.

Surat CEO

Memeriksa surat dari CEO atau pemilik perusahaan sangat penting dilakukan. Surat tersebut akan memberikan petunjuka kepada pihak yang berkepentingan mengenai jalanya usaha yang dikembangkan. Isi surat tersebut sejatinya harus sama dengan temuan yang Anda temukan di laporan keuangan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melihat surat dari CEO ini, yaitu:Perhatikan kata-kata lemah dalam surat seperti; kami sedang berusaha melakukan, terus bergerak maju, hampir selesai, dianggap demikian dan sebagainya.Waspadai kata-kata yang terkesan seperti permohonan maaf, kalimat yang banyak dibumbui kata-kata daripada tindakan analisis dalam penjualan utang atau laba.Surat tersebut harus mengandung informasi yang mudah dipahami mengenai hal yang sedang terjadi, arah yang akan ditempuh perusahaan dan cara mencapainya.

Penjelasan dan Analisis

Langkah selanjutnya yaitu periksa penjelasan dan analisis yang disediakan dalam laporan keuangan tersebut. Penjelasan dan analisis ini dilakukan oleh auditor independen.

Membaca NeracaDi dalamakuntansi keuangan,neracaataulaporan posisi keuangan(bahasa Inggris:balance sheet) adalah bagian darilaporan keuangansuatu perusahaan yang dihasilkan pada suatuperiode akuntansidimana hal itu menunjukkan posisi keuangan perusahaan tersebut pada akhir periode. Neraca terdiri dari tiga unsur, yaituaset,liabilitas, danekuitasyang dihubungkan dengan persamaan akuntansi berikut:

Aset = Liabilitas + Ekuitas

Informasi yang dapat disajikan di neraca antara lain posisi sumber kekayaan entitas dan sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan entitas tersebut dalam suatu periode akuntansi (triwulanan,caturwulanan, atau tahunan). Jika laporan laba rugi menggambarkan kinerja perusahaan, maka neraca menggambarkan posisi keuangan. Dengan menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban dan ekuitas pemegang saham, neraca dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengevaluasi tingkat likuiditas, struktur modal dan efisiensi perusahaan serta menghitung tingkat pengembalian aktiva atas laba bersih.Hubungan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dapat digunakan untuk mengevaluasi tingkat likuiditas perusahaan. Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Indikator yang paling sering digunakan dalam mengukur likuiditas perusahaan adalah current ratio untuk periode berjalan dengan current ratio periode sebelumnya dan juga membandingkan antara current ratio suatu perusahaan dengan current ratio perusahaan lain yang berada dalam industri yang sama. Persyaratan current ratio minimum pun acapkali diperlukan dalam kontrak perjanjian utang. Jika besarnya current ratio berada di bawah tingkat tertentu yang disyaratkan, maka dapat berakibat pada batalnya pinjaman yang akan diberikan. Informasi yang terkandung dalam neraca juga dapat dijadikan sebagai dasar untuk menghitung besarnya tingkat pengembalian aktiva atas laba bersih. Informasi ini sesungguhnya memberikan gambaran kepada pemakai laporan keuangan mengenai tingkat profitabilitas perusahaan secara keseluruhan. Cara penghitungan tingkat keuntungan tersebut adalah dengan membagi laba bersih dengan total aktiva. Dari perhitungan itu didapat berapa tingkat pengembalian dari usaha yang kita lakukan. Semakin besar tingkat pengembaliannya, otomatis semakin baik kinerja usaha yang kita lakukan tersebut. Berikut ini adalah pos-pos neraca yang umum digunakan:

AKTIVAAktiva Lancar:Kas dan Setara KasInvestasi Jangka PendekPiutangPersediaanBiaya Dibayar di MukaKEWAJIBANKewajiban Lancar:Utang Usaha & Utang Wesel Jangka PendekBeban yang Masih Harus DibayarPendapatan Diterima di MukaBagian Utang Jangka Panjang yang Lancar

Aktiva Tidak Lancar:Investasi Jangka PanjangAktiva TetapAktiva Tidak BerwujudAktiva Tidak Lancar Lainnya

Kewajiban Tidak lancar:Utang Jangka PanjangKewajiban Sewa Jangka PanjangKewajiban Pajak yang DitangguhkanKewajiban Tidak Lancar Lainya

EKUITAS PEMILIKModal DisetorLaba DitahanSaham TreasuryAkumulasi Laba Komprehensif Lainnya

Pos-pos yang ada dalam neraca umumnya diklasifikasikan sebagai pos lancar (jangka pendek) dan pos tidak lancar (jangka panjang). Bagi kebanyakan perusahaan, hitungan lancar dan tidak lancar adalah satu tahun. Jadi, aktiva yang diperkirakan akan digunakan dalam jangka waktu satu tahun atau kurang dikatakan sebagai aktiva lancar. Demikian juga sebaliknya, aktiva yang diperkirakan akan digunakan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun dikatakan sebagai aktiva tidak lancar.

Aktiva LancarAktiva lancar adalah kas dan aktiva lainnya yang diharapkan akan dapat dikonversi menjadi kas, dijual atau dikonsumsi dalam waktu satu tahun atau dalam satu siklus operasi normal perusahaan, tergantung mana yang paling lama. Siklus operasi normal perusahaan adalah lamanya waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan mulai dari membeli barang dagangan dari pemasok, menjualnya kepada pelanggan, sampai pada diterimanya penagihan piutang usaha atau piutang dagang.Untuk aktiva yang tergolong lancar, urutan penyajiannya di neraca haruslah berdasarkan pada urutan tingkat likuiditas. Kas merupakan aktiva yang paling likuid (lancar), lalu diikuti dengan investasi jangka pendek, piutang, persediaan dan biaya dibayar dimuka.

Kas dan Setara KasKas diurutkan atau ditempatkan sebagai komponen pertama dari aktiva lancar dalam neraca karena merupakan komponen aktiva yang paling likuid. Kas meliputi uang logam, uang kertas, cek, wesel pos (kiriman uang lewat pos; money orders), dan deposito.Kas dan Setara Kas merupakan istilah umum yang banyak digunakan dalam neraca. Kas sendiri terdiri dari uang kas yang disimpan di bank (cash in bank) dan uang kas yang tersedia di perusahaan (cash on hand). Sedangkan setara kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang dapat dikonversi atau dicairkan menjadi uang kas dalam jangka waktu yang sangat segera, biasanya kurang dari tiga bulan (90 hari). Contoh dari setara kas adalah sertifikat deposito yang diterbitkan bank, surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memiliki peringkat kredit yang baik, surat utang yang diterbitkan perusahaan, pemerintah atau negara dan investasi dalam dana pasar uang. Kas dan setara kas ini akan disajikan dalam neraca sebesar nilai wajar.

Investasi Jangka PendekInvestasi jangka pendek biasanya dilakukan di sekuritas utang (obligasi) dan sekuritas ekuitas (saham). Sekuritas tersebut dibeli oleh perusahaan dengan maksud untuk diperjualbelikan secara aktif dalam rangka mendapatkan keuntungan dari selisih harga jangka pendek (capital gain). Investasi dalam sekuritas di atas dilaporkan di neraca sebagai aktiva lancar (investasi jangka pendek).

PiutangDalam praktik, piutang pada umumnya diklasifikasikan menjadi piutang usaha, piutang wesel dan piutang lain-lain. Piutang usaha adalah jumlah yang akan ditagih dari pelanggan-pelanggan sebagai akibat penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang usaha biasanya diperkirakan akan dapat ditagih dalam jangka waktu yang relatif pendek, biasanya dalam waktu 30 hingga 60 hari. Piutang usaha diklasifikasikan dalam nerca sebagai aktiva lancar.Piutang wesel adalah tagihan perusahaan kepada pembuat wesel. Pembuat wesel di sini adalah pihak yang telah berhutang kepada perusahaan, baik melalui pembelian barang atau jasa secara kredit maupun melalui pinjaman sejumlah uang. Pihak yang berutang berjanji kepada perusahaan (selaku pihak yang diutangkan) untuk membayar sejumlah uang tertentu berikut bunganya dalam kurun waktu yang telah disepakati. Janji pembayaran tersebut ditulis secara formal dalam sebuah wesel atau promissory note. Bagi pihak yang berjanji untuk membayar (dalam hal ini adalah pembuat wesel), instrumen kreditnya dinamakan wesel bayar. Sedangkan bagi pihak yang dijanjikan untuk menerima pembayaran, instrumennya dinamakan wesel tagih yang akan dicatat dalam pembukuan sebagai piutang wesel.Sedangkan yang termasuk sebagai piutang lain-lain adalah piutang bunga (tagihan kreditur kepada debitur sebagai hasil dari pemberian pinjaman uang), piutang deviden (sebagai hasil dari penanaman modal), piutang pajak (tagihan subjek pajak kepada pemerintah berupa pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak) dan piutang karyawan (tagihan majikan kepada karyawan yang berhutang). Jika piutang dapat ditagih dalam jangka waktu satu tahun atau sepanjang siklus normal operasi perusahaan, dipilih yang paling lama, maka piutang lain-lain ini akan diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar.

PersediaanUntuk perusahaan dagang, persediannya dinamakan persediaan barang dagangan (hanya ada satu klasifikasi), di mana barang dagangan ini dimiliki oleh perusahaan dan sudah langsung dalam bentuk siap untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal perusahaan sehari-hari.Mengenai kepemilikan barang-barang yang masih dalam perjalanan seharusnya masuk atau diperhitungkan sebagai bagian persediaan dari pihak yang memang secara hukum memiliki hak yang sah atas barang tersebut. Untuk keperluan pencatatan, hak kepemilikan barang biasanya ditentukan di awal transaksi jual beli, yaitu berdasarkan pada perjanjian atau syarat-syarat penjualan yang disepakati. Jika syarat penjualannya adalah franko gudang penjual maka begitu barang keluar dari gudang penjual, barang tersebut telah menjadi milik atau tanggung jawab penuh pembeli. Sedangkan jika syarat penjualannya adalah franko gudang pembeli maka kepemilikan barang baru akan beralih dari penjual ke pembeli apabila barang tersebut benar-benar telah diterima atau sampai ke gudang pembeli.

Biaya Dibayar di MukaBiaya dibayar di muka yang termasuk dalam aktiva lancar adalah pengeluaran-pengeluaran yang telah dilakukan untuk manfaat yang akan diterima dalam satu tahun atau dalam satu siklus operasi normal perusahaan, dipilih yang paling lama. Contoh yang paling umum dari biaya dibayar di muka adalah biaya asuransi, sewa, iklan dan perlengkapan. Biaya dibayar di muka akan disajikan dalam neraca sebesar biaya historis.

Aktiva Tidak LancarAktiva tidak lancar mencakup berbagai pos, yaitu investasi jangka panjang (disebut investasi saja), aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan aktiva tidak lancar lainnya. Aktiva tidak lancar pada umumnya akan disajikan di neraca setelah penyajian aktiva lancar. Susunan atau urutan penyajian seperti ini adalah berdasarkan pada kebiasaan, bukan merupakan keharusan.

Investasi Jangka PanjangInvestasi yang dimiliki untuk tujuan jangka panjang akan dilaporkan di neraca dengan judul investasi. Sekuritas utang (obligasi) dan sekuritas ekuitas (saham) yang dibeli oleh perusahaan dengan maksud bukan untuk dijual dalam waktu satu tahun mendatang akan diklasifikasikan sebagai investasi jangka panjang. Dalam beberapa kasus, perusahaan juga dapat melakukan investasi jangka panjang dalam bentuk aktiva tetap, seperti tanah, yang dibeli oleh perusahaan dengan maksud bukan untuk digunakan dalam kegiatan operasi bisnis perusahaan, melainkan untuk tujuan spekulasi (investasi).

Aktiva TetapAktiva tetap merupakan harta atau kekayaan perusahaan yang digunakan dalam jangka panjang lebih dari satu tahun. Aktiva tetap merupakan bagian terpenting dalam suatu perusahaan baik ditinjau dari segi fungsinya, jumlah dana yang diinvestasikan, maupun pengawasannya. Aktiva tetap dilaporkan dalam neraca berdasarkan urutan masa manfaatnya yang paling lama, yaitu dimulai dari tanah, bangunan dan seterusnya.Aktiva tetap pada umumnya dimiliki dan digunakan oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari kegiatan operasi normal perusahaan. Aktiva berwujud ini diperoleh baik dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu. Aktiva yang umum dilaporkan di dalam kategori ini meliputi tanah, bangunan, mesin, perabot, peralatan dan kendaraan bermotor.

Aktiva Tidak BerwujudAktiva tidak berwujud adalah aktiva yang tidak memiliki wujud fisik dan dihasilkan sebagai akibat dari sebuah kontrak hukum, ekonomi maupun kontrak sosial. Contoh dari aktiva tidak berwujud adalah goodwill (nama baik), trademark (merek dagang), franchises (waralaba), patent dan copyright (hak cipta). Aktiva Tidak Lancar LainnyaPos-pos yang dicantumkan dalam kelompok aktiva tidak lancar lainnya sangat beragam dalam praktik. Umumnya, pos-pos ini meliputi biaya dibayar di muka (jangka panjang), biaya pensiun dibayar di muka, piutang tidak lancar, aktiva pajak penghasilan yang ditangguhkan dan aktiva yang dimiliki untuk dijual.

Kewajiban LancarKewajiban lancar adalah kewajiban yang diperkirakan akan dibayar dengan menggunakan aktiva lancar atau menciptakan kewajiban lancar lainnya dan harus segera dilunasi dalam jangka waktu satu tahun atau dalam satu siklus operasi normal perusahaan. Kewajiban lancar pada umumnya mencakup berbagai pos, yaitu utang usaha dan utang wesel jangka pendek, beban yang masih harus dibayar, pendapatan diterima di muka dan bagian utang jangka panjang yang lancar.

Utang Usaha dan Utang Wesel Jangka PendekUtang usaha timbul pada saat barang atau jasa diterima sebelum melakukan pembayaran. Dalam transaksi perusahaan dagang, seringkali perusahaan membeli barang dagangan secara kredit dari pemasok untuk dijual kembali kepada para pelanggannya. Utang usaha ini biasanya segera dilunasi oleh perusahaan dalam jangka waktu yang sangat singkat sesuai dengan persyaratan kredit yang tertera dalam faktur tagihan.Kewajiban dalam bentuk janji tertulis dicatat sebagai utang wesel. Pihak yang berutang berjanji kepada pihak yang diutangkan untuk membayar sejumlah uang tertentu berikut bunganya dalam kurun waktu yang telah disepakati. Janji pembayaran tersebut ditulis secara formal dalam sebuah wesel. Biasanya wesel diterbitkan oleh debitur ketika sejumlah uang dipinjam dari bank atau kreditur. Bagi pihak yang berjanji akan membayar, instrumen kreditnya dinamakan wesel bayar yang tidak lain akan dicatat sebagai utang wesel. Utang wesel dapat diklasifikasikan dalam neraca sebagai kewajiban lancar atau kewajiban tidak lancar.

Beban yang Masih Harus DibayarJika ada diantara karyawan yang mendapat gaji melebihi jumlah penghasilan tidak kena pajak (PTKP), maka pajak tersebut menjadi pajak yang terhutang kepada pemerintah atas besarnya gaji karyawan yang terkena pajak penghasilan. Sebagai pemberi kerja, berkewajiban memotong dan memungut pajak tersebut. Utang pajak penghasilan karyawan ini harus segera dibayarkan selambat-lambatnya tanggal 10 di bulan berikutnya setelah gaji dibayarkan. Selain pajak penghasilan karyawan, termasuk dalam beban yang harus dibayar yaitu utang bunga, utang upah dan utang pajak penjualan.

Pendapatan Diterima di MukaPendapatan di muka timbul pada saat pembayaran diterima sebelum barang atau jasa diberikan. Contohnya adalah sewa diterima di muka, dimana pihak yang menyewakan biasanya akan menerima terlebih dahulu uang muka dari pihak penyewa untuk pemakaian sewa beberapa bulan ke depan. Uang yang diterima di muka ini, bagi pihak yang menyewakan merupakan utang, karena uang telah diterima atas periode sewa yang belum berjalan. Utang secara berangsur-angsur akan berkurang secara proporsional dari bulan ke bulan sepanjang pemakaian sewa yang telah terjadi.

Bagian Utang Jangka Panjang yang LancarBagian dari utang jangka panjang yang lancar adalah sebagian dari kewajiban jangka panjang yang akan segera jatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun atau dalam satu siklus operasi normal perusahaan.

Kewajiban Tidak LancarKewajiban tidak lancar adalah kewajiban yang diperkirakan tidak akan dibayar dalam waktu 12 bulan atau dalam satu siklus operasi normal. Kewajiban tidak lancar pada umumnya mencakup berbagai pos, yaitu utang jangka panjang, kewajiban sewa jangka panjang, kewajiban pajak penghasilan yang ditangguhkan dan kewajiban tidak lancar lainnya.

Utang Jangka PanjangWesel jangka panjang, obligasi dan kewajiban sejenis lainnya yang tidak memerlukan penggunaan dana lancar untuk pembayarannya akan dilaporkan dalam neraca dengan judul utang jangka panjang.

Kewajiban Sewa Jangka PanjangUntuk akuntansi sewa guna usaha modal, nilai sekarang dari pembayaran sewa minimum akan dicatat sebagai kewajiban jangka panjang. Bagian dari kewajiban jangka panjang tersebut yang akan jatuh tempo dalam satu tahun mendatang akan diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar.

Kewajiban Pajak Penghasilan yang DitangguhkanKewajiban pajak penghasilan yang ditangguhkan adalah perkiraan pajak penghasilan atas pendapatan yang sudah terjadi (menurut akuntansi), tetapi berdasarkan ketentuan perpajakan belum terhutang pajak (karena belum ada penerimaan kas). Oleh karena itulah dikatakan sebagai kewajiban pajak yang ditangguhkan. Kewajiban pajak ini timbul karena adanya perbedaan sementara dalam hal pengakuan pendapatan dan beban antara menurut akuntansi dengan menurut pajak.

Kewajiban Tidak Lancar LainnyaYang termasuk sebagai kewajiban tidak lancar lainnya adalah kewajiban pensiun yang masih harus dibayar, utang jaminan produk dan kewajiban kontinjensi lainnya. Suatu transaksi yang terjadi di masa lampau akan menimbulkan kewajiban apabila kejadian tertentu terjadi di masa mendatang. Kewajiban ini dinamakan kewajiban kontinjensi. Beberapa perusahaan setuju untuk memberikan garansi atau jaminan kepada pelanggannya atas unit produk yang kurang memuaskan atau untuk mengganti barang yang rusak. Ketika jaminan ini melibatkan biaya di masa yang akan datang, maka estimasi atas biaya garansi seharusnya dibuat dan ditandingkan terhadap pendapatan periode berjalan.

Ekuitas PemilikAda beberapa macam metode pelaporan ekuitas yang umum digunakan. Untuk perusahaan perseorangan, ekuitas dilaporkan secara tunggal dengan menggunakan akun modal. Untuk perusahaan persekutuan, ekuitas dilaporkan dengan menggunakan beberapa akun modal yang disajikan secara terpisah untuk masing-masing anggota sekutu. Adapun ekuitas pemilik dalam perusahaan perseroan dinamakan sebagai ekuitas pemegang saham. Dalam neraca perseroan, bagian ekuitas pemegang saham akan melaporkan secara terpisah jumlah dari masing-masing dua sumber utama modal. Sumber modal pertama adalah modal yang disetor dan kedua adalah laba bersih yang diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan, yang dinamakan laba ditahan.

Modal DisetorModal disetor dapat dipahami sebagai keseluruhan jumlah kas dan aktiva lainnya yang disetorkan oleh pemegang saham ke dalam perseroan untuk dipertukarkan dengan saham. Jumlah maksimum lembar saham yang dapat diterbitkan oleh perseroan dinamakan sebagai modal dasar. Besarnya modal dasar biasanya disebutkan dalam akta pendirian perusahaan.

Laba DitahanLaba ditahan timbul sebagai hasil dari kegiatan perusahaan, yaitu laba bersih. Sebagian laba bersih ini akan ditahan atau diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan. Besarnya laba ditahan pada akhir periode sesungguhnya adalah akumulasi laba bersih dari keseluruhan periode yang masih tersisa setelah dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden. Besarnya laba ditahan pada akhir periode dapat dihitung dengan cara menyesuaikan laba ditahan yang ada pada awal periode dengan laba ditahan untuk periode berjalan.

Saham TreasurySaham yang diperoleh kembali adalah saham milik perusahaan yang telah diterbitkan dan beredar, kemudian dibeli kembali oleh perusahaan. Perusahaan dapat membeli kembali saham miliknya dengan beberapa alasan berikut: Diberikan sebagai bonus kepada pejabat dan karyawan perusahaanMeningkatkan volume perdagangan saham di bursa efek dengan harapan dapat mendongkrak harga pasar sahamMemperoleh tambahan saham yang akan digunakan dalam rangka akuisisi perusahaan lainMengurangi jumlah lembar saham yang beredar

Akumulasi Laba Komprehensif LainLaba komprehensif lain biasanya timbul dari:Penyesuaian atas pengukuran ulang mata uang asingKeuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas sekuritas yang tersedia untuk dijualKeuntungan atau kerugian yang ditangguhkan atas instrumen keuangan derivatif

Membaca Rugi LabaLaba bersih berasal dari transaksi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. Transaksi-transaksi ini diikhtisarkan dalam laporan laba rugi. Para akuntan telah mengadopsi pendekatan transaksi dalam mengukur laba atau rugi bersih, yang menekankan pada perhitungan langsung antara pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. Pendekatan transaksi ini biasanya disebut metode penandingan. Laba dihasilkan dari selisih antara sumber daya masuk (pendapatan dan keuntungan) dengan sumber daya keluar (beban dan kerugian) selama priode waktu tertentu.

Adapun definisi yang resmi digunakan untuk pos pos yang berhubungan dengan laba atau dikenal sebagai unsur-unsur utama laporan laba rugi adalah sebagai berikut:Pendapatan; adalah arus masuk aktiva atau peningkatan lainnya atas aktiva atau penyelesaian kewajiban entitas (atau kombinasi dari keduanya) dari pengiriman barang, pemberian jasa atau aktivitas lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan.Beban; adalah arus keluar aktiva atau penggunaan lainnya atas aktiva atau terjadinya kewajiban entitas yang disebabkan oleh pengiriman atau pembuatan barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan.Keuntungan; adalah kenaikan dalam ekuitas (aktiva bersih) entitas yang ditimbulkan oleh transaksi peripheral (transaksi di luar operasi utama atau operasi sentral perusahaan) atau transaksi insidental (transaksi yang keterjadiannya jarang) dan dari seluruh transaksi lainnya serta peristiwa maupun keadaan-keadaan lainnya yang mempengaruhi entitas, tidak termasuk yang berasal dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.Kerugian; adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) entitas yang ditimbulkan oleh transaksi peripheral (transaksi di luar operasi utama atau operasi sentral perusahaan) atau transaksi insidental (transaksi yang terjadinya jarang) dan dari seluruh transaksi lainnya serta peristiwa maupun keadaan-keadaan lainnya yang mempengaruhi entitas, tidak termasuk yang berasal dari beban atau distribusi kepada pemilik.

Pendapatan bisa dalam berbagai bentuk, seperti penjualan, honor, bunga, deviden dan sewa. Demikian juga dengan beban, yang memiliki berbagai bentuk seperti harga pokok penjualan, biaya pengiriman barang atau ongkos angkut keluar, penyusutan, amortisasi, bunga, sewa, gaji dan upah, utilitas (air, listrik, telepon), piutang tak tertagih, garansi, asuransi, iklan, perlengkapan dan pajak. Keuntungan dan kerugian juga bisa berasal dari banyak peristiwa seperti penjualan investasi, penjualan aktiva tetap, penebusan utang obligasi, penjualan piutang usaha dan lain-lain.Laporan laba rugi dapat disusun dalam dua bentuk pilihan, yaitu bentuk langsung (single step) atau bentuk bertahap (multiple step). Laporan laba rugi dengan bentuk langsung menekankan pada total pendapatan dan total beban sebagai faktor penetu laba/rugi bersih. Seluruh pendapatan, baik yang berasal dari kegiatan normal bisnis perusahaan (yaitu pendapatan penjualan bersih) maupun yang bukan berasal dari kegiatan normal bisnis perusahaan atau pendapatan lain-lain seperti pendapatan bunga, deviden dan sewa akan digabung menjadi satu jumlah sebagai total pendapatan.Demikian juga untuk seluruh beban, beban umum dan administrasi hingga beban bunga (beban lain-lain) akan digabung menjadi sat jumlah sebagai total beban. Laba/rugi bersih dihitung dari selisih antara total pendapatan dengan total beban. Dengan demikian, dalam laporan laba rugi bentuk langsung ini tidak merinci berapa besarnya laba kotor, beban operasional, laba operasional, pendapatan lain-lain dan beban lain-lain.Laporan laba rugi langsung biasanya dipakai dalam laporan keuangan karena bentuknya yang sederhana, meskipun dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan laporan laba rugi bertahap semakin populer. Keunggulan utama dari laporan laba rugi bentuk langsung adalah terletak pada kesederhanaan penyajian dan tidak adanya implikasi bahwa satu jenis pos pendapatan atau beban lebih diprioritaskan dari yang lainnya. Dengan demikian, laporan laba rugi bentuk langsung ini menghilangkan masalah klasifikasi yang bisa muncul.Berikut ini adalah format laporan laba rugi bentuk langsung:

PT. UNTUNG JAYALaporan Laba RugiUntuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2007

Pendapatan:Penjualan Bersih xxxPendapatan Deviden xxxPendapatan Sewa xxx +Total Pendapatan xxx BebanHarga Pokok Penjualan xxxBeban Penjualan xxxBeban Umum dan Administrasi xxxBeban Bung xxx +Total Beban xxx -

Laba sebelum Pajak Penghasilan xxxPajak Penghasilan xxx -Laba Bersih xxx

Sedangkan untuk laporan laba rugi dengan bentuk bertahap, laporan laba rugi bentuk ini menunjukan tahapan-tahapan dalam menentukan laba bersih. Pendapatan penjualan bersih akan dikurangkan dengan harga pokok penjualan untuk menentukan besarnya laba kotor. Laba kotor ini akan dikurangkan dengan beban operasional yang terdiri dari beban penjualan dan beban umum dan administrasi untuk menentukan besarnya laba operasional. Lalu, laba operasional ini akan ditambah dengan pendapatan dan keuntungan lain-lain dan dikurangkan dengan beban dan kerugian lain-lain untuk menentukan besarnya laba sebelum pajak penghasilan. Laba sebelum pajak penghasilan dikurangkan dengan pajak penghasilan diperoleh laba bersih.Dalam laporan laba rugi bentuk bertahap, bagian operasi dipisahkan dan dibedakan dengan bagian nonoperasi. Bagian operasi adalah bagian yang melaporkan pendapatan dan beban dari operasi utama perusahaan. Bagian operasi ini memuat bagian pendapatan penjualan, harga pokok penjualan, beban penjualan, serta beban umum dan administrasi. Sedangkan bagian nonoperasi adalah bagian yang melaporkan pendapatan dan beban lain-lain dari aktivitas sekunder perusahaan, seperti pendapatan deviden, pendapatan sewa dan beban bunga. Selain itu, keuntungan dan kerugian tertentu yang jarang terjadi juga dilaporkan dalam bagian nonoperasi, seperti keuntungan atas penjualan investasi dan kerugian atas penjualan peralatan. Umumnya, bagian nonoperasi dibadi menjadi dua subbagian utama, yaitu; pendapatan dan keuntungan lain-lain dan beban dan kerugian lain-lain.Berikut contoh format laporan laba rugi bentuk bertahap:

PT. Untung JayaLaporan Laba RugiUntuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2007

Pendapatan Penjualan:Penjualan xxxReturn & Penyesuaian Harga Jual (xxx)Potongan penjualan (xxx) Penjualan Bersih xxx

Harga Pokok Penjualan:Persediaan Barang Dagangan (awal) xxxPembelian xxxReturn & Penyesuaian Harga Beli (xxx)Potongan Pembelian (xxx)Pembelian Bersih xxxOngkos Angkut Masuk xxxHarga Pokok Barang yang Dibeli xxxHarga Pokok Barang yang Tersedia untuk Dijual xxxPersediaan Barang Dagangan (akhir) (xxx)Harga Pokok Penjualan (xxx)Laba Kotor xxx

Beban Operasional:

Beban Penjualan:Beban Upah Karyawan Toko xxxBeban Perlengkapan Toko xxxBeban Sewa Toko xxxBeban Iklan xxxBeban Pengiriman Barang xxxBeban Penyusutan Peralatan Toko xxxBeban Penjualan Lainnya xxxTotal Beban Penjualan xxx

Beban Umum dan Administrasi:Beban Upah Karyawan Kantor xxxBeban Perlengkapan Kantor xxxBeban Utilitas xxxBeban Penyusutan Gedung Kantor xxxBeban Penyusutan Peralatan Kantor xxxBeban Umum dan Administras Lainnya xxxTotal Beban Umum dan Administrasi xxxTotal Beban Operasional (xxx)Laba Operasional xxx

Pendapatan dan Keuntungan Lain-lain:Pendapatan Deviden xxxPendapatan Sewa xxxKeuntungan atas Penjualan Investasi